Pelanduk kalimantan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
AMA Ptk (bicara | kontrib)
Baris 21:
 
== Penemuan kembali ==
Pada Oktober 2020, spesies ini diketemukan kembali oleh 2 orang tempatan, yakni Muhammad Suranto dan Muhammad Rizky Fauzan setelah hilang selama 170 tahun.<ref>{{cite web|last=Akbar|first=P.G.|last2=Nugroho|first2=T.W.|last3=Suranto|first3=M.|last4=Fauzan|first4=M.R.|last5=Ferdiansyah|first5=D.|last6=Trisiyanto|first6=J.S.|last7=Yong|first7=D.L.|date=2021|title=Missing for 170 years—the rediscovery of Black-browed Babbler ''Malacocincla perspicillata'' on Borneo|url=https://www.orientalbirdclub.org/s/Black-browed-Babbler.pdf|url-status=live|access-date=25 February 2021|website=BirdingASIA 34: 13–14. Oriental Bird Club}}</ref> Burung ini semula dianggap memiliki peneraan/deskripsi yang sangat minim. Burung ini juga dikatakan dalam ''Birds of Indonesian Archipelago Greater Sundas and Wallacea'' karangan [[James A Eaton]] dkk. termasuk teka-teki terbesar dunia [[ornitologi]] Indonesia.<ref name=kompas3maret>Pandu, Pradipta (3 Maret 2021). "Burung Pelanduk Kalimantan ''Menanduk'' Minimnya Riset". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm. 1 & 15.</ref> [[Carl ALM Schwaner]], geolog dan naturalis Jerman, sewaktu mengunjungi [[Hindia Belanda]] masih sempat melihat burung ini pada 1840an, diikuti [[Charles Lucien Bonaparte]] di tahun 1850an. Selama rentang waktu ini, belum ada lagi informasi yang jelas mengenai deskripsi burung ini. Diikuti kedatangan [[Johann Büttikofer]] di tahun 1895 yang masih mendapati burung ini di lokasi Schwaner menemukan spesies ini.<ref name=kompas3maret/>
 
== Catatan kaki ==