Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 78 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Tipo dan ejaan |
||
Baris 166:
}}</ref>
Islam sebenarnya sudah memasuki Indonesia pada abad ke-7 Masehi, namun penyebarannya belum signifikan seperti hanya yang terjadi pada abad ke-15 hingga ke-16. Agama Islam memasuki Indonesia pertama kali melalui para pedagang dan ulama Arab, dan selanjutnya melalui pedagang Persia dan India (Gujarat). Para pedagang dan pelaut dari Tiongkok beragama muslim
Kesultanan pertama di pulau Jawa adalah [[kesultanan Demak]] yang berdiri tahun 1475 Masehi. Namun apakah benar bahwa kesultanan Demak adalah kesultanan pertama di Jawa sampai saat ini masih diperdebatkan. Ada yang menyebut bahwa kesultanan pertama di Jawa adalah kerajaan Lumajang, yang berdiri di daerah Lumajang, Jawa Timur pada tahun 1295 Masehi. Dikatakan pula bahwa kerajaan Lumajang waktu itu sudah mengadopsi Islam. Kerajaan Demak sendiri pada masanya meliputi wilayah seluruh Jawa (kecuali Banten selatan yang merupakan pusat [[kerajaan Pajajaran]] yang beragama Hindu), [[Madura]], Sumatra (Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bangka-Belitung), dan pesisir Kalimantan (kecuali pesisir utara yang dikuasai [[kesultanan Brunei]]). Setelah kesultanan Demak, beberapa kesultanan yang berdiri di pulau Jawa yaitu [[Kerajaan Djipang]] (1470–1554) [[kesultanan Banten]] (1526–1813), [[kerajaan Pajang]] (1560–1585), dan [[kesultanan Mataram]] (1588–1755).{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}
Di Kalimantan, terdapat dua kesultanan besar yang mulai berdiri pada abad ke-14 dan abad ke-16, yaitu [[kesultanan Banjar]] di pesisir selatan dan [[kesultanan Brunei]] di pesisir utara. [[Kesultanan Banjar]] sendiri sebelumnya menjadi bawahan kesultanan Demak, dan selama menjadi bawahan Demak pula, kesultanan ini memperluas wilayah pemerintahannya hingga mencakup seluruh pesisir Kalimantan, kecuali pesisir utara yang di bawah pemerintahan Brunei. Sekitar tahun 1569 hingga 1800-an, kesultanan Banjar terpecah menjadi beberapa kesultanan yang independen. Kesultanan-kesultanan tersebut
Di Sulawesi dan [[Maluku]], terdapat tiga kesultanan besar, yaitu [[kesultanan Gowa]] di Sulawesi Selatan, serta [[kesultanan Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore|Tidore]] di Maluku Utara. Wilayah kesultanan Gowa mencakup Sulawesi bagian selatan dan tengah, sedangkan Sulawesi bagian utara dan timur waktu itu
=== Kolonialisme ===
Baris 182:
* [[Spanyol]] pada tahun 1521, hanya [[Sulawesi Utara]], tetapi berhasil diusir pada tahun 1692.{{fact}}
* [[Belanda]] pada tahun 1602, sebagian besar wilayah Indonesia.{{fact}}
* [[Prancis]] (1795–1811). Prancis
* [[Britania Raya]] pada tahun [[1811]], sejak ditandatanganinya [[Kapitulasi Tuntang]] yang salah satunya berisi penyerahan [[Pulau Jawa]] dari [[Belanda]] kepada Britania, Pada tahun [[1814]] dilakukanlah [[Konvensi]] [[London]] yang isinya pemerintah [[Belanda]] berkuasa kembali atas wilayah jajahan Britania di Indonesia. Lalu baru pada tahun [[1816]], pemerintahan Britania di Indonesia secara resmi berakhir.{{fact}}
* [[Jepang]] pada tahun [[1942]] dan berakhir pada tahun [[1945]], oleh karena kekalahan [[Jepang]] kepada [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|pasukan Sekutu]].{{fact}}
Baris 225:
Jenderal [[Soeharto]] menjadi Pejabat Presiden [[Surat Perintah Sebelas Maret|pada tahun 1967]] dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman [[komunisme]]. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut [[kewarganegaraan]]nya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan [[Orde Baru]], sementara masa pemerintahan Soekarno disebut [[Orde Lama]].
Soeharto menerapkan ekonomi [[neoliberalisme|neoliberal]] dan berhasil mendatangkan [[investasi]] luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal [[rezim]] Orde Baru kebijakan
Masa Peralihan ''Orde Reformasi'' atau [[Sejarah Indonesia (1998-sekarang)|Era Reformasi]] berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa [[Daftar Presiden Indonesia|presiden]]: [[Habibie|Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie]], [[Abdurrahman Wahid]] dan [[Megawati Sukarnoputri]]. Pada tahun 2004, diselenggarakan [[pemilu 2004|Pemilihan]] Umum satu hari terbesar di dunia<ref>{{cite press release
Baris 272:
|archive-url = https://web.archive.org/web/20051228011848/http://www.indonext.com/Regions/
|dead-url = no
}}</ref>, yang menyebar
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara [[Samudra Hindia]] dan [[Samudra Pasifik]]. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: [[Pulau Jawa|Jawa]] dengan luas 132.107 km², [[Sumatra]] dengan luas 473.606 km², [[Pulau Kalimantan|Kalimantan]] dengan luas 539.460 km², [[Sulawesi]] dengan luas 189.216 km², dan [[Pulau Papua|Papua]] dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan
{{batas_USBT
Baris 299:
[[Berkas:Rafflesia sumatra.jpg|jmpl|kiri|[[Rafflesia arnoldii]] bunga terbesar di dunia, diameternya mencapai 1,3 meter.]]
[[Berkas:Varanus komodoensis6.jpg|jmpl|ka|[[Komodo]], hewan reptil langka khas dari [[Nusa Tenggara]].]]
Wilayah Indonesia memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga oleh beberapa pihak wilayah ekologi Indonesia disebut dengan istilah "''Mega biodiversity''" atau "keanekaragaman
Meskipun demikian, [[Guinness World Records]] pada 2008 pernah mencatat rekor Indonesia sebagai negara yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia. Setiap tahun Indonesia kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektare. Kerusakan yang terjadi di daerah hulu (hutan) juga turut merusak kawasan di daerah hilir (pesisir).<ref>http://www.sinarharapan.co.id/berita/0712/29/kesra01.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080328164842/http://www.sinarharapan.co.id/berita/0712/29/kesra01.html |date=2008-03-28 }} Sulung Prasetyo. Ekologi Indonesia Masuki Masa Genting, Paragraf 1. Sinar Harapan Online. Diakses pada 13 November 2009</ref> Menurut catatan ''Down The Earth'', proyek [[Asian Development Bank]] (ADB) di sektor kelautan Indonesia telah memicu terjadinya alih fungsi secara besar-besaran hutan bakau menjadi kawasan pertambakan. Padahal hutan bakau, selain berfungsi melindungi pantai dari abrasi, merupakan habitat yang baik bagi berbagai jenis ikan. Kehancuran hutan bakau tersebut mengakibatkan nelayan harus mencari ikan dengan jarak semakin jauh dan menambah biaya operasional mereka dalam mencari ikan. Selain itu, hancurnya hutan bakau juga mengakibatkan semakin rentannya kawasan pesisir Indonesia terhadap terjangan air pasang laut dan banjir, terlebih di musim hujan.<ref>http://www.satudunia.net/?q=content/utang-ekologis-adb-di-indonesia {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170209033455/http://www.satudunia.net/?q=content%2Futang-ekologis-adb-di-indonesia |date=2017-02-09 }} Firdaus Cahyadi Utang Ekologis ADB di Indonesia, Tulisan pernah dimuat di [[Koran Tempo]], 2 Mei 2009</ref>
Baris 485:
{{Utama|Pembagian administratif Indonesia}}
{{Peta Indonesia}}
Indonesia saat ini secara de facto terdiri dari 34 [[provinsi]], lima di antaranya memiliki status yang berbeda ([[Aceh]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Papua Barat]], [[Papua]], dan [[DKI Jakarta]]). Provinsi dibagi menjadi 416 [[kabupaten]] dan 98 [[kota]] atau 7.024 daerah setingkat [[kecamatan]]<ref>{{cite web|title= 2014BPS|publisher= |url= http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/857|accessdate= 2015-10-04|archive-date= 2015-11-13|archive-url= https://web.archive.org/web/20151113211509/http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/857|dead-url= no}}</ref> atau 81.626 daerah setingkat [[desa]].<ref>{{cite web|title= BPS|publisher= |url= http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/858|accessdate= 2015-10-04|archive-date= 2015-11-13|archive-url= https://web.archive.org/web/20151113211453/http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/858|dead-url= no}}</ref> Terdapat berbagai istilah lokal untuk suatu daerah di
Provinsi [[Aceh]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], Provinsi [[Papua Barat]], dan [[Papua]] memiliki hak istimewa legislatur yang lebih besar dan tingkat otonomi yang lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya. Contohnya, Aceh berhak membentuk sistem legal sendiri; pada tahun 2003, Aceh mulai menetapkan hukum [[Syariah]].<ref>{{cite journal
Baris 609:
Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.<ref name="SCHWARZ">Schwarz, A. (1994). ''A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s''. Westview Press. ISBN 1-86373-635-2, pp. 52–57.</ref>
[[Berkas:Indonesian Rupiah (IDR) banknotes.png|200px|jmpl|ka|Uang [[rupiah]].]]
|title = Indonesia: Country Brief
|work = Indonesia:Key Development Data & Statistics
Baris 1.293:
{{utama|Perfilman Indonesia}}
[[Berkas:Tjoet Nja' Dhien.jpg|jmpl|150px|ka|Poster film ''[[Tjoet Nja' Dhien (film)|Tjoet Nja' Dhien]]'' (1988), film tentang pahlawan nasional Indonesia asal [[Aceh]].]]
Film pertama yang diproduksi pertama kalinya di nusantara adalah film bisu tahun [[1926]] yang berjudul ''[[Loetoeng Kasaroeng]]'' dan dibuat oleh sutradara [[Belanda]] G. Kruger dan L. Heuveldorp pada zaman
Popularitas [[Perfilman Indonesia|industri film Indonesia]] memuncak pada tahun 1980-an dan mendominasi bioskop di Indonesia,<ref name="kompasmovies">{{cite news
|