Sejarah Māori: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 67:
[[File:New-zealanders-first-book-title.jpg|thumb|left|upright=1.25|''A korao no New Zealand; or, the New Zealander's first book'' adalah buku pertama yang ditulis dalam bahasa Māori. Buku ini ditulis oleh Thomas Kendall di tahun 1815.]]
Kontak dengan orang Eropa berujung pada pertukaran ilmu. Bahasa Māori pertama kali ditulis oleh [[Thomas Kendall]] di tahun 1815 dalam bukunya ''[[A korao no New Zealand]]''. Lima tahun kemudian, buku lain berjudul ''A Grammar and Vocabulary of the New Zealand Language'' ("Tata Bahasa dan Kosa Kata Bahasa Selandia Baru") yang dikompilasi oleh Profesor [[Samuel Lee (linguis)|Samuel Lee]], dibantu oleh Kendall, Waikato Māori dan kepala suku [[Hongi Hika]], terbit ketika mereka sedang berkunjung ke Inggris di tahun 1820. Orang Māori dengan cepat mempelajari tulisan sebagai cara untuk berbagi ide dan banyak tradisi lisan dan puisi mereka yang kemudian diubah ke bentuk tulis.<ref>{{cite encyclopedia|first=Nancy |last=Swarbrick|title=Creative life – Writing and publishing|encyclopedia=Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand|date=June 2010|url=http://www.TeAra.govt.nz/en/creative-life/6|access-date=22 January 2011}}</ref> Antara Februari 1835 dan Januari 1840, [[William Colenso]] mencetak 74.000 buklet berbahasa Māori dari percetakannya di [[Paihia]]. Di tahun 1843, pemerintah menyebarkan majalah gratis kepada orang Māori yang berjudul ''Ko Te Karere O Nui Tireni''.<ref>{{cite news|url=https://paperspast.natlib.govt.nz/newspapers/maori-messenger-te-karere-maori|title=The Māori Messenger: Te Karere Māori|via=Papers Past|language=en|access-date=2018-07-13}}</ref> Majalah ini berisi informasi mengenai hukum dan kejahatan, penjelasan dan komentar mengenai adat-istiadat Eropa dan "didesain untuk menyampaikan informasi resmi kepada orang Māori dan untuk menyebarluaskan ide bahwa orang Pākehā dan Māori bergotong-royong di bawah Perjanjian Waitangi".<ref>{{Cite web|url=https://teara.govt.nz/en/zoomify/35750/te-karere-o-nui-tireni-1842|title=Te Karere o Nui Tireni, 1842|last=McMillan|first=Kate|date=2012-06-20|website=teara.govt.nz|language=en|access-date=2018-07-13}}</ref>
 
== Perjanjian dengan Mahkota Britania (1840) ==
{{main|Perjanjian Waitangi}}
{{multiple image
| align = right
| direction = horizontal
| total_width = 300
| image1 = HoneHeke1845.jpg
| caption1 = Salah satu penandatangan perjanjian, [[Hōne Heke]] dari ''iwi'' [[Ngāpuhi]], dengan istrinya Hariata
| image2 = TamatiWakaNene1870s.jpg
| caption2 = [[Tāmati Waka Nene]] dari ''iwi'' Ngāpuhi juga merupakan salah satu penandatangan perjanjian dan merupakan orang yang memengaruhi orang lain untuk menandatangani.
}}
 
Bersamaan dengan aktivitas [[misionaris]] Kristen dan permukiman orang Eropa yang semakin meningkat di tahun 1830an, disertai dengan ketiadaan hukum di Selandia Baru, Mahkota Britania akhirnya menyetujui permintaan berulang kali dari para misionaris dan beberapa ''[[rangatira]]'' (kepala suku) untuk campur tangan. Pemerintah Britania mengirimkan Kapten Angkatan Laut Kerajaan, [[William Hobson]], dengan instruksi untuk menegosiasikan perjanjian antara Mahkota Britania dan rakyat Selandia Baru. Tidak lama setelah ia tiba di Selandia Baru pada bulan Februari 1840, Hobson menegosiasikan sebuah perjanjian dengan para kepala suku Pulau Utara, yang kemudian dikenal sebagai [[Perjanjian Waitangi]].<ref>{{cite encyclopedia |last1=Orange |first1=Claudia |title=Treaty of Waitangi – Creating the Treaty of Waitangi |url=https://teara.govt.nz/en/treaty-of-waitangi/page-1 |encyclopedia=Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand |access-date=7 June 2018 |language=en-NZ |date=20 June 2012}}</ref> Pada akhirnya, 500 kepala suku dan sejumlah sedikit orang Eropa ikut menandatangani perjanjian, sementara beberapa kepala suku lain seperti [[Pōtatau Te Wherowhero]] di Waikato<ref>{{cite web |title=Te Wherowhero |url=https://nzhistory.govt.nz/politics/declaration/signatory/te-wherowhero |publisher=Ministry for Culture and Heritage |access-date=7 June 2018}}</ref> menolak. Perjanjian tersebut memberikan hak [[Hukum kewarganegaraan Britania|kewarganegaraan Britania]] kepada orang Māori, serta menjamin hak properti dan otonomi kesukuan Māori. Sebagai gantinya, mereka harus menerima [[kedaulatan]] Britania.<ref>{{cite encyclopedia |last1=Orange |first1=Claudia |title=Treaty of Waitangi – Interpretations of the Treaty of Waitangi |url=https://teara.govt.nz/en/treaty-of-waitangi/page-2 |encyclopedia=Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand |access-date=7 June 2018 |language=en-NZ |date=20 June 2012}}</ref>
 
Hingga kini, masih terdapat banyak perselisihan mengenai aspek-aspek Perjanjian Waitangi. Perjanjian ini aslinya ditulis oleh [[James Busby]] dan diterjemahkan ke dalam bahasa Māori oleh [[Henry Williams (misionaris)|Henry Williams]], yang belum tahu banyak mengenai bahasa Māori, dan anaknya, William, yang lebih faseh berbahasa Māori.<ref>Orange, Claudia; Williams, Bridget (1987). ''The Treaty of Waitangi.''{{page needed|date=June 2018}}</ref> Mereka terganggu akibat ketidakmampuan berbahasa Māori ini dan juga akibat perbedaan mendalam dari kedua masyarakat tersebut mengenai berbagai konsep tentang hak properti dan kedaulatan.<ref>{{cite web |title=Differences between the texts |url=https://nzhistory.govt.nz/politics/treaty/read-the-Treaty/differences-between-the-texts |publisher=Ministry for Culture and Heritage |access-date=7 June 2018}}</ref> Akhirnya, di Waitangi, para kepala suku itu menandatangani terjemahan berbahasa Māori.
 
==Perselisihan dan konflik lahan==
{{Main|Peperangan Selandia Baru}}
Meskipun banyak interpretasi yang berkonflik mengenai berbagai aspek Perjanjian Waitangi, hubungan antara orang Māori dan orang Eropa pada masa awal periode kolonial relatif berjalan lancar. Banyak kelompok Māori yang kemudian mendirikan bisnis dan menyuplai makanan dan produk lain untuk pasar domestik dan internasional. Beberapa penduduk terdahulu Eropa kemudian belajar bahasa Māori dan mencatat [[mitologi Māori]]. Termasuk di dalamnya adalah [[George Grey]], Gubernur Selandia Baru dari tahun 1845-1855 dan 1861-1868.<ref>{{cite web |last1=Calder |first1=Alex |title=George Grey's ''Polynesian mythology'' |url=https://teara.govt.nz/en/interactive/43297/george-greys-polynesian-mythology |publisher=Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand |access-date=20 August 2019 |date=22 October 2014}}</ref>
[[File:Rewi Manga Maniapoto, by Gottfried Lindauer.jpg|thumb|upright|Potret seorang lelaki Māori, oleh [[Gottfried Lindauer]], 1882]]
[[File:TawhiaoNLA.jpg|thumb|upright|[[Tāwhiao]], Raja Māori kedua]]
 
Namun, pertikaian yang semakin memanas akibat konflik pembelian lahan dan upaya orang Māori di Waikato untuk mendirikan gerakan yang dipandang beberapa orang sebagai saingan sistem kerajaan Britania ([[Gerakan Raja Māori]], ''Kīngitanga'') berujung pada [[Peperangan Selandia Baru]] di tahun 1860an. Konflik ini bermula ketika pemberontak Māori menyerang penduduk terisolasi di Taranaki, tetapi pada akhirnya menjadi perang antara tentara Kerajaan Britania, baik dari Britania maupun dari regimen baru yang dibesarkan di Australia dengan bantuan para penduduk baru dan beberapa orang Māori yang bersekutu (''kupapa''), dengan beberapa kelompok Māori yang muak akan konflik penjualan lahan, termasuk beberapa orang Māori dari Waikato.
 
Meskipun konflik-konflik ini hanya memakan sedikit korban jiwa baik dari kaum Eropa maupun dari Māori (ketika dibandingkan dengan Perang Senapan Lontak), pemerintah kolonial akhirnya [[Penyitaan lahan Selandia Baru|menyita]] banyak lahan adat sebagai hukuman untuk apa yang mereka sebut sebagai pemberontakan. Dalam beberapa kasus, pemerintah menyita lahan dari suku yang tidak ikut campur dalam perang, meskipun lahan-lahan ini pada akhirnya segera dikembalikan. Beberapa lahan yang disita dikembalikan kepada ''kupapa'' dan Māori "pemberontak". Beberapa konflik kecil lain timbul setelah perang, termasuk insiden di [[Parihaka]] pada tahun 1881 dan [[Perang Pajak Anjing]] dari tahun 1897-98.
 
Undang-undang Tanah Adat pada tahun 1862 dan 1865 mendirikan [[Pengadilan Tanah Adat]] yang diniatkan untuk memindahkan kepemilikan lahan Māori dari kepemilikan komunal kepada sertifikat individual per keluarga, sebagai suatu cara untuk mengasimilasi dan memudahkan penjualan lahan kepada orang Eropa.<ref>{{cite web |title=Māori Land – What Is It and How Is It Administered? |url=https://www.oag.govt.nz/2004/maori-land-court/part2.htm |publisher=Office of the Auditor-General |access-date=20 August 2019}}</ref> Tanah Māori yang dijual dengan sertifikat individual ini kemudian dapat dijual kepada pemerintah kolonial atau penduduk baru dalam penjualan pribadi. Antara 1840 dan 1890, orang Māori menjual 95 persen tanah mereka (63.000.000 dari 66.000.000 ekar di tahun 1890). Sekitar 4% dari tanah yang dijual ini adalah tanah yang disita, meskipun sekitar seperempatnya telah dikembalikan. 300.000 ekar kemudian dikembalikan kepada Māori ''kupapa'', paling banyak di daerah lembah Sungai Waikato. Pemilik sertifikat Māori individual menerima modal yang lumayan banyak dari penjualan tanah ini; beberapa kepala suku Waikota menerima 1.000 poundsterling per orang.
 
Anggota Parlemen Māori [[Henare Kaihau]] dari Waiuku, yang merupakan kepala eksekutif Gerakan Raja, juga bekerjasama dengan Raja [[Mahuta Tāwhiao|Mahuta]] untuk menjual lahan kepada pemerintah. Pada masa itu, sang raja menjual 185.000 ekar tanah per tahun. Pada tahun 1910, Konferensi Tanah Māori di Waihi membahas tentang penjualan 600.000 ekar tanah lagi. Raja Mahuta berhasil mendapatkan kembali sertifikat untuk beberapa blok tanah yang sebelumnya disita dan tanah ini dikembalikan kepada sang raja di bawah namanya. Henare Kaihau kemudian menginvestasikan seluruh uang ini, sebesar 50.000 poundsterling, ke dalam sebuah perusahaan tanah Auckland yang kemudian bangkrut. Seluruh uang Kīngitanga itu hilang.<ref>Te Puea.M King.Reed.2003. P 59.</ref>
 
Pada tahun 1884, Raja [[Tāwhiao]] mengambil uang dari bank Kīngitanga, Te Peeke o Aotearoa,<ref>M.King, ''History of NZ'', Penguin 2012. P41</ref><ref>"The Day the Bank was Razed", ''Waikato Times,'' Tom O'Conner, P14, Oct 2012</ref> untuk pergi ke Inggris menemui Ratu Victoria dan memintanya untuk menyelesaikan perjanjian antara kedua rakyatnya. Ia tidak berhasil melewati [[Sekretaris Negara Urusan Koloni]], yang mengatakan bahwa hal ini adalah masalah Selandia Baru. Ia kembali ke Selandia Baru dan Premir [[Robert Stout]] bersikeras bahwa seluruh kejadian yang terjadi sebelum 1863 adalah tanggung jawab Pemerintah Imperial.<ref>[http://www.nzjh.auckland.ac.nz/docs/1992/NZJH_26_2_04.pdf "Te Peeke o Aotearoa"], NZJH</ref>
 
Pada tahun 1891, populasi Māori hanya berjumlah 10% dari populasi Selandia Baru tetapi memiliki 17% tanahnya, meskipun kebanyakan kualitas tanah itu rendah.<ref>{{cite book |last1=King |first1=Michael |author-link1=Michael King |title=The Penguin History of New Zealand |date=2011 |publisher=Penguin |isbn=9781459623750 |page=306 |url=https://books.google.com/books?id=LKQP2sw_BVoC&pg=PA306 |language=en}}</ref>
 
==Kemunduran dan pemulihan==
{{multiple image
|direction=vertical
|align=left
|image1= Bella - Maori woman with husband and child and 2 dogs in front of home at Hot Springs LCCN2004707870.jpg
|caption1= Bella, seorang perempuan Māori dengan suami, anak, dan kedua anjingnya di depan rumah mereka di [[Whakarewarewa]], 1895
|image2=Maori woman and children playing cards on doorstep of home - Whakarewarewa LCCN2004707876.jpg
|caption2=Perempuan dan anak kecil Māori bermain kartu di teras rumah, [[Whakarewarewa]], 1895
}}
 
Pada akhir abad ke-19, baik orang Pākehā maupun orang Māori meyakini bahwa populasi Māori akan segera punah sebagai ras atau budaya yang terpisah dan mereka akan segera terasimilasi ke dalam masyarakat Eropa.<ref>King (2003), p. 224</ref> Di tahun 1840, populasi Māori di Selandia Baru berjumlah 50.000 hingga 70.000 dan hanya ada 2.000 orang Eropa. Di tahun 1860, jumlah orang Eropa sudah bertambah hingga mencapai 50.000. Populasi Māori berkurang hingga 37.520 dalam sensus 1871, walaupun [[Te Rangi Hīroa]] (Sir Peter Buck) meyakini bahwa angka ini terlalu rendah.<ref>{{Cite book|chapter-url=http://www.nzetc.org/tm/scholarly/tei-BucTheC-t1-g1-t3-body1-d7-d1.html|title=The Coming of the Maori|volume=III. Social Organization|chapter=6 – Sickness and Health|author=Te Rangi Hiroa (Sir Peter Buck)|year=1949|page=414}}</ref> Jumlah populasi mereka kemudian menjadi 42.113 dalam sensus 1896 sementara orang Eropa berjumlah lebih dari 700.000.<ref>[http://www.teara.govt.nz/1966/P/Population/PopulationFactorsAndTrends/en "Population – Factors and Trends"], ''An Encyclopaedia of New Zealand'', edited by A. H. McLintock, published in 1966. ''Te Ara – The Encyclopedia of New Zealand'', updated 18 September 2007. Retrieved 18 September 2007.</ref> Profesor Ian Pool memperhatikan bahwa bahkan pada tahun 1890, 40% anak perempuan Māori meninggal sebelum berumur satu tahun, jumlah yang jauh lebih tinggi daripada anak laki-laki.<ref>''The Maori Population of New Zealand: 1769–1971''. David Ian Pool, 1971. {{ISBN|0196479479}}, 9780196479477</ref>
 
Penurunan jumlah populasi Māori ini tidak berlanjut. Angkanya kemudian menjadi stabil dan mulai naik kembali. Pada tahun 1936, orang Māori berjumlah 82.326. Menurut Profesor Pool, jumlah ini meningkat kemungkinan hanya karena tunjangan keluarga baru yang dikeluarkan pemerintah hanya untuk kelahiran baru yang tercatat. Walaupun banyak terjadi pernikahan silang antara orang Māori dan Eropa, banyak orang etnis Māori yang tetap menjaga identitas budaya mereka.
 
Parlemen kemudian mendirikan empat [[Elektorat Māori|kursi khusus Māori]] di tahun 1867 dan memberikan hak pilih universal kepada seluruh laki-laki Māori<ref name="ElectionsNZ Maori vote">{{cite web |title=Māori and the Vote |url=http://www.elections.org.nz/study/education-centre/history/maori-vote.html |publisher=Elections New Zealand |access-date=31 August 2010 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20130208154827/http://www.elections.org.nz/study/education-centre/history/maori-vote.html |archive-date=8 February 2013 |df=dmy-all }}</ref> (12 tahun lebih cepat daripada orang Eropa di Selandia Baru). Hingga [[Pemilihan Umum Selandia Baru 1879|pemilu 1879]], laki-laki harus sebelumnya memiliki tanah atau pembayaran sewa lahan agar mendapat hak pilih. Hanya laki-laki yang memiliki lahan yang berharga setidaknya 50 pound atau penyewa tahunan (dengan harga sewa setidaknya 10 pound per tahun untuk tanah sawah atau rumah di kota, atau 5 pound untuk rumah di desa) yang dapat diberi hak pilih. Selandia Baru kini menjadi negara neo-Eropa pertama yang memberikan hak pilih kepada masyarakat adat.<ref>M King. ''Hist of New Zealand,'' Penguin. 2012. P 257</ref> Meskipun kursi khusus Māori ini kemudian membuat banyak orang Māori mau berpartisipasi dalam pemilu, proporsi antara orang Māori dan orang Eropa dalam populasi masyarakat seharusnya menghasilkan 15 kursi khusus Māori.
 
[[File:ApiranaNgata05.jpg|thumb|upright=0.9|right|Sir [[Āpirana Ngata]] adalah tokoh penting yang mengembalikan seni tradisional seperti ''[[kapa haka]]'' dan seni ukir.]]
 
Sejak akhir abad ke-19, politikus Māori seperti [[James Carroll (politikus Selandia Baru)|James Carroll]], [[Apirana Ngata]], [[Te Rangi Hīroa]] dan [[Maui Pomare]], menjadi penting dalam politik Selandia Baru. Carroll sempat menjadi Pelaksana Tugas [[Perdana Menteri Selandia Baru]]. Kelompok yang kemudian dikenal sebagai [[Partai Māori Muda]] ini kemudian banyak disukai orang dari seluruh blok pemilih di Parlemen. Mereka bertujuan untuk merevitalisasi masyarakat Māori sejak kehancuran di abad sebelumnya. Mereka percaya bahwa masa depan orang Māori bergantung pada [[asimilasi budaya]],<ref>{{cite encyclopedia |title=Young Maori Party {{!}} Maori cultural association |url=https://www.britannica.com/topic/Young-Maori-Party |encyclopedia=[[Encyclopædia Britannica]] |access-date=4 June 2018 |language=en}}</ref> dengan orang Māori mengadopsi praktik-praktik Eropa seperti pengobatan dan pendidikan Barat, terutama pengajaran bahasa Inggris.
 
Pada [[Perang Dunia I]], [[Batalyon Pelopor Selandia Baru (Māori)|batalyon pelopor Māori]] dibawa perang ke Mesir. Dengan cepat, mereka berubah menjadi batalyon infanteri yang mahir. Ketika perang berakhir, mereka dikenal sebagai "Batalyon Pionir Māori".<ref>{{cite web |title=Pioneer Battalion |url=https://nzhistory.govt.nz/war/maori-in-first-world-war/pioneer-battalion |publisher=Ministry for Culture and Heritage |access-date=4 June 2018 |date=6 April 2016}}</ref> Batalyon ini berisi [[Te Arawa]], [[Te Aitanga-a-Māhaki]], [[Te Aitanga-a-Hauiti]], [[Ngāti Porou]] dan [[Ngāti Kahungunu]] dan orang [[Kepulauan Cook]] lainnya. Suku-suku dari Waikato dan Taranaki menolak untuk ikut perang atau ikut konskripsi.<ref>{{cite web |title=Resistance to conscription |url=https://nzhistory.govt.nz/war/maori-in-first-world-war/resistence-to-conscription |publisher=Ministry for Culture and Heritage |access-date=4 June 2018 |date=17 May 2017}}</ref>
 
Orang Māori sangat menderita akibat [[epidemi influenza 1918]] setelah batalyon Māori itu pulang dari [[Front Barat (Perang Dunia I)|Front Barat]]. Tingkat kematian influenza bagi orang Māori 4,5 kali lebih tinggi daripada untuk Pākehā. Banyak orang Māori, terutama yang tinggal di Waikato, tidak ingin bertemu dokter dan mereka hanya pergi ke rumah sakit ketika pasiennya sudah hampir meninggal. Untuk mengatasi perasaan terisolasi, orang Māori di Waikato, di bawah kepemimpinan Te Puea, banyak yang kembali ke kultus [[Pai Mārire]] (Hau hau) yang populer di tahun 1860an.<ref>''Te Puea.'' M King. Reed 2003. Pp. 77–100 "Conscription and Pai Marire."</ref>
 
Hingga tahun 1893, 53 tahun setelah Perjanjian Waitangi, orang Māori tidak membayar pajak untuk aset tanah mereka. Di tahun 1893, pajak yang diberikan sangat ringan dan hanya dikenakan untuk tanah yang disewakan. Baru pada tahun 1917 orang Māori diwajibkan membayar pajak yang lebih besar, setara dengan setengah yang dibayar orang Selandia Baru lainnya.<ref>[http://nzetc.victoria.ac.nz/tm/scholarly/tei-NgaTrea-t1-g1-t1.html Treaty of Waitangi. An explanation]. NZETC. Sir Āpirana Ngata. 1922. P13</ref>
 
Pada masa [[Perang Dunia II]], pemerintah memutuskan untuk mengecualikan orang Māori dari wajib perang yang diwajibkan kepada warga negara lain. Namun, orang Māori banyak yang mendaftar secara sukarela. Mereka kemudian dikenal sebagai [[Batalyon Māori]] atau Batalyon ke-28<ref name="Response">{{cite web |title=Response to war – Māori and the Second World War |url=https://nzhistory.govt.nz/war/maori-in-second-world-war/response |publisher=Ministry for Culture and Heritage |access-date=4 June 2018 |language=en |date=14 March 2018}}</ref> dan performa mereka dikenal baik, terutama di [[Kreta]], [[Afrika Utara]], dan Italia.<ref>{{cite web |title=Story of the 28th – Desert Fighters |url=https://28maoribattalion.org.nz/story-of-the-28th/desert-fighters |website=28maoribattalion.org.nz |publisher=Government of New Zealand}}</ref> Terdapat 16.000 orang Māori yang ikut perang.<ref name="WW2">{{cite web |title=Maori and the Second World War |url=https://nzhistory.govt.nz/war/maori-in-second-world-war |publisher=Ministry for Culture and Heritage |date=5 August 2014}}</ref> Orang Māori, termasuk orang Kepulauan Cook, menjadikan 12% dari total kekuatan Selandia Baru. 3.600 berjuang di Batalyon Māori,<ref name="Response"/> sisanya berjuang di artileri, pionir, dalam negeri, infanteri, angkatan udara, dan angkatan laut.<ref name="WW2"/>
 
==Sejarah kini (1960-masa kini)==
{{Lihat pula|Renaisans Māori}}
[[File:Whina Cooper in Hamilton.jpg|thumb|left|upright=0.8|[[Whina Cooper]] memimpin Gerakan Tanah Māori melewati Hamilton di tahun 1975. Gerakan ini meminta ganti rugi untuk kerugian historis.]]
 
Sejak tahun 1960an, bangsa Māori mengalami pemulihan kultural<ref>{{cite encyclopedia |url=http://www.teara.govt.nz/NewZealandInBrief/Maori/5/en |title=Māori – Urbanisation and renaissance|encyclopedia=[[Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand]]| quote =The Māori renaissance since 1970 has been a remarkable phenomenon.}}</ref> yang terjadi bersamaan dengan aktivisme keadilan sosial dan [[gerakan protes Māori]].<ref>{{cite web|url=http://schools.look4.net.nz/history/new_zealand/time_line4/|title=Time Line of events 1950–2000|publisher=Schools @ Look4}}</ref> Kesadaran pemerintah tentang kekuatan dan aktivisme politik Māori yang menguat membuat pemerintah memberikan sedikit [[Klaim dan penyelesaian Perjanjian Waitangi|ganti rugi]] untuk penyitaan lahan dan pelanggaran hak properti lainnya. Di tahun 1975, Mahkota Britania mendirikan [[Tribunal Waitangi]],<ref>{{cite web |title=Waitangi Tribunal created |url=https://nzhistory.govt.nz/waitangi-tribunal-created |publisher=Ministry for Culture and Heritage |access-date=4 June 2018 |date=19 January 2017}}</ref> suatu badan yang diberi kekuatan setara dengan ''Commission of Enquiry'', dapat menginvestigasi dan membuat rekomendasi untuk berbagai masalah, tetapi tidak dapat membuat keputusan yang wajib dilakukan. Pemerintah tidak mesti menerima hasil dan laporan Tribunal Waitangi dan sudah ada beberapa yang ditolak.<ref>{{cite news |title=Waitangi Tribunal's recommendations frequently ignored – UN |url=http://www.scoop.co.nz/stories/HL1804/S00012/waitangi-tribunals-recommendations-frequently-ignored-un.htm |access-date=4 June 2018 |work=[[Scoop (website)|Scoop News]] |date=4 April 2018}}</ref> Sejak 1976, dalam hal pemilu, orang-orang berketurunan Māori dapat memilih untuk berada dalam surat suara umum atau surat suara khusus Māori. Mereka pun dapat melakukan pemilihan dalam [[elektorat Māori]] atau elektorat umum, tetapi tidak keduanya.<ref name="seats">{{cite web |title=The Origins of the Māori Seats |url=https://www.parliament.nz/en/pb/research-papers/document/00PLLawRP03141/origins-of-the-māori-seats |access-date=4 June 2018 |date=31 May 2009}}</ref>
 
Selama periode 1990an hingga 2000an, pemerintah melakukan negosiasi dengan orang Māori untuk memberikan ganti rugi bagi segala pelanggaran yang dijaminkan Mahkota Britania dalam Perjanjian Waitangi pada tahun 1840. Pada tahun 2006, pemerintah telah memberikan lebih dari 900 juta dolar Selandia Baru untuk penyelesaian, yang kebanyakan diberikan dalam bentuk pembelian tanah. Penyelesaian terbesar ditandatangani pada 25 Juni 2008, dengan tujuh ''iwi'' Māori, memberikan sembilan bidang tanah hutan besar kepada orang Māori.<ref>{{cite news|url=http://www.nzherald.co.nz/section/1/story.cfm?c_id=1&objectid=10518293|archive-url=https://archive.today/20120908071916/http://www.nzherald.co.nz/section/1/story.cfm?c_id=1&objectid=10518293|url-status=dead|archive-date=8 September 2012|title=Iwi 'walks path' to biggest ever Treaty settlement|work=[[The New Zealand Herald]]|date=25 June 2008|first=Yvonne|last=Tahana|access-date=26 June 2008}}
</ref> Sebagai hasil dari ganti rugi yang diberikan kepada banyak ''iwi'' ini, kini orang Māori banyak yang tertarik dalam industri nelayan dan kehutanan. Sejumlah pimpinan Māori menggunakan penyelesaian perjanjian ini sebagai platform investasi untuk pengembangan ekonomi.<ref name=HeraldJames>{{cite news|url=http://www.nzherald.co.nz/nz/news/article.cfm?c_id=1&objectid=10344134 |title= Ethnicity takes its course despite middle-class idealism |author=James, Colin |author-link=Colin James (journalist) |work=[[The New Zealand Herald]]|access-date=19 October 2011 |date=6 September 2005}}</ref>
 
Meskipun orang Māori semakin diterima di tengah masyarakat Selandia Baru, penyelesaian perjanjian ini juga memiliki kontroversinya sendiri di kedua belah pihak. Beberapa orang Māori mengeluh bahwa penyelesaian ini hanya memberikan mereka 1 hingga 2,5 sen untuk setiap dolar harga tanah yang disita. Sebaliknya, beberapa orang non-Māori menganggap bahwa penyelesaian perjanjian dan inisiatif sosio-ekonomis yang diberikan pemerintah sudah sampai ke tingkat perlakuan istimewa berdasarkan ras. Kedua sentimen tersebut mencuat saat [[kontroversi tepi pantai dan dasar laut Selandia Baru 2004]].<ref>{{cite report|title=Report on the Crown's Foreshore and Seabed Policy|url=https://forms.justice.govt.nz/search/WT/reports/reportSummary.html?reportId=wt_DOC_68000605|publisher=[[Minister of Justice (New Zealand)|Ministry of Justice]]|access-date=19 August 2019|language=en-NZ}}</ref><ref>{{cite encyclopedia|last1=Barker|first1=Fiona|title=Debate about the foreshore and seabed|url=http://www.teara.govt.nz/en/video/34605/debate-about-the-foreshore-and-seabed|encyclopedia=Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand|access-date=19 August 2019|date=June 2012}}</ref>
 
==Lihat pula==
* [[Teori pendudukan Selandia Baru pra-Māori]]
* [[Mitologi Māori]]
* [[Sejarah Selandia Baru]]
* [[Sejarah Oseania]]
 
==Referensi==