Muhammad bin Ali al-Abbasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ya judulnya
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 28:
Runtuhnya [[Kekhalifahan Umayyah|Dinasti Umayyah]] tidak terlepas dari polemik tentang siapa yang paling berhak menjadi imam kaum muslimin pasca [[Muhammad|Nabi Muhammad]] wafat. Para pendukung [[Banu Hasyim|'''Bani Hasyim''']], yang juga dikenal sebagai [[Alawiyyin|Kaum Alawiyun]], termasuk yang mempersoalkan hal tersebut. Sebagai keturunan Bani Hasyim mereka beranggapan lebih berhak untuk menjadi pemimpin kaum muslimin dikarenakan nasab mereka yang lebih dekat kepada Nabi Muhammad.
 
Kelompok Bani Hasyim terbagi dua. ''Pertama'', kelompok mendukung keturunan Imam Ali sebagai pemimpin mereka; termasuk [[Muhammad bin al-Hanafiyah|Muhammad ibnu al-Hanafiyah]] (putra Imam Ali dari istri Khaulah binti Ja'far) yang oleh sebagian kelompok muslim di Irak diangkat sebagai imam kaum muslimin pasca [[Husain bin Ali|Imam Husain]] wafat di Karbala tahun 626680 M; yang kemudian diteruskan oleh putranya '''Abu Hasyim'''. ''Kedua'', kelompok Bani Abbas yang juga beranggapan bahwa keturunan Abbasiyah lebih berhak menjadi pemimpin kaum muslim daripada keturunan Umayyah. Orang pertama yang menggagas kampanye Abasiyah ini adalah '''Imam Muhammad'''.
 
Untuk menghindari perselisihan dengan keturunan Bani Hasyim yang lain, '''Imam Muhammad''' tidak menonjolkan label "Bani Abbasiyah" melainkan menggunakan nama "Bani Hasyim" untuk menghindari perpecahan dengan para pendukung Imam Ali. Selain itu, dikarenakan nasab keluarga yang dekat, Imam Muhammad memang punya kedekatan dengan para pendukung Imam Ali, termasuk dengan '''Abu Hasyim'''. Seperti diceritakan dalam sebuah riwayat, di mana pada suatu hari Abu Hasyim pergi meninggalkan Hijaz (Madinah) dan mengunjungi Imam Muhammad di Hamimah (Syam, sekarang Yordania). Dalam pertemuan itu Abu Hasyim berwasiat kepada Imam Muhammad: "Kita berharap sesungguhnya imamah dan kepemimpina beraasal dari kalangan kita; maka telah hilang keragu-raguan dan telah jelas keyakinan karena sesungguhnya Anda akan menjadi imam dan khalifah, demikian pula keturunanmu".