Sejarah pemikiran evolusi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
[[Berkas:Tree of life by Haeckel.jpg|jmpl|kiri|250px|Pohon kehidupan, seperti yang digambarkan oleh [[Ernst Haeckel]] pada buku ''The Evolution of Man'' (1879). Gambar tersebut mengilustrasikan pandangan abad ke-19 mengenai evolusi, yakni proses progresif yang akan berujung pada manusia.]]
 
'''Pemikiran mengenai evolusi''', yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu, telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan peradaban [[Yunani]], [[Kekaisaran Romawi|Romawi]], [[CinaTiongkok]], dan [[Islam]]. Namun, sampai dengan abad ke-18, pandangan biologis [[DuniDunia Barat|Barat]] masih didominasi oleh pandangan [[esensialisme]], yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah. Hal ini mulai berubah ketika pengaruh [[kosmologi]] evolusioner dan [[filosofi mekanis]] menyebar dari ilmu fisik ke [[sejarah alam]]. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu [[paleontologi]] dengan konsep [[kepunahan]]nya lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, [[Jean-Baptiste Lamarck]] mengajukan teorinya mengenai [[transmutasi spesies]]. Teori ini merupakan teori [[evolusi]] pertama yang ilmiah.
 
Pada tahun 1858, [[Charles Darwin]] dan [[Alfred Russel Wallace]] mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya ''[[On the Origin of Species]]'' (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep [[nenek moyang bersama]] dan percabangan [[pohon kehidupan]] yang didasari oleh [[seleksi alam]].