Sejarah pemikiran evolusi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 97:
Kata ''evolusi'' (dari kata Latin ''evolutio'', artinya "bergulung terbuka") awalnya dipakai untuk merujuk kepada [[Perkembangan pranatal|perkembangan embriologi]]; pemakaian pertamanya dalam hubungan dengan perkembangan spesies muncul pada tahun 1762, saat [[Charles Bonnet]] memakainya untuk konsep "[[praformasionisme|pra-formasi]]," yaitu konsep bahwa betina mengandung [[homunkulus|bentuk miniatur]] seluruh keturunan generasi mendatang. Pengertian istilah tersebut kemudian secara bertahap meluas menjadi lebih umum, yaitu pertumbuhan atau perkembangan progresif.<ref name="rough guide evo">{{harvnb|Pallen|2009|p=66}}</ref>
 
Pada akhir abad ke-18, filsuf Prancis [[Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon]], salah satu naturalis yang terkemuka pada masa itu, berpendapat bahwa apa yang kebanyakan orang sebut spesies sebenarnya hanyalah varietas yang berciri khas tertentu, yang dimodifikasi dari bentuk aslinya oleh faktor-faktor lingkungan. Contohnya, ia menyakini bahwa singa, harimau, macan tutul, dan kucing rumah semuanya memiliki leluhur yang sama. Ia berspekulasi lebih jauh lagi bahwa dari 200 spesies mamalia yang diketahui saat itu kemungkinan merupakan keturunan dari 38 bentuk hewan asli. Gagasan evolusi Buffon cukup terbatas; ia meyakini bahwa setiap hewan bentuk asli berkembang melalui [[pembentukan spontan]] dan terbentuk dari "cetakan internal" yang membatasi besarnya perubahan yang dapat terjadi. Dalam karyaKarya-karya Buffon, seperti ''Histoire naturelle'' (1749–1789) dan ''Époques de la nature'' (1778), sangatlah berpengaruh. Di dalamnya terdapat teori-teori yang dikembangkan dengan baik mengenai asal muasal Bumi yang sepenuhnya materialistik beserta gagasan-gagasannya yang mempertanyakan ketetapan spesies.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=75–80}}</ref><ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=14–15}}</ref>
 
Filsuf Prancis lainnya, [[Denis Diderot]], juga menulis bahwa makhluk hidup kemungkinan muncul pertama kali melalui pembentukan spontan dan spesies selalu berubah melalui proses eksperimen di mana bentuk baru muncul dan bertahan hidup, dan bukannya didasarkan pada proses coba-coba. Gagasan ini dapat dianggap sebagai pelopor parsial seleksi alam.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=82–83}}</ref> Antara tahun 1767 dan 1792, [[James Burnett, Lord Monboddo]], tidak hanya mencantumkan dalam tulisannya konsep bahwa manusia merupakan keturunan dari hewan primata, melainkan juga bahwa, sebagai respon terhadap lingkungan, makhluk-makhluk hidup telah menemukan suatu cara untuk mengubah ciri khasnya dalam masa waktu yang panjang.<ref>{{harvnb|Henderson|2000}}</ref> Kakek Charles Darwin, [[Erasmus Darwin]], menerbitkan ''[[Zoonomia]]'' (1794–1796) yang menyiratkan bahwa "semua hewan berdarah panas muncul dari satu filamen hidup."<ref>{{harvnb|Darwin|1794–1796|loc=[http://www.gutenberg.org/files/15707/15707-h/15707-h.htm#sect_XXXIX Vol I, section XXXIX]}}</ref> Dalam syairnya ''Temple of Nature'' (1803), ia menjelaskan kemunculan kehidupan dari organisme-organisme kecil yang tinggal di lumpur menjadi keseluruhan keanekaragaman hayati modern.<ref>{{harvnb|Darwin|1803|loc=Canto I (lines 295–302)}}</ref>