Film dokumenter: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekajogja (bicara | kontrib)
Ekajogja (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Film dokumenter''' adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film ''[[Moana]]'' (1926) oleh [[''Robert Flaherty]]'', ditulis oleh "''The Moviegoer"'', nama samaran [[''John Grierson]]'', di [[''New York Sun]]'' pada [[tanggal 8 Februari]] [[1926]].
 
Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun.
pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
 
==Dokudrama==
 
Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama. Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi.
 
===Dokumenter Modern===
 
Para analis ''Box Office'' telah mencatat bahwa genre film ini telah menjadi semakin sukses di bioskop-bioskop melalui film-film seperti ''Super Size Me'', ''[[March of the Penguins]]'' dan ''[[An Inconvenient Truth]]''. Bila dibandingkan dengan film-film naratif dramatik, film dokumenter biasanya dibuat dengan anggaran yang jauh lebih murah. Hal ini cukup menarik bagi perusahaan-perusahaan film sebab dengan hanya dengan rilis bioskop yang terbatas dapat menghasilkan laba yang cukup besar.
 
Perkembangan film dokumenter cukup pesat semenjak era cinema verité. Film-film termasyhur seperti ''The Thin Blue Line'' karya ''Errol Morris'' stylized re-enactments, dan karya ''Michael Moore'': ''Roger & Me'' menempatkan kontrol sutradara yang jauh lebih interpretatif. Pada kenyataannya, sukses komersial dari dokumenter-dokumenter tersebut barangkali disebabkan oleh pergeseran gaya naratif dalam dokumenter. Hal ini menimbulkan perdebatan apakah film seperti ini dapat benar-benar disebut sebagai film dokumenter; kritikus kadang menyebut film-film semacam ini sebagai "''mondo films"'' atau "''docu-ganda''."<ref name="csm">{{cite news
|first = Daniel B.
|last = Wood
Baris 18 ⟶ 20:
|date = 2 June 2006
|accessdate = 2006-06-06
}}</ref> Bagaimanapun juga, manipulasi penyutradaraan pada subyek-subyek dokumenter telah ada sejak era ''Flaherty'', dan menjadi semacam endemik pada genrenya.
 
Kesuksesan mutakhir pada genre dokumenter, dan kemunculannya pada keping-keping [[DVD]], telah membuat film dokumenter menangguk keuntungan finansial meski tanpa rilis di bioskop. Meski begitu pendanaan film dokumenter tetap eksklusif, dan sepanjang dasawarsa lalu telah muncul peluang-peluang eksibisi terbesar dari pasar penyiaran. Ini yang membuat para sineas dokumenter tertarik untuk mempertahankan gaya mereka, dan turut mempengaruhi para pengusaha penyiaran yang telah menjadi donatur terbesar mereka.<ref>[http://72.14.209.104/search?q=cache:Uzn48Iw0L2sJ:www.indiewire.com/ots/fes_01Sund_010208_Docs.html+theatrical+distribution+documentary&hl=en&ct=clnk&cd=1&gl=us] Indiewire, "FESTIVALS: Post-Sundance 2001; Docs Still Face Financing and Distribution Challenges". February 8, 2001.</ref>
 
Dokumenter modern saling tumpang tindih dengan program-program televisi, dengan kemunculan ''reality show'' yang sering dianggap sebagai dokumenter namun pada kenyataannya kerap merupakan kisah-kisah fiktif. Juga bermunculan produksi dokumenter ''the making-of'' yang menyajikan proses produksi suatu [[Film]] atau [[video game]]. Dokumenter yang dibuat dengan tujuan promosi ini lebih dekat kepada iklan daripada dokumenter klasik.