My Fair Lady (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 41:
Profesor Henry Higgins, seorang ahli [[fonetik]] di kota [[London]], yakin bahwa logat dan intonasi suara merupakan penentu masa depan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat (lagu ''"Why Can't the English?"''). Suatu malam di [[Covent Garden]], ia berjumpa dengan Kolonel Hugh Pickering, seorang ahli fonetik yang datang jauh-jauh dari India dengan maksud bertemu dengannya. Profesor Higgins sesumbar bahwa ia sanggup mendidik siapa pun untuk bertutur kata dengan sangat baik sehingga layak diperkenalkan sebagai seorang [[adipati]] atau adipati putri dalam [[pesta dansa]] di wisma kedutaan asing, sekalipun yang harus ia didik adalah orang semacam Eliza Doolittle, gadis berlogat medok [[Cockney|kalangan buruh]] yang mencoba menjual buket bunga kepada mereka. Eliza bercita-cita menjadi karyawati toko bunga, tetapi terhalang logatnya yang medok sekali (lagu ''"Wouldn't It Be Loverly"''). Keesokan paginya, Eliza mendatangi rumah Profesor Higgins, minta diberi les bahasa. Kolonel Pickering terpancing, dan menyatakan kesediaannya untuk mengganti seluruh ongkos pendidikan Eliza andaikata Profesor Higgins berhasil mendidik gadis itu. Profesor Higgins setuju, kemudian meleter tentang perempuan yang merusak kesenangan hidup laki-laki (lagu ''"I'm an Ordinary Man"'').
 
Kabar kepindahan Eliza ke tempat tinggal Profesor Higgins akhirnya sampai ke telinga ayahnya, Alfred P. Doolittle, seorang [[tukang sampah]] (lagu ''"With a Little Bit of Luck"''). Alfred mendatangi rumah Profesor Higgins tiga hari kemudian, berlagak hendak menjaga nama baik putrinya, tetapi sesungguhnya mengharapkan persenan dari Profesor Higgin, dan akhirnya dapat dicucuk hidungnya dengan uang sejumlah 5 [[Poundsterling]]. Profesor Higgins terkesan dengan kejujuran, bakat alam di bidang bahasa, dan terutama kerendahan akhlak Alfred yang tidak ia tutup-tutupi. Profesor Higgins merekomendasikan Alfred ke seorang hartawan Amerika yang tertarikgemar mengkaji akhlak orangmanusia.
 
Eliza bersabar menjalani didikan keras dan menanggung segala perlakuan kasar yang ia terima (lagu ''"Just You Wait"''), tetapi hanya mengalami sedikit kemajuan. Tepat pada saat ia, Profesor Higgins, dan kolonel Pickering nyaris menyerah, Eliza akhirnya berhasil menguasai materi pelajaran (lagu ''"The Rain in Spain"''), dan mulai pandai bertutur kata secara baik dan benar dengan [[Received Pronunciation|logat khas kalangan atas]] (lagu ''"I Could Have Danced All Night"'').