Yayasan National Geographic: Perbedaan antara revisi

''untukUntuk stasiun televisi dengan nama yang sama, silakan lihat [[National Geographic Channel]].''

|industry = [[TelevisiMedia cetak]], dan [[Publikasi]],media [[Mediaelektronik|elektronik]]

|homepage = {{negara|AS}}[http://www.nationalgeographic.com www.nationalgeographic.com] (Amerika Serikat)<br>{{negara|Indonesia}}[http://www.nationalgeographic.co.id www.nationalgeographic.co.id] (Indonesia)

[[Berkas:1915NatGeog.jpg|thumb|right|Sampul depan salah satu edisi ''National Geographic'' tahun [[1915]].]]

'''''Yayasan National Geographic''''' didirikan di [[Amerika Serikat]] pada tanggal [[27 Januari]] [[1888]] oleh 33 orang yang tertarik untuk meningkatkan pengetahuan [[geografi]] mereka. [[Gardiner Greene Hubbard]] menjadi presiden pertama dan kemudian digantikan oleh menantunya, [[Alexander Graham Bell]]. BertujuanYayasan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang geografi dunia dan pada akhirnya mensponsori penerbitan [[majalah]] bulanan ''National Geographic''.

''National Geographic'' saat ini telah diterbitkanterbit di 60 negara dalam 30 bahasa dengan total ekslemparoplah lebih dari 9,5 juta eksemplar per bulan di seluruh dunia.

''National Geographic Indonesia'' diresmikan pada tanggal [[28 Maret]] [[2005]] oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] yang disaksikan penerbitoleh majalah ini,pimpinan [[JakobKelompok OetamaKompas Gramedia]] - pimpinan Kelompok, [[KompasJakob Oetama]] Gramedia. PertamaMajalah ini pertama kali diterbitkan pada bulan [[April]] [[2005]] oleh [[Gramedia|Gramedia Majalah]].

Sebelum resmi diluncurkan, ''National Geographic Indonesia'' mengadakan presentasi dan diskusi foto bertema ''Fotografi Laut Dalam'' bersama [[Emory Kristof]], fotografer ''National Geographic'' pada tanggal [[24 Januari]] [[2005]]. LaluKegiatan ini lalu dilanjutkan dengan pameran rangkaian foto karya Emory di Gedung Arsip Nasional.

Usai peresmian di [[Gedung Arsip Nasional]], [[Jakarta]], ''National Geographic Indonesia'' mengadakan pameran [[arkeologi]] Indonesia. Acara yang digelar pada [[29 Maret]] hingga -[[3 April]] [[2005]] dipuncakidiakhiri dengan presentasi dan pemutaran film orang kerdil (''[[Homo floresiensis]]'') dari [[Flores]], [[Nusa Tenggara Timur]] oleh tim peneliti dari [[Pusat Penelitian Arkeologi Nasional]] dan [[Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia]].

''National Geographic Indonesia'' turut ambil bagian dalam ''Peringatan 600 Tahun Perjalanan [[Laksamana Cheng Ho]]'' yang dipusatkan di [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]. Selama lima hari, [[3 Agustus|3]] – [[7 Agustus]] [[2005]], diadakan ''Pameran Foto Cheng Ho'' karya [[Michael Yamashita]], fotografer National Geographic yang mendapat penugasan untuk membuat foto napak tilas sang laksamana, yang digelar di [[PPRP Semarang]].

Pada malamtanggal [[4 Agustus]] [[2005]] malam, [[Menteri PariwisataKebudayaan dan KebudayaanPariwisata]], [[Jero Wacik]], dan [[Menteri Perindustrian dan Perdagangan]], [[Marie Elka Pangestu]], berkesempatan membuka dan menyapa sang fotografer, yang kebetulan tengah singgah dalam rangka penelusuran jejahjejak sejarah Cheng Ho bersama awak [[National Geographic Television]]. Selepas pembukaan, Mike menampilkan presentasi fotografi yang diikuti dengan antusisas oleh ratusan anggota National Geographic Society di Indonesia, bahkan [[Los Angeles]], [[AS]].

Melanjutkan sukses serupa di [[Bangka]] dan [[Semarang]], pameran foto liputan Cheng Ho diboyongdilanjutkan ke [[Sasana Budaya Ganesha]], [[Institut Teknologi Bandung]], [[Jawa Barat]]. LaluSetelah berpindahitu, pameran diboyong ke [[Jakarta]], [[Surabaya]], dan [[Medan]].

Sejak [[22 September]] [[2005]], [[Dr. [[Peter U Tse]], penerima hibah [[Expedition Council National Geographic Society]], melakukan penelitian [[Orangtentang Pendek]]orang kerdil di [[Kerinci]], [[Jambi]] selama kurun dua tahun. Bersama timnya, Dr. Tse memasang kamera perangkap dalam rangkaian penelitian untuk membuktikan keberadaaan misteri yang belum juga terkuak hingga kini itu. Pada hari pertamanya di [[SungaipenuhSungai Penuh]], Dr. Tse dan tim, yang diikuti pula National Geographic Indonesia, mendapat sambutan hangat dari Bupati [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]], H. Fauzi Siin.

Menyambut liputan keunggulan [[Teleskop Antariksa Spitzer]], National Geographic Indonesia menggelar presentasi di [[Planetariumplanetarium]] dan Observatorium[[observatorium]] milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tanggal [[17 Desember]] [[2005]]. [[Bambang Hidayat]] –, salah seorang dewan pakar majalah ini –, dan Widya Sawitar dari Planetariumplanetarium mengajak 500 pendaftar terawal dari anggota [[National Geographic Society]] untuk mendalami teleskop yang mengungkap tempat kelahiran bintang-bintang.

Tak puas dengan Spitzer, National Geographic Indonesia membuka mata masyarakat Indonesia dengan gelaran ''Rock Art Exhibition 2006''. Acara di awal tahun [[2006]] ini digelar di tiga kota, Jakata, [[Balikpapan]], dan [[Sangatta]], [[Kalimantan Timur]]. danAcara mendapatini dukungandidukung penuh darioleh PT. [[Kaltim Prima Coal]] serta dibantu oleh beberapa institusi, seperti [[Balai Arkeologi Kalimantan]], [[Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia]] (HIKESPI), [[Le Kalimantanthrope]], dan [[PP Seni Rupa]] [[Institut Teknologi Bandung]].

*{{en}} [http://www.nationalgeographic.com Situs resmi berbahasa Inggris]

*{{id}} [http://jakartawww.indymedianationalgeographic.org/newswireco.php?story_id=732id ''SatuSitus Tahunresmi Merayakan Media Penjelajahan Dunia diberbahasa Indonesia''], IMC Jakarta

*{{id}} [http://wwwjakarta.nationalgeographicindymedia.coorg/newswire.idphp?story_id=732 SitusSatu resmiTahun NationalMerayakan GeographicMedia Penjelajahan Dunia di Indonesia]