Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
#1lib1refID #1lib1ref
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 5 Maret 2021 16.00

Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus adalah kumpulan esai yang ditulis oleh Hersri Setiawan, seorang esais, jurnalis, pekerja kebudayaan rakyat, dan penyintas 1965.[1] Karya tulis dalam buku ini berada di wilayah seputar Lekra, sastra, jurnalisme eksil, gerakan budaya, dan upaya membangun rekonsiliasi politik lewat gerakan kebudayaan.[1] Tema-tema yang tentu lekat dengan ranah hidup intelektual Hersri.[1] Wilayah-wilayah ini digunakan Hersri untuk berdialog dengan masa lalunya, merefleksikannya di masa sekarang, dan membayangkan masa depan.[1]

Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus
PengarangHersri Setiawan
Judul asliDari Dunia Dikepung Jangan dan Harus
Perancang sampulMaria Uthe
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia
GenreNonfiksi
PenerbitSekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar
Tanggal terbit
2021
Halaman337
ISBNISBN 9786021969274

Isi Buku

Buku ini menjadi wadah untuk representasi pergulatan batin dan peta mental penulis, seperti yang ia lakukan di buku-buku karangannya yang lain seperti Memoar Pulau Buru, Aku Eks-Tapol, atau Kamus Gestok.[2] Ia menunjukan cara ia bekerja sebagai pengingat sejarah, yaitu dengan mengingat suatu hal dan menceritakannya kembali dari banyak sisi.[3] Dalam bab "Seni dan Hiburan di Penjara Orde $uharto", misalnya, ia menuturkan bagaimana para tapol bercerita secara sembunyi-sembunyi usai apel petang.[4] Hal yang mereka ceritakan adalah perbendaharaan sastra yang mereka miliki.[4] Misalnya cerita silat dengan latar belakang sejarah, roman modern Jawa, atau prosa sastra.[4] Melalui bab ini ia menunjukan bahwa praktik saling bercerita ini memiliki peran dalam pertumbuhan sastra Indonesia modern, misalnya karya Pramoedya Ananta Toer dan Boejoeng Saleh yang diciptakan di pulau Buru.[4] Menurut cerita penulis di bab ini, untuk mendapatkan pendengar, mereka memfungsikan toilet sebagai ruang untuk memanggil roh orang mati.[4] Dari cerita ini, penulis menerangkan bahwa aktivitas ini memberikan efek ketenangan bagi para tapol karena adanya jalan keluar untuk saluran-saluran komunikasi mereka yang tersumbat.[5]

Selain itu, penulis juga menceritakan secara mendalam topik mengenai Lekra di dalam buku ini.[6] Misalnya di dalam bab "Lekra Membangun Gerakan Kebudayaan Rakyat."[6] Pada bab lain, "Metode Turun ke Bawah", ia memberikan penjelasan tentang Turba yang merupakan metode dalam proses produksi karya para seniman dan pekerja budaya di Lekra.[7] Pada bab "Bohemianisme - Gelandanganisme" ia menunjukkan relasi antara Turba dengan gerakan budaya bohemian di kalangan seniman.[7] Kemudian, melalui bab "WongCilik-Plus" ia menjabarkan perdebatan tentang definisi rakyat dan massa.[7]

Daftar Isi

Daftar isi ini dikutip dari cetakan pertama buku "Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus" yang terbit pada bulan September tahun 2020.

  • Umum
    • Biodata Hersri Setiawan
    • Kata Pengantar oleh Nuraini Juliastuti
    • Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus
    • Kisah Perjalanan Ruth Havelaar
    • Kisah Ki De Bra
    • Tentang Yang Telanjang
    • Di Tengah Badai Tsunami Politik
    • Membayang Digul Mengenang Buru
    • Seni dan Hiburan di Penjara Orde $uharto
    • Tikus
    • Kongkow di Kampung Pelacur
    • Bukan Eksil Pandawa
    • Situasi-Kondisi Pers dan Sastra Eksil Politik Indonesia
    • Dampak gerakan Kiri Baru Pada Politik Indonesia Sejak 1980
    • Merebut Ruang Negosiasi
  • Seri Sejarah Lekara
    • Membangun Gerakan Kebudayaan Rakyat
    • Metode Turun ke Bawah
    • Bohemianisme - Gelandanganisme
    • Wongcilik-Plus
    • Wayang Lekara
    • Membangun Lekra Jawa Tengah (Bagian I)
    • Membangun Lekra Jawa Tengah (Bagian II)
  • Kata Penutup oleh Ita Fatia Nadia

Referensi

  1. ^ a b c d Setiawan, Hersri (September 2020). Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus. Yogyakarta: Sekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar. hlm. 14. ISBN 978-602-19692-7-4. 
  2. ^ Setiawan, Hersri (September 2020). Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus. Yogyakarta: Sekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar. hlm. 16. ISBN 978-602-19692-7-4. 
  3. ^ Setiawan, Hersri (September 2020). Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus. Yogyakarta: Sekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar. hlm. 16–17. ISBN 978-602-19692-7-4. 
  4. ^ a b c d e Setiawan, Hersri (September 2020). Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus. Yogyakarta: Sekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar. hlm. 21. ISBN 978-602-19692-7-4. 
  5. ^ Setiawan, Hersri (September 2020). Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus. Yogyakarta: Sekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar. hlm. 22. ISBN 978-602-19692-7-4. 
  6. ^ a b Setiawan, Hersri (September 2020). Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus. Yogyakarta: Sekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar. hlm. 23. ISBN 978-602-19692-7-4. 
  7. ^ a b c Setiawan, Hersri (September 2020). Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus. Yogyakarta: Sekolah mBROSOT dan Kunci Forum dan Kolektif Belajar. hlm. 24. ISBN 978-602-19692-7-4.