Surat Batak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan perubahan yang tidak biasa pada artikel pilihan atau artikel bagus VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 31:
 
== Penggunaan ==
Surat Batak terdiri dari beberapa varian yang digunakan untuk menulis limaempat bahasa [[rumpun bahasa Batak|Batak]]:{{efn|Secara umum, rumpun bahasa Batak dapat dibagi menjadi dua kelompok: kelompok utara yang terdiri dari bahasa [[bahasa Alas-Kluet|Alas-Kluet]], [[bahasa Karo|Karo]], dan [[bahasa Pakpak|Pakpak]]-[[bahasa Dairi|Dairi]] serta kelompok selatan yang terdiri dari [[bahasa Batak Angkola|Angkola]]-[[bahasa Mandailing|Mandailing]], [[bahasa Simalungun|Simalungun]], dan [[bahasa Toba|Toba]].<ref name=Adelaar>{{cite book |last=Adelaar|first=K A|chapter=Reconstruction of Proto-Batak Phonology |title=Historical Linguistics in Indonesia|editor=Robert A Blust|volume=1|publisher=Universitas Katolik Indonesia Atma Jayan|year=1981|location=Jakarta|page=1-20}}</ref>}} [[bahasa Karo|KaroAngkola]], [[bahasa Pakpak|Pakpak]], [[bahasa Mandailing|Mandailing]], [[bahasa Simalungun|Simalungun]], dan [[bahasa Toba|Toba]].<ref name="uni">{{cite journal|url=http://std.dkuug.dk/jtc1/sc2/wg2/docs/n3320.pdf|first=Michael|last=Everson| last2 = Kozok | first2 = Uli|title=Proposal for encoding the Batak script in the UCS|journal=ISO/IEC JTC1/SC2/WG2|issue=N3320R|date=07-10-2008|publisher=Unicode}}</ref> Kaum pendeta Batak kadang digambarkan sebagai satu-satunya pengguna surat Batak, namun kemampuan membaca dan menulis surat Batak tersebar dalam berbagai lapisan masyarakat Batak dan tidak jarang ditemukan perkakas sehari-hari yang diguratkan dengan surat Batak oleh pemiliknya masing-masing.{{sfn|Kozok|2000|pp=53}} Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Batak pra-kemerdekaan menggunakan surat Batak untuk beberapa fungsi tertentu seperti penulisan naskah ''pustaha'' dan surat menyurat.{{sfn|Kozok|1996|pp=245–246}}
 
{{sfn|Kozok|1996|pp=245–246}}[[Berkas:Batak priest with priest staff, pustaha, and medicine horn.jpg|ka|240px|jmpl|Pendeta atau ''datu'' Batak dengan pustaha yang sedang digelar]]
{| class="wikitable" style="margin:0 auto;" align="center" colspan="2" cellpadding="3" style="font-size: 80%; width: 100%;"
|-
|state = {{{1<includeonly>|collapsed</includeonly>}}} align=center colspan=2 style="background:#D3D3D3; font-size: 100%;"| '''Penggunaan Aksara Batak'''
|-
|align=center; colspan=2|
<gallery mode="packed" heights=200px>
Berkas:The Childrens Museum of Indianapolis - Carved bone calendar and almanac.jpg|Kalender Batak (''[[:en:porhalaan|porhalaan]]'') yang digurat di tulang, koleksi Museum Anak-anak Indianapolis
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bamboe tabaks- en wichelkoker met Bataks schrift TMnr 512-4.jpg|Ratapan Batak Karo (''bilang-bilang'') pada tabung bambu, koleksi Tropenmuseum
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wichelboekje van palmblad TMnr 5991-6.jpg|Pustaha tanpa sampul koleksi Tropenmuseum
Berkas:Interior of great pustaha in tropenmuseum.jpg|Salah satu halaman dalam ''[[Pustaha Agung]]'' koleksi Tropenmuseum
Berkas:Letter_from_singamangaraja_xii_in_batak_script_i.jpg|Surat dari [[Sisingamangaraja XII]] dengan isi dan cap beraksara Batak, koleksi Tropenmuseum
Berkas:Batak_gospel_of_mark.jpg|[[Injil Markus]] dalam bahasa Batak Toba yang dicetak pada tahun 1867
</gallery>
|}
[[Berkas:Batak priest with priest staff, pustaha, and medicine horn.jpg|ka|240px|jmpl|Pendeta atau ''datu'' Batak dengan pustaha yang sedang digelar]]
''[[Pustaha]]'' merupakan panduan dan catatan pribadi pendeta [[Parmalim|adat Batak]] (''datu'') mengenai ilmu kedukunan (''hadatuan''). Pustaha umumnya dimulai dengan daftar ''datu'' yang mewariskan ilmunya secara turun-temurun hingga penulis pustaha yang bersangkutan, diikuti dengan pembahasan ilmu ''hadatuan'' yang mencakup namun tidak terbatas pada resep obat-obatan, cara membuat jimat penolak bala, menerapkan atau menghilangkan kutukan, serta penentuan hari baik-buruk melalui astrologi dan metode ramalan lainnya. Isi pustaha digubah menggunakan varian bahasa Batak arkais yang disebut ''hata poda'', secara harfiah berarti "bahasa amanat". Bahasa ini khusus digunakan oleh para ''datu'' dan calon ''datu'' di seantero ranah Batak untuk mempermudah komunikasi antarindividu yang sering kali bahasa ibunya berbeda-beda. Karena sifatnya sebagai catatan pribadi dan bahasanya yang arkais, informasi dan maksud persis di dalam pustaha sering kali sulit dipahami.{{sfn|Kozok|1996|pp=241–242}}
 
Dalam tradisi sastra Batak, hanya genre ratapan yang umumnya dituliskan. Ratapan Batak (disebut ''bilang-bilang'' dalam bahasa Karo, ''andung'' dalam bahasa Mandailing, dan ''sumansuman'' dalam bahasa Simalungun) merupakan keluh kesah mengenai cinta atau nasib pilu yang digubah dalam bentuk prosa. Teks ini biasanya diguratkan pada bambu, tulang, dan perkakas sehari-hari oleh pemilik benda bersangkutan. Ratapan Karo dan Simalungun sering kali ditemukan pada bambu dan perkakas yang diukir dengan kerajinan tinggi, sementara ratapan Mandailing umumnya hanya ditemukan pada bambu polos. Pada benda-benda tertentu, penggalan ratapan hanya digunakan sebagai teks pengisi dalam komponen pembentuk jimat.{{sfn|Kozok|1996|pp=236-239}}{{sfn|Kozok|2000|pp=50-51}}
 
Aksara Batak lazim digunakan oleh masyarakat awam untuk kegiatan surat-menyurat dengan media bambu, meski beberapa surat kertas juga diketahui. Tidak banyak tipe naskah ini yang kini tersisa karena kebanyakan surat Batak hanya berisikan pesan pendek yang kemudian dibuang setelah perihal yang bersangkutan terselesaikan. Terdapat pula jenis surat bernama ''pulas'' yang digunakan untuk menyampaikan tuntutan dan ancaman, misal untuk membayar utang atau mengembalikan sandra. Surat ancaman ini selalu disertai dengan miniatur senjata atau [[rijang|batuapi]] untuk mempertegas pesan yang disampaikan. ''Pulas'' terutama umum digunakan di daerah Karo, meski penggunaannya juga tercatat di daerah Batak lainnya. Pemilik perkebunan tembakau di [[Deli]] abad ke-19 kerap menerima surat ancaman semacam ini dari masyarakat Karo yang tanahnya sering kali disengketakan. Tak jarang pula para mengirim ''pulas'' tersebut menindaklanjuti ancaman mereka dengan membakar gudang dan perkebunan pada tanah yang dipermasalahkan.{{sfn|Kozok|1996|pp=236-239}}{{sfn|Kozok|2000|pp=51}}
 
[[Misionaris]] [[Kristen]] Jerman yang mulai aktif di ranah Batak pada tahun 1860 awalnya menggunakan surat Batak dalam penyebaran dakwah mereka karena dinilai lebih cepat dan mudah diterima oleh masyarakat lokal dibanding [[huruf Latin]] yang perlu diajarkan terlebih dulu.<ref>{{cite Journal|last=Schreiber|first=August|year=1884|title=In welchen Sprachen predigen unsere Missionare?|journal=Berichte der Rheinischen Missions-Gesellschaft|volume=41|page=164-173}}</ref> Hal ini mendorong berkembangnya teknologi cetak untuk memproduksi buku-buku bersurat Batak secara massal, terutama buku pelajaran dan terjemahan [[Injil]] yang menjadi bahan pengajaran dalam sekolah-sekolah misionaris. Beberapa percetakan yang memproduksi materi bersurat Batak antara abad ke-19 hingga 20 adalah percetakan [[:en:Elberfeld|Elberfeld]] di Jerman, [[Laguboti]] di pesisir selatan Danau Toba, dan [[Percetakan Negara Republik Indonesia|Landsdrukkerij]] atau Percetakan Negeri di [[Batavia]].{{sfn|Kozok|2000|pp=38-39}}