Balibo Five: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agogoatmaja (bicara | kontrib)
nama para jurnalis dan pranala dalam.
Agogoatmaja (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
 
Pada tahun 2007, seorang koroner Australia menyatakan bahwa Balibo Five dibunuh oleh tentara Indonesia ([[Kopassandha|KOPASSANDHA]]).<ref name="McDonald">{{Cite news|url=http://www.smh.com.au/news/national/killed-to-silence-them/2007/11/16/1194766918197.html|title=Balibo Five deliberately killed: coroner|publisher=The Sydney Morning Herald|date=2007-11-16|first=Hamish|last=McDonald}}</ref> Posisi resmi pemerintah Indonesia adalah bahwa wartawan-wartawan asing tersebut tewas saat baku tembak di kota.<ref>[http://www.economist.com/world/asia/displayStory.cfm?story_id=14323088 The Economist]</ref>
 
== Peristiwa Balibo ==
Peristiwa tewasnya kelima jurnalis Australia, Balibo Five, masih menjadi misteri yang belum benar-benar terungkap. Jendral [[Yoga Soegomo]], mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Indonesia (BAKIN; kini [[Badan Intelijen Negara Republik Indonesia|BIN]]) mengatakan tewasnya kelima jurnalis karena terjebak berada di tengah-tengan medan pertempuran akibat serangan mortir, yang artinya tanpa ada kesengajaan meski kerusakan rumah yang diserang relatif kecil.<ref name=":0">{{Cite web|title=Companion to East Timor - Blood Sacrifice at Balibo {{!}} School of Humanities and Social Sciences {{!}} UNSW Canberra|url=https://www.unsw.adfa.edu.au/school-of-humanities-and-social-sciences/timor-companion/balibo|website=www.unsw.adfa.edu.au|access-date=2020-12-06}}</ref>
 
Tom Sherman, mantan pengacara pemerintah Australia, menyampaikan temuannya pada tahun 1996. Laporannya mendukung skenario tewasnya kelima jurnalis dikarenakan tembakan atau kematian tidak disengaja akibat pertempuran yang terus berlanjut di saat itu. Kesimpulan Sherman bergantung pada kesaksian dari salah satu saksi dari [[Lisboa|Lisbon]] dengan kode “L1”. Skenario peristiwa ini sangat mirip dengan versi yang dikemukakan pada tahun 1975 dalam sebuah pernyataan dari seorang pejuang pro-Indonesia bernama Guilherme Tomas Goncalves yang turut serta bersama [[Partai Apodeti|Apodeti]] melakukan latihan militer di Atambua bersama [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|ABRI]] untuk melakukan invasi di Balibo.<ref>{{Cite book|last=Timor-Leste|first=Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di|date=2010-07-28|url=https://books.google.co.id/books?id=EChIDwAAQBAJ&pg=PA426&lpg=PA426&dq=chega+Guilherme+Maria+Gon%C3%A7alves&source=bl&ots=uns5s37TAZ&sig=ACfU3U0Re6oYl6CEV2jxXO0utWakfe_lWQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi8v7r6gLntAhXMAnIKHZZiCGsQ6AEwEHoECBEQAg#v=onepage&q=chega%20Guilherme%20Maria%20Gon%C3%A7alves&f=false|title=Chega 1 (INDONESIA)|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-9102-44-7|language=id}}</ref> Selain itu, Tomas merupakan anak dari [[Guilherme Maria Gonçalves]].<ref>{{Cite web|title=Companion to East Timor - APODETI {{!}} School of Humanities and Social Sciences {{!}} UNSW Canberra|url=https://www.unsw.adfa.edu.au/school-of-humanities-and-social-sciences/timor-companion/apodeti|website=www.unsw.adfa.edu.au|access-date=2020-12-06}}</ref> Belakangan, Tomas Goncalves mengingkari pernyataanya tersebut dengan mengatakan bahwa pernyataan itu ditulis oleh orang Indonesia yang memaksanya menandatangani pernyataan itu.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|title=Eyewitness account of 1975 murder of journalists|url=http://www.apc.org.nz/pma/etjour.htm|website=www.apc.org.nz|access-date=2020-12-06}}</ref>
 
Andrew McNaughtan, seorang praktisi dan aktivis medis Australia, mencoba melacak keberadaan saksi “L1”. Dalam melakukan pelacakan terhadap “L1” di Portugal, ia berkenalan dengan Lorenco Hornai, seorang mantan komandan pasukan pro-Indonesia. Hornai mengatakan kepada McNaughtan bahwa personel militer Indonesia membunuh kelima jurnalis karena tidak ingin peristiwa penyerangan terliput oleh media.<ref name=":0" />
 
Pada Desember tahun 2000, saudari Brian Petersen, Maureen Tolfree, mengajukan pengaduan resmi kepada Pengadilan Koroner New South Wales tentang tewasnya Brian Petersen beserta keempat jurnalis lainnya. Pemeriksaan dimulai pada tahun 2007 oleh Deputi Pemeriksa Dorelle Pinch. Pemeriksaan itu melibatkan 66 saksi, termasuk 12 orang Timor Leste yang awalnya berjuang di pihak Indonesia, serta meninjau bukti-bukti dari penyelidikan sebelumnya dan mengevaluasi setiap inkonsistensi temuan. Pinch menemukan bahwa para jurnalis tewas karena luka yang diderita akibat tembakan dan/atau tusukan dengan sengaja oleh pasukan khusus Indonesia (KOPASSANDHA/[[Komando Pasukan Khusus|KOPASSUS]]) atas perintah Kapten [[Muhammad Yunus Yosfiah|Yunus Yosfiah]]. Penyelidikan tersebut menduga ada perintah dari Kepala Komando Pasukan Sandi Yudha ([[Kopassandha|KOPASSANDHA]]) saat itu, Mayjen [[Leonardus Benyamin Moerdani|Benny Moerdani]], hingga Kolonel [[Dading Kalbuadi]] yang saat itu menjadi komandan pasukan khusus di Timor Portugis, hingga akhirnya perintah eksekusi itu sampai kepada Kapten Yunus Yosfiah yang memimpin penyerangan di Balibo. Karena peristiwa itu dikaitkan dengan konflik Internasional, petugas merujuk kasus itu ke otoritas federal untuk kemungkinan penuntutan atas [[kejahatan perang]].<ref name=":0" />
 
Pada tanggal 20 November 2014, Polisi Federal Australia menghentikan penyelidikan kasus kematian kelima jurnalis karena masalah yurisdiksi, dan kesulitan menghadirkan saksi dan terduga.<ref name=":0" />[[Sutiyoso]], ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sempat mendapat undangan mengikuti sidang di Pengadilan New South Wales dan menolak untuk hadir dengan segera kembali ke Indonesia dan menyatakan protes kepada Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia.<ref>{{Cite web|date=2014-10-22|title=Sutiyoso: Balibo Pantas Dihentikan|url=https://republika.co.id/berita/koran/pro-kontra/14/10/22/ndtxw835-sutiyoso-balibo-pantas-dihentikan|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-12-06}}</ref><ref>{{Cite web|last=Welle (www.dw.com)|first=Deutsche|title=Aussie Bantah Panggil Paksa Sutiyoso {{!}} DW {{!}} 30.05.2007|url=https://www.dw.com/id/aussie-bantah-panggil-paksa-sutiyoso/a-2956399|website=DW.COM|language=id-ID|access-date=2020-12-06}}</ref>
 
== Referensi ==