Pengging: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Pengging''' adalah nama kuno untuk suatu wilayah yang sekarang terletak di wilayah [[Boyolali]] . Pusatnya sekarang terletak di [[Banyudono, Boyolali]]. Di [[Dukuh, Banyudono, Boyolali|Desa Dukuh, Banyudono]] sekarang dibangun kawasan wisata berupa pemandian yang ramai dikunjungi orang untuk melakukan ritual bersih diri, karena terdapat mata air (''umbul'') yang dianggap suci. Di dekat tempat pemandian ini juga terdapat makam [[pujangga]] [[Sastra Jawa Baru]] yang terkemuka, [[Yasadipura I]].
 
Nama Pengging disebut-sebut dalam [[legenda]] [[Loro Jonggrang|Rara Jonggrang]] tentang pembangunan komplek [[Candi Prambanan]]. Selanjutnya, dalam sejumlah [[babad]] yang menerangkan penyebaran [[agama Islam]] di selatan Jawa wilayah ini kembali disebut-sebut, dengan tokohnya [[Ki Ageng Pengging]]. Tokoh ini dikenal sebagai pemberontak di wilayah [[Kesultanan Demak]]. Kalangan sejarah di Jawa banyak yang menganggap bahwa Pengging adalah cikal-bakal [[KerajaanKesultanan Pajang]], kerajaan yang mengambil alih kekuasaan di Jawa setelah Kesultanan Demak runtuh.
 
Semenjak berkembangnya [[Kesultanan Mataram]] dan masa-masa selanjutnya, wilayah Pengging kehilangan kepentingannya dan pusat pemerintahannya berangsur-angsur menjadi tempat untuk pelaksanaan ritual bagi keluarga penerus Mataram. Pengelolaan situs sejarah ini pada masa [[Hindia Belanda|kolonial]] dilakukan oleh pihak [[Kasunanan Surakarta]] dan sekarang tanggung jawab berada di tangan Pemerintah [[Kabupaten Boyolali]].