Rene Louis Conrad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Dikembalikan PAWS [1.2]
Dikembalikan ke revisi 12176313 oleh HsfBot (bicara) (Twinkle (つ◕౪◕)つ━☆゚.*・。゚✨)
Tag: Pembatalan
Baris 19:
 
Pada saat anggota Brimob itu diajukan ke pengadilan, mahasiswa justru melakukan protes karena menyadari ketidakadilan yang berlangsung. Meskipun anggota Brimob itu dibela oleh pengacara terkenal [[Adnan Buyung Nasution]], ia tetap dinyatakan bersalah. Sidang Mahkamah Militer Priangan-Bogor pada Desember 1970 memberikan vonis 5 tahun 8 bulan tetapi kemudian pengadilan banding Mahkamah Kepolisian Tinggi 13 April 1972 memberikan vonis berbeda yaitu 1 tahun 6 bulan. Selesai menjalani hukuman Djani Maman Surjaman kembali berdinas pada kesatuan Brimob dan pada permulaan 1974 berpangkat Pembantu Letnan II.
 
== Peristiwa dalam Sastra Modern Indonesia ==
Salah seorang sastrawan wanita Indonesia yang juga aktivis [[Aliansi Jurnalis Independen]], [[Ayu Utami]] memuat kisah tentang peristiwa penembakan Rene Louis Conrad dalam novel karyanya yang berjudul Cerita Cinta Enrico terbit pertama kali pada tahun 2012 oleh penerbit [[Kepustakaan Populer Gramedia]] (KPG). Cuplikan kisah tentang peristiwa penembakan Rene Louis Conrad tersebut dalam novel adalah sebagai berikut:<blockquote>''"Aku kini mahasiswa ITB. Demikian pula mendiang Rene Louis Conrad, yang namanya menjadi nama salah satu gerbang kampusku. Ia mati lebih dari sepuluh tahun yang lalu, tetapi aku merasa menjadi temannya. Aku merasa mengenal dan mencintai dia. Ah, dia pemuda berambut gondrong dan bermotor besar Harley Davidson. Kemana-mana ia memakai celana dan jaket jeansnya yang beraroma petualangan. Ia mencintai kebebasan dan berani mencari kebenaran.''</blockquote><blockquote>''Suatu hari sang pengelana yang romantis ini mengendarai motor besarnya, seperti seorang Che Guevara. Dalam perjalanannya ia melalui sebuah truk polisi. Truk itu berisi taruna Akademi Kepolisian yang baru saja kalah bertanding sepak bola melawan mahasiswa ITB. Penuh kebencian dan kemarahan, segumpal ludah melayang dari dalam truk itu menerpa wajah Rene Louis. Kawanku tersentak. Ia tidak suka perbuatan sewenang-wenang. Mentang-mentang Presiden Jenderal Soeharto menggabungkan Kepolisian menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata yang berkuasa, para taruna itu telah menjadi demikian congkak dan tidak mau menerima kekalahan, pecundang yang pengecut.'' </blockquote><blockquote>''Sahabatku menghentikan truk itu untuk mencari kebenaran. Ia ingin para polisi bersikap satria. Ia bertanya kepada semua yang ada di dalam truk: "Siapa yang meludahi aku? Kalau berani, mengakulah!". Seseorang mencabut pistol dan menembaknya. Peluru meluncur menembus dadanya. Begitu saja. Tidak. Tidak begitu saja. Ada yang bilang ia lebih dulu ditendang-tendang seperti bola. Itulah Kepolisian Republik Indonesia. Mereka membunuh mahasiswa sejak masih taruna."''<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=utRCDwAAQBAJ&pg=PA131&lpg=PA131&dq=rene+louis+conrad&source=bl&ots=Rel1Bz60ld&sig=ZEWD66kU9iTiS3ppdhJ-RkeECTY&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjb__GHob3ZAhWKwLwKHQayBko4ChDoAQg6MAU#v=onepage&q=rene%20louis%20conrad&f=false|title=Cerita Cinta Enrico|last=Utami|first=Ayu|date=2013-07-09|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9789799104137|language=id}} hal 131-132</ref> </blockquote>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Bacaan lanjutan ==
Baris 33 ⟶ 27:
 
{{DEFAULTSORT:Conrad, Rene Louis}}
 
[[Kategori:Tokoh yang tidak memiliki informasi tahun kelahiran]]
[[Kategori:Kematian 1970]]