Sejarah Māori: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
'''Sejarah Māori''' bermula dengan kedatangan penduduk [[Polinesia]] di [[Selandia Baru]] (''[[Aotearoa]]'' dalam [[bahasa Māori]]). Migrasi lintas-samudera ini dilakukan menggunakan [[kano migrasi Māori|kano]] di antara akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-14. Setelah beberapa abad terisolasi, pemukim Polinesia ini kemudian membentuk budaya mereka sendiri. Mereka kemudian dikenal sebagai [[suku Māori]].
 
Sejarah awal Māori umumnya dibagi menjadi dua periode: periode Arkais (sekitar 1300-1500), dan periode Klasik (sekitar 1500-1642). Situs arkeologi seperti [[Wairauambang Barsungai Wairau]] menunjukkan bukti keberadaan awal penduduk Polinesia di Selandia Baru. Kebanyakan tanaman yang dibawa penduduk tersebut dari Polinesia tidak dapat tumbuh dengan baik di iklim Selandia Baru yang lebih dingin; mereka akhirnya memburu berbagai spesies burung dan laut, kadang-kadang hingga spesies itu punah.
 
Beberapa hal yang mengubah kondisi sosial dan kultural orang Māori dalam periode Klasik adalah populasi yang semakin membesar, persaingan atas sumber daya dan perubahan iklim lokal. Dalam periode ini, muncullah budaya petarung dan desa-desa berbenteng (''[[pā]]''), serta muncul pula [[budaya Māori|bentuk seni budaya]] yang berbeda. Sekelompok orang Māori pindah ke [[Kepulauan Chatham]] di sekitar tahun 1500 dan membentuk suku yang berbeda dan cinta damai, yaitu [[suku Moriori]].
Baris 27:
 
Dalam beberapa dekade terakhir, riset [[DNA mitokondrial]] (mtDNA) menemukan bahwa jumlah perempuan dalam para pemukim awal adalah sekitar 50 hingga 100 orang.<ref>[http://lens.auckland.ac.nz/images/3/31/Pacific_Migration_Seminar_Paper.pdf "Rethinking Polynesian Origins: Human Settlement of the Pacific"], Michal Denny, and Lisa Matisoo-Smith</ref><ref>[http://nzsm.webcentre.co.nz/article1834.htm "Maori Migration"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160130000455/http://nzsm.webcentre.co.nz/article1834.htm |date=30 January 2016 }}, Bernard Carpinter, NZ Science Monthly</ref>
 
== Periode Arkais (1300-1500) ==
[[File:Giant Haasts eagle attacking New Zealand moa.jpg|thumb|220px|left|Penggambaran seniman: seekor burung [[elang Haast]] menyerang [[moa]]. Kedua spesies ini punah pada periode Arkais.]]
Periode pendudukan terdahulu orang Māori dikenal sebagai periode "Arkais", "''Moahunter''" atau "Kolonialisasi". Nenek moyang Polinesia orang Māori tiba di sebuah daerah berhutan yang memiliki [[Burung di Selandia Baru|banyak burung]], termasuk beberapa spesies [[moa]] yang kini punah. Beratnya dapat mencapai 20 hingga 250 kg per burung moa. Ada pula spesies lain yang kini juga telah punah, yaitu [[angsa Selandia Baru]], [[soang Selandia Baru]] dan [[Elang Haast]] yang merupakan predator moa. Mamalia laut, terutama anjing laut, banyak tinggal di garis pantai. Banyak pula anjing laut yang terdapat di bagian utara.<ref>Irwin (2006), pp 10–18</ref> Banyak sisa tulang moa, diperkirakan antara 29.000 hingga 90.000 burung, yang ditemukan di hilir [[Sungai Waitaki]], di antara [[Timaru]] dan [[Oamaru]] di pantai timur [[Pulau Selatan]]. Lebih jauh ke selatan, di hilir [[Sungai Shag (Otago)|Sungai Shag]] (Waihemo), bukti menunjukkan bahwa setidaknya 6.000 moa disembelih manusia dalam periode waktu yang singkat.<ref>M King. ''Penguin History of NZ.'' Penguin, 2012</ref>
 
[[File:Early Maori objects from Wairau Bar, Canterbury Museum, 2016-01-27.jpg|thumb|290px|right|Artefak periode Arkais awal dari situs arkeologis di [[ambang sungai Wairau]] yang ditampilkan di [[Museum Canterbury, Christchurch|Museum Canterbury]] di [[Christchurch]].]]
 
Situs Arkais yang paling terkenal dan paling banyak diteliti adalah [[ambang sungai Wairau]] di Pulau Selatan.<ref>[http://www.teara.govt.nz/en/1966/archaeology/2 "Maori Colonisation"], Te Ara</ref><ref>[http://anatomy.otago.ac.nz/index.php?option=com_content&task=view&id=457&Itemid=36 "Wairau Bar Excavation Study "], University of Otago</ref> Situs ini mirip dengan [[desa terpusat]] Polinesia timur dan merupakan satu-satunya situs arkeologis Selandia Baru yang berisi tulang manusia yang lahir di tempat lain. [[Penanggalan radiokarbon]] batubara, tulang manusia, tulang moa, kerang sungai dan bekas telur moa menunjukkan tanggal yang berbeda-beda, dari awal abad ke-13 hingga awal abad ke-15. Banyak tanggal ini kemungkinan telah terkontaminasi oleh karbon yang lebih tua yang dimakan atau diresapi organisme sampel.<ref name="McFadgen and Adds (2018)">{{Cite journal | last1=McFadgen | first1=Bruce G. |last2=Adds | first2=Peter | title=Tectonic activity and the history of Wairau Bar, New Zealand's iconic site of early settlement | journal=Journal of the Royal Society of New Zealand | pages=459–473 | date=18 Feb 2018 | volume=49 | issue=4 |language=en | doi=10.1080/03036758.2018.1431293| s2cid=134727439 }}</ref><ref name=HeraldJames/> Akibat kekuatan tektonis termasuk beberapa gempa bumi dan tsunami sejak kedatangan manusia, sebagian situs ambang sungai Wairau kini berada di bawah air.<ref>McFadgen and Adds (2018)</ref>
 
Periode Arkais dikenal tidak memiliki senjata dan benteng yang kemudian akan muncul di periode "Klasik",<ref name=moa66>[http://www.teara.govt.nz/en/1966/maori-material-culture/1 "The Moa Hunters"], 1966, ''An Encyclopaedia of New Zealand,''</ref> serta juga dikenal untuk artefak "kalung kerang".<ref name= NgaKakano>[http://collections.tepapa.govt.nz/Term.aspx?irn=57 "Nga Kakano: 1100 – 1300"], Te Papa</ref> Sejak periode ini, sekitar 32 spesies burung punah akibat kelebihan predasi dari manusia, ''kiore'', atau ''kurī'' (anjing Polinesia) yang dibawa manusia.<ref>[http://www.teara.govt.nz/en/human-effects-on-the-environment/1 "Early human impact"], Te Ara</ref> Dua alasan lain yaitu pembakaran vegetasi yang memusnahkan habitat burung tersebut dan pendinginan iklim yang terjadi pada 1400-1450. Pada sebuah masa yang pendek, sekitar kurang dari 200 tahun, pola makan orang Māori berkisar antara burung-burung besar dan anjing laut berbulu yang sebelumnya tidak pernah dimakan. Populasi binatang-binatang ini segera berkurang. Beberapa binatang seperti spesies-spesies moa berkurang tidak hanya dalam jumlah tetapi juga dalam luas habitat.<ref>{{Cite journal |last1=Oskam |first1=Charlotte L.|last2=Allentoft |first2=Morten E.|last3=Walter |first3=Richard |last4=Scofield |first4=R. Paul | last5=Haile |first5=James |last6=Holdaway |first6=Richard N. |last7=Bunce |first7=Michael |last8=Jacomb |first8=Chris |year=2012 |title=Ancient DNA analyses of early archaeological sites in New Zealand reveal extreme exploitation of moa (Aves: Dinornithiformes) at all life stages |journal=Quaternary Science Reviews |volume=53 |pages=41–48 |doi=10.1016/j.quascirev.2012.07.007|bibcode=2012QSRv...52...41O|url=http://researchrepository.murdoch.edu.au/id/eprint/10637/}}</ref><ref>{{Cite journal |last1=Holdaway |first1=Richard N. | last2=Allentoft |first2=Morten E. |last3=Jacomb |first3=Christopher |last4=Oskam |first4=Charlotte L. | last5=Beavan | first5=Nancy R. | last6=Bunce |first6=Michael |title=An extremely low-density human population exterminated New Zealand moa|journal=Nature Communications|volume=5 |issue=5436 |pages=5436 |date=7 Nov 2014 |doi=10.1038/ncomms6436|pmid=25378020 |bibcode=2014NatCo...5.5436H |doi-access=free }}</ref><ref>{{Cite journal | last1=Perry |first1=George L.W. | last2=Wheeler |first2=Andrew B. |last3=Wood |first3=Jamie R.|last4=Wilmshurst |first4=Janet M. |year=2014 |title=A high-precision chronology for the rapid extinction of New Zealand moa (Aves, Dinornithiformes)|journal=Quaternary Science Reviews|volume=105 |pages=126–135 |doi=10.1016/j.quascirev.2014.09.025|bibcode=2014QSRv..105..126P }}</ref><ref>{{Cite journal | last1=Allentoft |first1=Morten Erik |last2=Heller |first2= Rasmus |last3=Oskam |first3=Charlotte L. |last4=Lorenzen |first4=Eline D. |last5=Hale |first5=Marie L. |last6=Gilbert |first6=Thomas P. |last7=Jacomb |first7=Christopher |last8=Holdaway |first8=Richard N. |last9=Bunce |first9=Michael |title=Moa were not in decline before human colonization |journal=Proceedings of the National Academy of Sciences |volume=111 |issue=13 |pages=4922–4927 |date=April 2014 |doi=10.1073/pnas.1314972111|pmid=24639531 |pmc=3977255 }}</ref> the New Zealand swan<ref>{{Cite journal |last1=Rawlence |first1=Nicholas J. | last2=Kardamaki |first2=Afroditi |last3=Easton |first3=Luke J. |last4=Tennyson |first4=Alan J.D. | last5=Scofield |first5=R. Paul | last6=Waters |first6=Jonathan M. |title=Ancient DNA and morphometric analysis reveal extinction and replacement of New Zealand's unique black swans |journal=Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences |volume=284 |issue=1859 |pages=20170876 |date=26 July 2017 |doi=10.1098/rspb.2017.0876|pmid=28747476 |doi-access=free }}</ref> and the [[Leucocarbo|kohatu shag]]<ref>{{Cite journal |last1=Till |first1=Charlotte E. |last2=Easton |first2=Luke J. |last3=Spencer |first3=Hamish G. |last4=Schukard |first4=Rob |last5=Melville |first5=David S. |last6=Scofield |first6=R. Paul |last7=Tennyson |first7=Alan J.D. |last8=Rayner |first8=Matt J. |last9=Waters |first9=Jonathan M. |last10=Kennedy |first10=Martyn |title= Speciation, range contraction and extinction in the endemic New Zealand King Shag | journal=Molecular Phylogenetics and Evolution |volume=115 |pages=197–209 |date=October 2017 |doi=10.1016/j.ympev.2017.07.011|pmid=28803756 }}</ref> becoming extinct; while others, such as [[kakapo]]<ref>{{Cite journal |last1=Dussex |first1=Nicolas |last2=Ross |first2=James G. | last3=Murphy | first3= Elaine C. | last8=Else |first8=Terry-Ann |year=2018 |title=Full Mitogenomes in the Critically Endangered Kākāpō Reveal Major Post-Glacial and Anthropogenic Effects on Neutral Genetic Diversity|journal=Genes |volume=9 |issue=4 |pages=220 |doi=10.3390/genes9040220|pmid=29671759 |pmc=5924562 }}</ref> and seals<ref>{{Cite journal |last1=Emami-Khoyi |first1=Arsalan |last2=Paterson | first2=Adrian M. |last3=Hartley | first3=David A. |last4=Boren |first4=Laura J. | last5=Cruickshank |first5=Robert H. | last6=Ross | first6=James G. |last7=Murphy |first7=Elaine C. |last8=Else |first8=Terry-Ann |year=2018 |title=Mitogenomics data reveal effective population size, historical bottlenecks, and the effects of hunting on New Zealand fur seals (Arctocephalus forsteri) | journal=Mitochondrial DNA Part A |volume=29 | issue=4 | pages=567–580 |doi=10.1080/24701394.2017.1325478|pmid=28539070 |s2cid=4619980 |url=https://touroscholar.touro.edu/tuncom_pubs/155 }}</ref>
 
Penelitian oleh [[Helen Leach]] menunjukkan bahwa orang Māori menggunakan setidaknya 36 jenis tanaman pangan, meskipun banyak dari tanaman tersebut memerlukan detoksifikasi dan periode memasak yang panjang (12-24 jam). Riset D. Sutton mengenai fertilitas pada periode terdahulu suku Māori menunjukkan bahwa kehamilan pertama biasanya terjadi di sekitar umur 20 dan angka mean kelahiran rendah dibandingkan dengan masyarakat neolitikum lainnya.<ref name="Houghton (1980)">{{citation |author=Houghton, Philip |year=1980 |title=The First New Zealanders |publisher=Hodder & Stoughton: Auckland |pages=156 |isbn=0340252413}}</ref>
 
==Periode Klasik (1500-1642)==
[[File:Model Of Maori Pa On Headland.jpg|thumb|upright=1.15|Model sebuah ''pā'' yang dibangun di atas tanjung. ''Pā'' banyak dibangun akibat perselisihan dan peperangan yang semakin banyak dalam populasi yang semakin besar.]]
Pendinginan iklim yang berhasil dikonfirmasi melalui studi cincin pohon di dekat [[Hokitika]] menunjukkan terjadinya [[Zaman Es Kecil]] yang signifikan, tiba-tiba, dan bertahan lama. Periode dingin ini bersamaan dengan beberapa gempa bumi besar di dekat patahan Alpine di Pulau Selatan, sebuah gempa bumi masif di daerah [[Wellington]] pada tahun 1460,<ref>{{cite encyclopedia |url=http://www.teara.govt.nz/en/wellington-region/2 |title=Creation stories and landscape – Wellington region| encyclopedia=Te Ara: The Encyclopedia of New Zealand |first=Chris |last=Maclean |date=3 March 2009|access-date=29 November 2011}}</ref> ombak smong ([[tsunami]]) yang menerjang banyak pemukiman di pantai, serta kepunahan moa dan spesies makanan lainnya. Faktor-faktor ini banyak mengubah budaya Māori yang kini berkembang masuk ke dalam periode "Klasik".<ref>[http://collections.tepapa.govt.nz/Term.aspx?irn=59 "Te Puawaitanga: 1500 – 1800"], Te Papa</ref> Budaya Māori periode Klasik ini adalah saat mereka bertemu dengan orang Eropa.
 
Periode ini ditandai dengan senjata dan ornamen yang dibuat dengan batu hijau (''[[pounamu]]''), kano yang diukir dengan mewah (sebuah tradisi yang akan dilanjutkan ke arsitektur, menghasilkan rumah musyawarah bernama ''[[wharenui]]'')<ref name="neich">Neich Roger, 2001. ''Carved Histories: Rotorua Ngati Tarawhai Woodcarving''. Auckland: Auckland University Press, pp 48–49.</ref> dan [[budaya petarung]] yang garang. Orang Māori pada periode ini juga mulai membangun benteng di atas bukit yang dikenal dengan ''[[pā]]'' dan mempraktikkan kanibalisme.<ref name="NZ_Herald_10462390">{{cite news|url=https://www.nzherald.co.nz/cultures/news/article.cfm?c_id=105&objectid=10462390 |title='Battle rage' fed Maori cannibalism |author=Masters, Catherine |date=8 September 2007 |work=[[The New Zealand Herald]] |access-date=19 October 2011}}</ref><ref>[https://teara.govt.nz/en/1966/hongi-hika HONGI HIKA (c. 1780–1828) Ngapuhi war chief], the Encyclopedia of New Zealand.</ref><ref>[http://www.nzetc.org/tm/scholarly/tei-Cow02NewZ-c20.html James Cowan, ''The New Zealand Wars: A History of the Maori Campaigns and the Pioneering Period:'' Volume II, 1922.]</ref> Mereka juga membangun kano-kano perang (''[[waka taua]]'') terbesar yang pernah mereka bangun.
 
Pada sekitar tahun 1500, sekelompok orang Māori bermigrasi ke arah timur ke ''Rēkohu'' (kini dikenal sebagai [[Kepulauan Chatham]]). Di sana, mereka beradaptasi dengan iklim lokal dan ketersediaan sumber daya, dan kini dikenal dengan nama [[Suku Moriori]].<ref>{{cite book|last=Clark|first=Ross|year=1994|chapter=Moriori and Māori: The Linguistic Evidence|editor-last=Sutton|editor-first=Douglas|title=The Origins of the First New Zealanders|location=Auckland|publisher=[[Auckland University Press]]|pages=123–135}}</ref> Orang Moriori masih berkerabat namun berbeda dengan orang Māori yang tinggal di pulau-pulau besar Selandia Baru. Salah satu karakteristik mereka adalah [[pasifisme|cinta damai]]. Ketika sekelompok orang Māori dari Taranaki Utara datang ke kepulauan tersebut di tahun 1835, hanya sedikit dari 2.000 populasi Moriori yang berhasil selamat. Banyak yang langsung dimusnahkan dan sisanya diperbudak.<ref>{{cite encyclopedia|url=http://www.teara.govt.nz/en/moriori/4|title=Moriori – The impact of new arrivals|last1=Davis|first1=Denise|last2=Solomon|first2=Māui|encyclopedia=Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand|access-date=29 April 2010}}</ref>
 
==Referensi==