Ichlasul Amal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AdrianusFarrell (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
* SMP, Jember (1958)
* SMA Jember (1961)
* S1 Jurusan [[Hubungan internasional|Hubungan Internasional]], Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM (1967)
* Master Ilmu Politik Northern Illinois University, Illinois, Amerika Serikat (1974)
* Doktor Ilmu Politik di Monash University, Melbourne, Australia (1984)
Baris 49:
== Masa Kecil ==
 
Suami dari Ery Hariati dan ayah dari dua orang anak (Amelin Herani, S.E. dan Akmal Herawan) ini dibesarkan di tengah keluarga pedagang yang berbudaya santri. Kebetulan rumahnya berdekatan dengan pondok pesantren dan pernah dijadikan markas [[Partai Masyumi]]. Pada saat kecil, Amal mengaku tak punya cita-cita. Dia tidak bercita-cita jadi pedagang seperti orang tuanya atau kebanyakan anak-anak sebayanya ketika itu. Ada budaya pesantren di kampungnya itu lebih banyak bercita-cita jadi pedagang, ketimbang jadi pegawai negeri. Cita-citanya mengalir saja laksana air.
 
Amal mengecap pendidikan SD, SMP, dan SMA di kota kelahirannya. Dia selalu mendapat ranking pertama. Lulus SMA, dia mendaftar dan diterima di dua universitas, yakni UGM dan [[Universitas Airlangga|Unair Surabaya]]. Lalu, Amal memilih Jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM. Dia pun tekun mengikuti kuliah, dan diselesaikan lima tahun (1967).
Pada saat kecil, Amal mengaku tak punya cita-cita. Dia tidak bercita-cita jadi pedagang seperti orang tuanya atau kebanyakan anak-anak sebayanya ketika itu. Ada budaya pesantren di kampungnya itu lebih banyak bercita-cita jadi pedagang, ketimbang jadi pegawai negeri. Cita-citanya mengalir saja laksana air.
 
Dia pun langsung diangkat menjadi dosen di almamaternya tanpa melamar. Ketika itu pada tahun 1967, UGM mengalami kekosongan pengajar karena banyak dosen terlibat [[Gerakan 30 September|G 30 S]] dan dikeluarkan. Dua tahun berikutnya (1969), dia menikah dengan Ery Hariati, adik kelasnya waktu kuliah. Mereka dikaruniai tiga anak, namun satu meninggal dunia akibat [[leukemia]]. Lalu, dia pun berkesempatan melanjutkan studi ilmu politik di [[Northern Illinois University]], Illinois, Amerika Serikat, atas beasiswa [[Program Fulbright|Fullbright]], dan berhasil meraih gelar M.A. Kemudian, sambil merawat anaknya yang sakit di Australia, Amal melanjutkan S3 di [[Universitas Monash|Monash University]], Melbourne, Australia. Dia pun menggondol gelar doktor (Ph.D.) dengan disertasi mengenai politik dalam negeri dalam kaitan hubungan pusat dengan daerah.
Amal mengecap pendidikan SD, SMP, dan SMA di kota kelahirannya. Dia selalu mendapat ranking pertama. Lulus SMA, dia mendaftar dan diterima di dua universitas, yakni UGM dan Unair Surabaya. Lalu, Amal memilih Jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM. Dia pun tekun mengikuti kuliah, dan diselesaikan lima tahun (1967).
 
Dia pun langsung diangkat menjadi dosen di almamaternya, tanpa melamar. Ketika itu, 1967, UGM mengalami kekosongan pengajar karena banyak dosen terlibat G30S dan dikeluarkan. Dua tahun berikutnya (1969), dia menikah dengan Ery Hariati, adik kelasnya waktu kuliah. Mereka dikaruniai tiga anak, namun satu meninggal dunia akibat leukemia.
 
Lalu, dia pun berkesempatan melanjutkan studi ilmu politik di Northern Illinois University, Illinois, Amerika Serikat, atas beasiswa Fullbright, meraih gelar M.A.
 
Kemudian, sambil merawat anaknya yang sakit di Australia, Amal melanjutkan S3 di Monash University, Melbourne, Australia. Dia pun menggondol gelar doktor (Ph.D.) dengan disertasi mengenai politik dalam negeri dalam kaitan hubungan pusat dengan daerah.
 
Selain sebagai guru besar politik di UGM, dia pun dikenal sebagai pengamat politik yang jernih tanpa mempunyai ''interest'' pribadi. Setelah tidak menjabat rektor, ia pun tetap menjadi pengamat politik.
Baris 78 ⟶ 72:
[[Kategori:Rektor Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh dari Jember]]
[[Kategori:Alumni Universitas Monash]]