Syekh Hasan Genggong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SebutirDebu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
SebutirDebu (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 101:
 
Syekh Hasan Genggong q.s merupakan penerus Syekh Jazuli q.s ini mungkin bisa dianggap sebagai penanda pengikutnya kelak disebut pejalan thoriqoh Naqsyabandiyah Ali Ba'alawiyah, yang ajarannya didapat dari Syeikh Muhammad Mudzhar Al-Ahmadi Qs., yang ujungnya berasal dari Khalifah Abu Bakar diperoleh dari Nabi Muhammad. Sedangkan Tarekat Ali Ba'Alawiyah atau Tarekat Bani Alawi adalah sebuah metode, sistem atau cara tertentu yang digunakan oleh Bani Alawi dalam perjalanannya menuju Allah SWT. Dan Tarekat Alawi ini mereka warisi dari leluhurnya yang tiada lain adalah anak cucu Nabi Muhammad SAW.
 
== Spiritualis Berdirinya Nahdlatul Ulama ==
Di kalangan ulama sepuh NU, Kiai Hasan Genggong senantiasa dijadikan sebagai sosok yang selalu diminta nasihat dan pertimbangan persoalan jam’iyah dan umat.
NU didirikan melalui tahapan proses musyawarah alim ulama, istikharah para ulama dan stempel pada ahli mukasyafah seperti Mbah Kholil Bangkalan, Kiai Hasan Genggong dan ulama kekasih Allah yang lain. Prosesnya memakan waktu berbulan-bulan, sampai benar-benar siap lahir batin.
 
Saat proses awal pendirian NU, Kiai Hasan Genggong juga diminta pendapat dan nasihat oleh almarhum Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah, KH As’ad Syamsul Arifn dan para pendiri NU lain atas rekomendasi dari syaikhona Kholil Bangkalan dan hadratus syeikh KH. Hasyim Asy’ari. Kiai yang dikenal juga dengan sebutan KH Hasan Sepuh ini dikenal sebagai sosok ulama zuhud, sehingga tidak heran bila selalu menjadi tempat rujukan ketika ulama pendiri NU akan mengambil keputusan.
 
Ketika NU lahir tahun 1926 pada saat bumi Nusantara masih dicengkeram penjajah Belanda, Kiai Hasan Genggong menjadikan pesantrennya sebagai basis perjuangan kemerdekaan. Sosoknya memang bermental baja, percaya diri, ditakuti oleh penjajah dan dikenal apa adanya. Segala bujuk rayu dan siasat Belanda tak mampu menembus hatinya.
 
Suatu ketika, ada seorang ulama yang sowan,berniat tabayun mengenai hukum melawan penjajah. Belum sempat pertanyaan diajukan, Kiai Hasan Genggong menggunakan peci hitam dan membawa keris (hal yang sangat jarang dilakukan), dan si tamu tersebut dengan bangga merasa sudah menemukan jawaban tanpa harus mengajukan pertanyaan.
 
Kiai Hasan Genggong pernah menyatakan bahwa berjuang ikhlas di NU akan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Insyaallah
“من اعان نهضةالعلماء، فقد سعد فى الدنيا والأخرة”
“Barangsiapa yang menolong (berjuang ikhlas) NU, maka hidup beruntung di dunia dan di akhirat.”
 
== Catatan akhir ==