Jannes Humuntal Hutasoit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmie Sabine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rahmie Sabine (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
 
== Biografi ==
Jannes Humuntal Hutasoit atau yang lebih dikenal dengan nama J.H. Hutasoit lahir di Tapanuli Utara, Sumatra Utara pada tanggal 16 September 1925. Ia menyelesaikan HIS di [[Tapanuli]] pada tahun 1938, kemudian melanjutkan pendidikannya ke MULO, Tarutung pada tahun 1942. Ia menempuh pendidikan SMA di Bogor dan selesai pada tahun 1947. Setelah lulus SMA, JH Hutasoit melanjutkan pendidikan tinggi pada Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan UI dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 1954. Pada tahun 1956—1957, JH Hutasoit mengenyam pendidikan pascasarjana di University of Florida, Gainsville, Amerika Serikat dengan bidang Animal Nutrition. Pendidikan Doktor diselesaikan olehnya pada tahun 1959 di Bogor.
 
Karier sebagai pendidik dimulai Prof. Dr. drh. JH Hutasoit sejak tahun 1952 sebagai asisten ahli Kl.1. Pada tahun 1953 sebagai asisten ahli dan berturut-turut lektor muda, lektor dan lektor kepala dicapainya pada tahun 1956, 1957 dan 1960. Sejak tahun 1961, Prof. Dr. drh. JH Hutasoit menjadi guru besar di FKHPPL-UI. Sejak 1973, ia sudah mencapai jenjang kepangkatan pegawai negeri tertinggi (IV/e).
 
Karier manajemen JH Hutasoit dimulai dengan menjadi Kepala Bagian Ilmu Makanan Ternak di Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut (FKHPPL) UI. Pada tahun 1961 – 1963, beliau menjabat sebagai Sekretaris FKHPPL. Bersama dengan Dr. Didi Admadilaga, Prof. Dr. Moh. Mansjoer, Drs Suratno, M.Sc., Ir. Gunawan Satari dan Ir. Ahmadi Suharja, Prof. Dr. drh. JH Hutasoit menjadi panitia persiapan Kurikulum Fakultas Peternakan di Indonesia berdasarkan Surat Rektor UI, 10 Juli 1962, No. 743/03. BeliauIa merupakan salah satu pelopor pendirian Fakultas Peternakan IPB danserta menjabat sebagai Dekan Fakultas Peternakan IPB Pertama periode 1963—1967. Pada tahun 1966, Prof. Dr. drh. Hutasoit dipercayakandipercaya sebagai Ketua Presidium IPB, kemudian beliau menjabat Rektor IPB pada tahun 1967—1971.
 
Sejalan dengan karier manajemen beliaumanajemennya, aktivitaskegiatan dalam organisasi juga aktif dilakukan baik sebagai anggota ataupun ketua seperti Ketua Lembaga Afiliasi IPB (1963—1965), Ketua Konsorsium Ilmu Pertanian Indonesia (1968—1971), anggota PDHI sejak 1954, anggota kehormatan ISPI sejak 1968, anggota Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia sejak 1969. Beliau juga memimpin Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) Cabang Bogor pada masa perjuangan awal orde baru (1966).
 
Karier politik beliauJH Hutasoit dimulai dari menjadi anggota DPRD Bogor (1966—1968), kemudian menjadi anggota MPRS (1968—1969), anggota MPR (1977—1982), dan anggota MPR (1983—1993). BeliauIa menjadi fungsionaris GOLKAR pada 1988.
 
Atas prestasi beliauprestasinya dalam bidang akademik, manajemen, organisasi, dan politik tersebut, pada tahun 1971—1982 beliau diangkat menjadi Direktur Jenderal Peternakan dan tahun 1983—1988 sebagai Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan Perikanan Kabinet Pembangunan IV.
 
Dalam sejarah kariernya, beliau berhasil mengembangkan Ilmu Makanan Ternak menjadi salah satu mata kuliah utama di Fakultas Peternakan se-Indonesia. Beliau juga mengembangkan sumberdaya manusia dalam bidang peternakan dan memberikan dasar-dasar pengembangan Lembaga Penelitian Peternakan di Indonesia. Beliau memprakarsai pengembangan pendidikan bidang peternakan di Indonesia.
 
Sebagai seorang pejabat rektor, beliauia sangat akrab dengan pegawai, dekat dengan mahasiswa, mengerti dan berpihak pada perjuangan mahasiswa yang pada waktu itu diwadahi KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Salah satu tugas beliau sebagai rectorrektor pada waktu itu yaitu menentukan dan menormalisasi kampus dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam keadaan yang kurang stabil pada waktu itu, kedekatan beliaukedekatannya kepada mahasiswa dan wibawa yang dimiliki mampu meredakan pergolakan mahasiswa dan menormalisasi kehidupan kampus dalam waktu yang singkat sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan kembali.
 
Penghargaan yang pernah diraih beliauoleh JH Hutasoit antara lain Satya Lencana Karya Satya Kelas I pada tahun 1983 dan Bintang Mahaputra Adipradana (1987). Berbagai karya monumental beliaumonumentalnya dalam bidang peternakan seperti mengatasi deficitdefisit produksi daging dengan menghentikan ekspor ternak sapi dan kerbau, memacu pertumbuhan perunggasan nasional, restrukturisasi usaha ternak ayam pedaging dan petelur yang dikuatkan dengan KepresKeppres No. 50 tahunTahun 1981. Memimpin Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional sesuai SKB (Surat Keputusan Bersama 3 Menteri) yaitu Menteri Pertanian, Perindustrian dan Menteri Perdagangan dan Koperasi) yang mewajibkan penyerapan susu produk dalam negeri oleh industryindustri pengolahan susu. Meredam dan menanggulangi berbagai wabah penyakit ternak seperti penyakit mulut dan kuku, antraks, dan rabies. Melansir proyek aneka ternak untuk mengatasi daerah rawan gizi (1983).
 
Dikalangan kolega, Prof. Dr. drh. JH Hutasoit dikenal sebagai pribadi yang paripurna, sebagai orang tua, guru dan pemimpin, sebagai teknokrat, ilmuwan, cendekiawan, birokrat, pejabat, seniman dan pekerja keras.