Elegi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Umarwarkop (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 2:
'''Elegi''' adalah istilah umum dalam kesusastraan yang merujuk kepada syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian. Namun tak hanya kematian, penggunaan kata "elegi" dalam syair atau lirik lagu juga dapat ditujukan untuk menggambarkan perasaan kehilangan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu lagu penyanyi [[Indonesia]], [[Ebiet G. Ade]] berjudul ''Elegi Esok Pagi''. Karena mendefinisikan suatu ratapan kesedihan, elegi juga menjadi salah satu jenis genre [[puisi]] modern, yaitu puisi elegi. Puisi ini dapat diartikan sebagai puisi baru yang berisi ratap tangis atau kesedihan. Objek yang digambarkan di dalam puisi elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas peristiwa yang pernah dialami, atau dapat juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu. Elegi juga dapat digunakan untuk mengungkapkan empati atas peristiwa kemalangan yang dialami oleh orang lain. Namun sebenarnya, puisi elegi sudah ada sejak zaman kesusastraan [[Yunani]] dan Romawi. Saat itu, semua puisi yang bertemakan cinta, perang, dan juga kematian dimasukkan dalam puisi elegi. Lalu, sejak abad ke-16, istilah puisi elegi diterapkan untuk puisi ratapan atas kematian seseorang.<ref>KBBI: [http://kbbi.web.id/elegi Elegi], diakses 24 Mei 2017</ref><ref>Any Web: [http://any.web.id/definisi-dan-penggunaan-kata-elegi.info Definisi dan Penggunaan Kata “Elegi”], diakses 24 Mei 2017</ref>
 
Dengan mengkatagorikan elegi sebagai puisi baru, maka para penikmat seni dapat melihat ciri dari puisi baru tesebut. Ciri yang akan dilihat pertama kali, bahwa pengarang puisi baru dicantumkan dalam puisi.Selain itu, puisi baru juga mengganakan majas, dan gaya bahasa yang dinamis, atau boleh dikatakan gaya bahsanya dapat berubah-ubah. Jika dilihat dari strukturnya, puisi baru akan tersusun rapi, dan bersifat simetris. Kebanyakan puisi ini berbentuk empat dalam seuntai. Dalam puisi ini (elegi), setiap barisnya, berbentuk sebuah kesatuan sinkasis yang utuh.<ref>[https://kolomutama.com/2017/05/dasar-dan-konsep-elegi-dalam-sastra/"Dasar Dan Konsep Elegi Dalam Sastra"]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Dengan melihat Elegi, kita dapat mengetahui, bahwa di dalam penulisan sebuah puisi terdapat beberapa jenis puisi yang dapat dilihat dari isi puisi tersebut. Jenis pertama adalah Balada, yang merupakan jenis puisi baru, yang menceritakan sebuah kisah. Puisi jenis balada, biasanya terdiri dari 3 bait dan 8 larik, yaitu a-b-a-b-b-c-c-b, kemudian strukturnya berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.