Johannes Leimena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
HaEr48 (bicara | kontrib)
copyedit sedikit, semoga berkenan
Baris 75:
Leimena berasal dari [[Ambon]], [[Maluku]], sebagai seorang beragama [[Kristen]] dan berorang tua guru. Sebagai seorang anak-anak, ia pindah ke [[Cimahi]] dan belakangan [[Batavia]] untuk mengejar ilmu. Ia turut serta dalam pergerakan [[kebangkitan nasional]], sebagai anggota Jong Ambon dan sebagai panitia Kongres Pemuda Pertama dan [[Kongres Pemuda Kedua|Kedua]]. Dalam perihal keagamaan, Leimena juga aktif dalam gerakan [[oikumene]]. Selulusnya dari [[STOVIA]] tahun 1930, ia berkerja di berbagai rumah sakit, mulai di [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] sebelum pindah ke [[Bandung]]. Selama [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang]], ia menjadi dokter kepala di [[Purwakarta]] dan [[Tangerang]].
 
Selama [[Revolusi Nasional Indonesia|revolusi nasional Indonesia]], Leimena memulai karirnya dalam pemerintah sebagai wakil menteri kesehatan, lalu sebagai menteri kesehatan. Ia juga merupakan seorang diplomat yang diutus ke perundingan-perundingan seperti [[Perundingan Linggarjati|Linggarjati]], [[Perjanjian Renville|Renville]], [[Perjanjian Roem-Roijen|Roem-Roijen]], dan [[Konferensi Meja Bundar]]. Leimena membantu pendirian [[Parkindo]] selama masa ini, dan mulai menjadi ketua umum sejak 1950. Dalam karirnya sebagai Menkes, Leimena memprioritaskan [[Profilaksis|pencegahan penyakit]] di wilayah pedesaan dan melandasi sistem [[Puskesmas]] yang kini ada. Leimena juga sempat menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Distribusi, sebagai salah satu menteri yang paling dekat ke Presiden [[Sukarno]].
 
Leimena sangat terdampak oleh peristiwa-peristiwa [[Gerakan 30 September]] 1965 mengingat rumahnya sempat diserang. Dalam pertemuan-pertemuan yang berlangsung seusai peristiwa tersebut, Leimena dianggap telah memberikan nasihat yang mencegah pecahnya perang saudara kepada Sukarno. Ia juga merupakan salah seorang saksi ditandatanganinya [[Supersemar]] pada 1966. Selama masa [[Orde Baru]], Leimena tidak lagi menjabat menteri, tetapi ia masih aktif dalam politik sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] sementara banyak koleganya yang dipenjarakan. Ia wafat pada tahun 1977 dan dijadikan [[pahlawan nasional Indonesia]] pada tahun 2010.
== Masa muda ==
Leimena dilahirkan di kota [[Ambon]], [[Maluku]] pada tanggal 6 Maret 1905. Ayahnya, Dominggus Leimena, merupakan guru yang diperbantukan ke sekolah dasar di Ambon, dan ibunya Elizabeth Sulilatu juga merupakan seorang guru. Selama kanak-kanak, Leimena biasa tinggal di kota Ambon itu sendiri atau di kampung-kampung asal orangtuanya di [[Ema, Leitimur Selatan, Ambon|Ema]] atau [[Lateri, Teluk Ambon Baguala, Ambon|Lateri]].{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=7-8}} Dominggus Leimena merupakan keturunan dari raja Ema, dan keluarga Leimena merupakan pemeluk agama Kristen.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=15}} Dominggus meninggal saat Leimena berusia lima tahun dan Elizabeth menikah lagi, sehingga Leimena pindah ke rumah paman dan bibinya sementara ketiga saudaranya tinggal bersama ayah tiri.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=20}} Selama di Ambon, Leimena bersekolah di ''Ambonsche Burgerschool'' yang berbahasa Belanda.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=24}}