Janjiku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raafianisme (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Raafianisme (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 115:
Seorang wanita yang baik hati tersebut bernama Bu Maria yang akhirnya menolong Laras dan bayinya dengan tulus ikhlas serta mempersilahkan mereka tinggal serumah dengan beliau. Meskipun Bu Maria adalah seorang perawan tua yang hanya bekerja di bagian Pelayanan Kebersihan di Sebuah Hotel, beliau bersedia mencarikan perkerjaan yang layak untuk Laras. Demi bayinya yang diberi nama Nada, Laras berjuang hidup dengan bekerja menggantikan Bu Maria yang memilih beristirahat sembari ikut membesarkan putrinya. Nada tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sangat berbakat dibidang tarik suara hingga akhirnya dia mampu mewujudkan impiannya menjadi penyanyi terkenal dan membuat Laras bangga serta membuat kagum Bu Maria.
 
Bu Maria merasa kasihan dengan penderitaan yang dialami oleh Laras setelah hampir diperkosa oleh Pak Gusti yang memang sudah beliau ketahui tabiat buruk tetangganya tersebut yang selama ini dikenal selalu gemar bermain wanita meskipun telah beristri dan berkeluarga. Bahkan sebelum upaya percobaan pemerkosaan yang menimpa Laras oleh Pak Gusti, ibunda Nada tersebut juga telah ditinggal mati Pak Budaya, kakeknya yang hendak mencari keberadaan cucunya tetapi justru disambut dengan bentakan oleh Rita, kakak perempuan Jimmy yang juga kakak ipar Laras. Kakek Laras tersebut yang baru mengetahui bahwa cucunya telah diusir oleh Jimmy yang tak lain adalah suami Laras dan cucu menantu Pak Budaya, akhirnya jatuh sakit karena lemah jantung hingga mendadak tergeletak di tepi jalan saat akan pulang ke rumah.
 
Meski Pak Budaya sempat dibawa ke rumah sakit oleh dua orang satpam penjaga rumah Pak Hadi untuk mendapatkan pertolongan medis namun menghembuskan nafas terakhir beliau di sana, itulah sebabnya bahwa Laras yang hendak pulang ke rumah Pak Gusti dengan tangan hampa dan harus menelan pil pahit setelah sempat berkonsultasi dengan Pak Ridwan tentang penundaan rencana donor mata atas Nada bayi secara tak sengaja tersandung kasur dorong dengan selimut pembungkus mayat yang mulai terbuka dan mendapati bahwa mayat itu adalah kakeknya sendiri. Hal itulah yang membuat Laras ternyata harus kembali berduka karena dia akhirnya harus kehilangan seorang kakek yang telah menyayanginya setelah kematian kedua orangtuanya akibat dari musibah kecelakaan maut lalu lintas.
 
Bu Maria akhirnya mulai jatuh sakit dan Laras, ibunda Nada lebih menganjurkan beliau untuk banyak beristirahat meskipun sempat hendak mengajaknya untuk makan malam bersama namun terkejut bahwa ia mendapati ibu asuhnya tersebut ditemukan bersimbah darah dalam keadaan tak sadarkan diri saat tengah tertidur lelap dan sempat dilarikan ke rumah sakit namun takdir berkata lain, Bu Maria akhirnya meninggal dunia. Laras, ibunda Nada akhirnya sadar bahwa meskipun ia berbalas budi dengan Bu Maria karena dia sangat berjasa membantu dirinya dan putrinya setelah sempat diusir oleh keluarga Jimmy bahkan hampir diperkosa oleh Pak Gusti, namun ia tetap mengenang kebaikan ibu asuhnya tersebut walaupun tidak sempat memberi ucapan terima kasih atas kebaikan dari ibu asuhnya tersebut. Bahkan Nada juga sangat terpukul dengan kematian nenek asuhnya secara mendadak meskipun beliau dikenal sangat baik hati dengannya.