Anton Medan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
Sebelum masuk Islam, Anton dibesarkan di tengah-tengah politik gelap Indonesia. Itu selama pemerintahan [[Orde Baru]] [[Suharto]] ketika preman digunakan dalam politik, bisnis dan instansi pemerintah.<ref>{{cite journal|author=Benedict R. O'G. Anderson |title=Indonesian Nationalism Today and in the Future |journal=Indonesia |volume=67 |year=1999| pages=1&ndash;12 |url=http://cip.cornell.edu:80/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1106955616?abstract= |doi=10.2307/3351374|format= &ndash; <sup>[https://scholar.google.co.uk/scholar?hl=en&lr=&q=intitle%3AIndonesian+Nationalism+Today+and+in+the+Future&as_publication=Indonesia&as_ylo=&as_yhi=&btnG=Search Scholar search]</sup>|jstor=3351374|publisher=Southeast Asia Program Publications at Cornell University|issue=67|hdl=1813/54161|hdl-access=free}} {{dead link|date=April 2009}}</ref>
 
Pada tahun 1998, Anton Medan dijadikan kambing hitam untuk orkestrasi [[Kerusuhan Mei 1998|Kerusuhan Jakarta]] setelah tuduhan itu diam-diam dicabut.<ref name="pp"/> Kerusuhan yang awalnya merupakan demonstrasi mahasiswa untuk memprotes presiden Indonesia [[Soeharto]] berubah menjadi demonstrasi [[anti-Tionghoa]] di ibu kota Jakarta. Anton Medan keturunan [[Tionghoa]], tapi dia turun ke jalan dan ikut kerusuhan untuk membuktikan bahwa dia setia kepada rakyat tapi dia sendiri yang jadi sasaran. Dalam kekacauan politik tahun 1998, dilaporkan pula bahwa [[Prabowo Subianto]], menantu Suharto dan Panglima [[Kopassus]], telah merekrut dan memanipulasi Anton Medan untuk mendapatkan pendukung militan.<ref name="pp">{{cite journal|author=Loren Ryter |title=Pemuda Pancasila: The Last Loyalist Free Men of Suharto's Order |journal=Indonesia |volume=66| year=1998 |pages=45&ndash;73| url=http://cip.cornell.edu:80/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1106954799?abstract=|format= &ndash; <sup>[https://scholar.google.co.uk/scholar?hl=en&lr=&q=intitle%3APemuda+Pancasila%3A+The+Last+Loyalist+Free+Men+of+Suharto%27s+Order&as_publication=Indonesia&as_ylo=&as_yhi=&btnG=Search Scholar search]</sup> |doi=10.2307/3351447|hdl=1813/54155|hdl-access=free}} {{dead link|date=April 2009}}</ref>
 
Dalam penyidikan kasus [[kerusuhan 1998]], Anton Medan membantah tuduhan terlibat aktif di balik layar, meski mengaku berada di tengah-tengah massa. Namun, dia menolak untuk bersaksi kecuali [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] merehabilitasi namanya terlebih dahulu.<ref>{{cite news|publisher=Kompas| url=http://www.korantempo.com/news/2003/8/12/Nasional/64.html| language=Indonesian| title=Kasus Kerusuhan Mei - Anton Medan Bersedia Bersaksi Bila Komnas HAM Rehabilitasi Namanya| date=12 August 2003| accessdate=2007-03-29 |archiveurl = https://web.archive.org/web/20070928072304/http://www.korantempo.com/news/2003/8/12/Nasional/64.html |archivedate = September 28, 2007}}</ref>