Konfusianisme di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Basorewa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Basorewa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{kembangkan}}
'''Konfusianisme di Indonesia''' pertama kali didirikan pada tahun 1955, [[Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia]], adalah organisasi keagamaan untuk mempromosikan perkembangan ajaran [[Konghucu]]. Konfusius yang di Indonesia disebut Konghucu, dalam ejaan bahasa China yaitu Kong Fuzi atau Kongzi yang mempunyai nama asli Kong Qiu lahir di negeri Lu.{{Sfn|Asruchin|2019|p=78}} Di Indonesia, kedatangan Agama Konghucu diperkirakan telah terjadi sejak akhir jaman pra sejarah. Terbukti dengan ditemukannya benda-benda pra sejarah seperti kapak sepatu yang terdapat di Indo Cina dan Indonesia. Penemuan ini membuktikan telah terjadinya hubungan antara kerajaan-kerajaan yang terdapat di daratan yang kita kenal sekarang sebagai Tiongkok dengan Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui Indo Cina. Kedatangan etnis Tionghoa ke Indonesia membawa serta tradisi, norma-norma tata kehidupan, dan sikap fanatisme terhadap tradisi negara leluhur mereka. Dimanapun orang Cina bertempat tinggal, pedoman maupun landasan kehidupan sosiokulturalnya selalu berpatokan pada ajaran-ajaran dari tokoh-tokoh ahli pikir Cina. Ajaran-ajaran yang banyak memberikan pengaruh pada pandangan dasar berpikir, pandangan hidup dan filsafat orang-orang Cina tersebut adalah Bhudisme, Konghucu dan Taoisme. Ajaran Konghucu pengaruhnya sangat besar terhadap orang-orang Cina. Ajaran Konghucu menciptakan rasa kesatuan keluarga dimanapun mereka berada.{{Sfn|Aprilia dan Murtiningsih|2017|p=18-19}}
'''Konfusianisme di Indonesia''' pertama kali didirikan pada tahun 1955, [[Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia]], adalah organisasi keagamaan untuk mempromosikan perkembangan ajaran [[Konghucu]].
 
Agama Konghucu masuk Indonesia diperkirakan sejak zaman akhir prasejarah, hingga sekarang mayoritas penganut agama Konghucu adalah etnis Tionghoa. Sejarah etnis Tionghoa dan agama Konghucu di tanah air ini sempat mengalami masa-masa sulit karena kebijakan rezim Orde Baru yang represif terhadap umat agama Konghucu.{{Sfn|Rosidi|2015|p=166}}
 
Paham Konfusianisme menitikberatkan pada keharmonisan antara satu individu dengan individu yang lainnya untuk hidup saling mengasihi untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Selain itu, Konfusianisme juga mengajarkan untuk menjaga keseimbangan hubungan antara sesama manusia dan mengajarkan kita untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan langit, dimana kita dituntut untuk selalu mengingat kebaikan dari nenek moyang kita. Inti dari paham pemikiran Konfusianisme tertuang di dalam beberapa buku kuno, baik yang ditulis sendiri oleh Konfusius sendiri maupun oleh murid-muridnya.{{Sfn|Arifin|2013|p=60}} Konfusius adalah guru dan agamawan paling terkenal dalam sejarah kebudayaan Cina. Ajaran Konfusius dalam menerapkan semangat wirausaha berpedoman pada nilai Ren (ren 仁 kemanusiaan), Guanxi (guanxi 关系 hubungan), Li (li 礼 kesopanan), Yong (yong 勇 keberanian), Zhi (zhi 智 kebijaksanaan), Xin (xinshi 信实 dapat dipercaya), dan Zhong (zhong 忠 kesetiaan).{{Sfn|Afriza dan Srigustini|2018|p=29}}
 
Pandangan dasar Konfusianisme adalah bahwa kehidupan yang tertib, damai dan bahagia merupakan impian setiap orang. Dalam kerangka itu, penguasa menjadi salah satu faktor kunci terwujud atau tidaknya cita-cita tersebut. Apabila penguasanya berkarakter lalim, maka masyarakatnya akan mengalami tekanan dan penderitaan. Jika penguasanya baik, penuh kebajikan memperhatikan dan bahkan mengutamakan kepentingan rakyat, maka masyarakat akan hidup dengan penuh kesejahteraan dan ketenteraman yang merupakan bagian penting dari perwujudan keharmonisan semesta.{{Sfn|Purwanta|2004|p=89}}
 
Konfusianisme bertujuan untuk mendidik dan menekankan agar manusia dapat melayani Negara dan masyarakat. Untuk memahami ajaran Konfusius tersebut perlu dipahami Kitab ''Daxue'' (Ajaran Agung) yang berisi ajaran mengenai etika seperti etika dalam keluarga, masyarakat, dan bernegara. Ajaran Agung merupakan inti dari dari Ajaran Konfusius untuk mendidik dan membangun manusia mencapai prestasi. Untuk mencapai pengetahuan tertinggi penguasa, pemimpin, dan orang terpelajar harus menciptakan keteraturan dalam wilayah masing-masing. Konfusianisme telah ditolak oleh para intelektual pada awal abad ke-20 dengan jatuhnya Sistem Kekaisaran Cina. Hilangnya kepercayaan pada Kekaisaran diikuti juga oleh hilangnya kepercayaan atas ide moral Konfusianisme. Mulai dari Pemerintahan Cina Republik dan Republik Rakyat Cina, kemudian Konfusianisme telah kehilangan kredibilitasnya.{{Sfn|Hartati|2016|p=174-175}}
 
Dalam peta keagamaan khususnya di Indonesia, ada kecenderungan masyarakat yang mengidentifikasi Konfusianisme hanya kepada filsafat Konfusius saja. Konfusianisme harus dipahami baik sebagai agama maupun filsafat. Menurut Thomas Hosuck Kang, Konfusianisme adalah ajaran berlandaskan Humanisme, sebuah filsafat atau sikap yang menyangkut keberadaan manusia, prestasi dan perhatiannya yang lebih kepada keberadaan abstrak dan masalah-masalah teologi. Secara umum, dikatakan bahwa Konfusianisme adalah kebudayaan yang berlaku di zona kebudayaan yang terdiri dari China, Jepang, Korea, Taiwan, Hong Kong, Singapore, dan Vietnam.{{Sfn|Rozie|2012|p=178-179}}
Paham Konfusianisme menitikberatkan pada keharmonisan antara satu individu dengan individu yang lainnya untuk hidup saling mengasihi untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Selain itu, Konfusianisme juga mengajarkan untuk menjaga keseimbangan hubungan antara sesama manusia dan mengajarkan kita untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan langit, dimana kita dituntut untuk selalu mengingat kebaikan dari nenek moyang kita. Inti dari paham pemikiran Konfusianisme tertuang di dalam beberapa buku kuno, baik yang ditulis sendiri oleh Konfusius sendiri maupun oleh murid-muridnya.{{Sfn|Arifin|2013|p=60}}
 
Keberadaan umat beragama [[Agama Khonghucu|KhonghucuKonghucu]] beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan kedatangan perantau atau pedagang-pedagang [[Tionghoa]] ke tanah air kita ini. Mengingat sejak zaman [[Sam Kok]] yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama KhonghucuKonghucu telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih sejak zaman [[dinasti Han]], atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara.
 
== Pranala luar ==
Baris 17 ⟶ 23:
 
{{Cite journal|last=Arifin|first=Y. Y.|date=2013|title=Lima Sikap Moral dalam Paham Konfusianisme dan Penerapannya di Kehidupan Sehari-hari.|url=https://journal.ubm.ac.id/index.php/bahasa-budaya-china/article/download/787/700|journal=Jurnal Bahasa dan Budaya China|volume=4|issue=2|pages=59-68|doi=|issn=2615-6423|ref={{sfnref|Arifin|2013}}}}
 
{{Cite journal|last=Rozie|first=F.|date=2012|title=Negeri Sejahtera Ala Konfusianisme Melalui Self Cultivation.|url=http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/KALAM/article/download/400/249|journal=Kalam|volume=6|issue=1|pages=177-196|doi=|issn=2540-7759|ref={{sfnref|Rozie|2012}}}}
 
{{Cite journal|last=Afriza E. F., &|first=Srigustini A.|date=2018|title=AKTUALISASI AJARAN KONFUSIUS YANG DIADAPTASIKAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN|url=http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Edunomic/article/download/732/671|journal=Jurnal Edunomic|volume=6|issue=1|pages=28-35|doi=|issn=2541-562X|ref={{sfnref|Afriza dan Srigustini|2018}}}}
 
{{Cite web|last=Asruchin|first=M.|date=2019-02-25|title=Konfusianisme: Sumber Peradaban China|url=https://china.uai.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Konfusianisme-Sumber-Peradaban-China.pdf|website=UAI - PROGRAM STUDI BAHASA MANDARIN DAN KEBUDAYAAN TIONGKOK|isbn=978-602-51169-6-4|access-date=2021-01-26|ref={{sfnref|Asruchin|2019}}}}
 
{{Cite journal|last=Purwanta|first=H.|date=2004|title=Seri Artikel Filsafat Cina: KONFUSIANISME|url=https://repository.usd.ac.id/5894/4/Full%20text%20Konfusianisme%20Ok.pdf|journal=SPSS|volume=18|issue=2|pages=81-94|doi=|issn=0215-8809|ref={{sfnref|Purwanta|2004}}}}
 
{{Cite journal|last=Rosidi|first=A.|date=2015|title=AKTUALISASI AJARAN KONFUSIANISME DALAM MEMBANGUN NASIONALISME ETNIS TIONGHOA (Perspektif Etnis Tionghoa Surakarta)|url=https://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/smart/article/download/249/169|journal=Jurnal SMaRT|volume=1|issue=2|pages=165-175|doi=|issn=2460-6294|ref={{sfnref|Rosidi|2015}}}}
 
{{Cite journal|last=Aprilia, S., &|first=Murtiningsih, M.|date=2017|title=EKSISTENSI AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA.|url=http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jsa/article/download/1545/1234|journal=Jurnal Studi Agama|volume=1|issue=1|pages=15-40|doi=|issn=2655-9439|ref={{sfnref|Aprilia dan Murtiningsih|2017}}}}
 
== Lihat pula ==