Jajak pendapat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akuindo (bicara | kontrib)
Baris 105:
Dampak kebalikan dari pengaruh ikut-ikutan ini adalah [[dampak underdog]]. Ini sering disebutkan dalam media. Ini terjadi ketika orang memberikan suaranya, karena bersimpati, kepada partai yang dianggap akan 'kalah' dalam pemilihan umum. Keberadaan dampak ini kurang mendapatkan dukungan bukti empiris daripada dampak ikut-ikutan (Irwin & van Holsteyn 2000).
 
Kategori kedua dari teori tentang bagaimana jajak pendapat secara langsung memengaruhi pemberian suara disebut sebagai ''pemberian suara strategis'' atau ''taktis''. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa para pemberi suara menganggap pemberian suara sebagai cara untuk memilih suatu pemerintahan. Jadi, mereka kadang-kadang tidak memilih kandidat yang mereka sukai berdasarkan ideologi atau simpati, melainkan kandidat lain yang kurang disukai, karena pertimbangan-pertimbangan strategis. Contohnya dapat ditemukan dalam [[pemilihanPemilihan umum Britania Raya, 1997]]. Konstituensi Menteri [[Michael Portillo]] di [[Enfield]] dipercayai sebagai [[kursi yang aman]] tetapi berbagai jajak pendapat memperlihatkan bahwa kandidat [[Partai Buruh (Britania Raya)|Buruh]] [[Stephen Twigg]] terus memperoleh dukungan, yang mungkin telah mendorong para pemilih atau pendukung dari partai-partai lain yang belum menetapkan pilihannya untuk mendukung Twigg demi menyingkirkan Portillo. Sebuah contoh lainnya adalah dampak Bumerang di mana para calon pendukung dari kandidat yang diramalkan menang merasa bahwa ia sudah pasti akan menang, sehingga suara mereka tidak dibutuhkan, dan dengan demikian membiarkan kandidat lainnya menang.
 
Dampak-dampak ini hanya menunjukkan bagaimana jajak pendapat ''secara langsung'' memengaruhi pilihan-pilihan politis dari para pemilih. Dampak yang lainnya dapat ditemukan di kalangan para wartawan, politikus, partai politik, pegawai negeri, dll., antara lain dalam bentuk ''[[Framing (teori komunikasi)]]'' media dan pergeseran ideologi partai.