Aleksander Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aleksander Agung sebagai Nenek Moyang Etnis Minang Kabau, Sumatera Barat, Indonesia
Tag: Dikembalikan kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Suntingan Jade Maulana Mahdapati (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh InternetArchiveBot
Tag: Pengembalian
Baris 48:
 
Karena berkeinginan mencapai "ujung dunia", Aleksander pun [[Kampanye Aleksander di India|menginvasi India]] pada tahun 326 SM, namun terpaksa mundur karena pasukannya nyaris memberontak. Aleksander meninggal dunia di [[Babilonia]] pada 323 SM, tanpa sempat melaksakan rencana invasi ke [[Semenanjung Arabia|Arabia]]. Setelah kematian Aleksander, meletuslah serangkaian perang saudara yang memecah-belah kekaisarannya menjadi empat negara yang dipimpin oleh [[Diadokhoi]], para jenderal Aleksander. Meskipun terkenal karena penaklukannya, peninggalan Aleksander yang bertahan paling lama bukanlah pemerintahannya, melainkan [[Difusi trans-budaya|difusi budaya]] yang terjadi berkat penaklukannya.
 
Aleksander Agung dalam Sejarah Etnis Minang Kabau di Sumatera Barat, Indonesia dalam beberapa teori dan cerita masyarakat Minang Kabau disebut juga sebagai Nenek Moyang Etnis Minang Kabau, hal ini disebabkan Kisah Aleksander Agung yang memiliki Hiasan seperti Tanduk Kerbau di Kepalanya, serta dengan kekuatan dan Banyaknya Pasukan yang dimilikinya, hiasan Tanduk Kerbau tersebut melambangkan Kekuatan Tanduk Aleksander Agung yang memiliki jangkauan teramat luas, hingga Timur dan Barat di Bumi ini. Hal ini serupa dengan kisah Mendaratnya Aleksander Agung beserta pasukannya di Pulau Sumatera, dimana menurut cerita masyarakat Aleksander Agung dan Pasukannya berlabuh di Puncak Gunung Merapi, dekat Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Selama mendiami daerah Gunung Merapi, terjadilah pernikahan antara Pribumi Gunung Merapi yang jumlahnya Sedikit, dan Aleksander Agung beserta pasukannya yang amat banyak. Dalam Cerita Masyarakat Minang Kabau sendiri, Alexander Agung disebut dengan Iskandar Dzulkarnain, seorang Nabi yang menganut Agama Islam yang berasal dari Bangsa Bani Israil. Mungkin hal inilah yang menyebabkan seluruh etnis asli Minang Kabau beragama Islam, namun Menganut sistem Matrilineal (garis keturunan ibu), hal yang sama juga terjadi pada bangsa Bani Israil sendiri yang menganut sistem Matrilineal.
 
Berkat penaklukan Aleksander, muncul koloni-koloni Yunani di daerah timur yang berujung pada munculnya budaya baru, yaitu perpaduan kebudayaan Yunani, Mediterrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan [[Periode Helenistik|Peradaban Helenis]] atau Helenisme. Aspek-aspek Helenis tetap ada dalam tradisi [[Kekaisaran Bizantium]] sampai pertengahan abad 15. Pengaruh Helenisme ini bahkan sampai ke India dan [[Tiongkok]]. Khusus di Tiongkok, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di [[Tunhuang]]. Aleksander menjadi legenda sebagai pahlawan klasik dan diasosiasikan dengan karakteristik [[Akhilles]]. Aleksander juga muncul dalam sejarah dan mitos-mitos di Yunani maupun di luar Yunani. Aleksander menjadi pembanding bagi para jenderal bahkan hingga saat ini,{{cref|ii}} dan banyak [[Akademi militer]] di seluruh dunia yang mangajarkan siasat-siasat pertempurannya.<ref name="Yenne, W. 2010"/>