Islam di Lampung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 182.1.233.62 dan Mike herlin) dan mengembalikan revisi 18255545 oleh Gervant of Shiganshina Tag: Pengembalian manual |
→Tinjauan Umum: Memperjelas konten penjelasan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 11:
===Tinjauan Umum===
Didalam sejarah kedatangan AL-Mujahid dari Pasai pesisir pantai utara Sumatra, Keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain Gelar Sultan Yang Dipertuan, Sampainya-n di Pagaruyuang, kemudia setelah berdirinya Kerajaan Pagaruyung, dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja tersebut beranjak ke Muko Muko menyebarkan agama Islam. Setelah itu Kerajaan Sekala Brak Kuno ditaklukan oleh Empat Umpu yang menolak ajaran agama islam kemudian Kerajaan Sekala Brak Kuno berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak. Yang berada di Empat Titik Kebesaran, yaitu pada Kepaksian Pernong terletak di kaki Gunung Pesagi di HANIBUNG Kecamatan Batu Brak, Kab. Lampung Barat (Gunung tertinggi di tanah Lampung), Kepaksian Nyerupa berada di Tampak Siring, Kepaksian Bejalan Di Way berada di puncak, Kepaksian Belunguh berada di Tanjung Menang.
Kepaksian Sekala Brak adalah nama asli dari pada Struktur Organisasi yang berdiri sejak
Dari ketiga pintu masuk agama Islam itu, yang paling berpengaruh melalui jalur
Selain itu, menurut buku Sejarah Perkembangan Pemerintahan di Lampung Buku II, terbitan DHD Angkatan 45 Lampung tahun 1994, halaman 49-53, disebutkan pada sekitar abad 18, sebanyak 12 orang penggawa dari beberapa kebuaian di daerah ini mengunjungi Banten untuk belajar agama Islam. Mereka adalah penggawa dari Bumi Pemuka Bumi, penggawa dari Buai Subing, Buai Berugo, Buai Selagai, Buai Aji, Buai Teladas, Buai Bugis, Buai Mega Putih, Buai Muyi, Buai Cempaka, Buai Kametaro, dan Buai Bungo Mayang.
Di
Bangsa Tumi mengagungkan sebuah pohon bernama Belasa Kepampang (Kepappang) atau nangka bercabang.
=== Masuk melalui budaya setempat ===
|