Gunung Penanggungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 44:
Di sekujur lereng kompleks gunung ini (yang telah ditemukan saat ini berada di Gunung Penanggungan sendiri, Gunung Bekel, dan Gunung Kemuncup) ditemukan berbagai peninggalan purbakala, baik candi, ceruk pertapaan, maupun petirtaan dari periode Hindu-Buddha di Jawa Timur. Inventarisasi dan dokumentasi pertama kali dilakukan oleh tim [[Oudheidkundige Dienst|Dinas Kepurbakalaan Hindia Belanda]] 1935 –1940, di bawah pimpinan [[Willem Frederik Stutterheim|W.F. Stutterheim]] dan A. Gall, setelah sebelumnya banyak laporan dari berbagai sumber sejak 1900, beberapa bahkan menyertakan foto dan menemukan prasasti angka tahun dari abad ke-15 M<ref name="arkenas">Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 1974. Laporan Hasil Survai Kepurbakalaan di Gunung Penanggungan (Jawa Timur). ''Berita Penelitian Arkeologi'' no. 1. Hal. 1-21.</ref>. Tim mencatat 81 kepurbakalaan ("Kep.") yang diberi angka Romawi I–LXXXI. Hasil penelitian ini baru diterbitkan pada 1951, tetapi datanya tidak lengkap lagi<ref name=Uzone>Chairul Akhmad. [https://travel.uzone.id/wac-2017-jejak-arkeologis-gunung-penanggungan WAC 2017: Jejak Arkeologis Gunung Penanggungan]. U-Zone Travel. Edisi 04 Mei 2017. Diakses 2 Januari 2019.</ref>.
 
Berdasarkan studi selama dua tahun (2012-2014) ditemukan 116 situs percandian atau objek kepurbakalaan, mulai dari kaki sampai mendekati puncak gunung<ref>Utomo, YW. [http://sains.kompas.com/read/2014/01/16/1126232/Ditemukan.116.Situs.di.Gunung.Penanggungan Ditemukan 116 Situs di Gunung Penanggungan.]. Kompas Daring. Edisi Kamis, 16 Januari 2014. Diakses 16 Oktober 2014.</ref>. Eksplorasi oleh tim dari UTC/UPC Universitas Surabaya (Ubaya) hingga 2017 telah menginvetarisasi 198 situs/bangunan kepurbakalaan<ref>Miftakhul F.S. [https://www.jawapos.com/pendidikan/20/05/2017/kenalkan-198-cagar-budaya-di-gunung-penanggungan Kenalkan 198 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan]. JawaPos daring Edisi 20 Mei 2017, 15:48:29 WIB. Diakses 2 Jannuari 2019.</ref>. Beberapa struktur yang ditemukan adalah [[Gapura Jedong]] (926 Masehi), [[Petirtaan Jalatunda]] (abad ke-10), [[Petirtaan Belahan]] (l.k. 1009 M), [[Candi Kendalisodo]] (Kep. LXV), [[Candi Merak (Jawa Timur)|Candi Merak]] (Kep. LXVII), [[Candi Yudha]], [[Candi Pandawa]] (Kep. VI), dan [[Candi Selokelir]] (pertama kali dilaporkan tahun 1900 oleh seorang kontrolir bernama Broekveldt<ref name="arkenas" />). Selain bangunan, ditemukan pula [[pundenbenda-benda berundak]]pendukung upacara dan tempat pertapaan. Candi-candi di Gunung Penanggungan memiliki gaya yang unik, yaitu bangunannya menempel pada dinding gunung/lereng, tidak berdiri sendiri. Banyak di antaranya bergaya [[punden berundak]], yang dianggap sebagai ciri khas asli gaya bangunan pemujaan di Nusantara. Terbukanya "jalur ziarah" kuno setelah kebakaran hebat pada tahun 2015 juga menegaskan bahwa gunung ini adalah tempat suci bagi masyarakat Jawa di paruh pertama milenium kedua era modern<ref name="Uzone"/>.
 
Karena kekayaan peninggalan budaya ini, kawasan Gunung Penanggungan telah ditetapkan sebagai "Satuan Ruang Geografis Kawasan Penanggungan sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Provinsi" melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur no. 188/18/Kpts/013/2015 tanggal 14 Januari 2015<ref>Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. [https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/penetapan-kawasan-cagar-budaya-oleh-gubernur-jawa-timur/ Penetapan Kawasan Cagar Budaya oleh Gubernur Jawa Timur]. Indonesiana Platform Kebudayaan. 16 Desember 2014. Diakses 3 Januari 2019.</ref><ref>Fahrizal Tito. [http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/267865/pemprov_jatim_terbitkan_sk_dukung_ubaya_ungkap_situs_gunung_penanggungan.html Pemprov Jatim Terbitkan SK Dukung Ubaya ungkap Situs Gunung Penanggungan]. Edisi Senin, 30 Mei 2016 13:41:53 WIB. Diakses 3 Januari 2019.</ref>.