Sunan Prawoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Resza Mustafa (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Arya Mataram (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 16:
 
== Kematian ==
Sepeninggal Trenggana, selain Sunan Prawoto terdapat dua orang lagi tokoh kuat, yaitu [[Arya Penangsang]] bupatiadipati Jipang dan [[HadiwijayaJoko Tingkir]] bupatiadipati [[Pajang]]. Masing-masing adalah keponakan dan menantu Trenggana.
 
[[Arya Penangsang]] adalah putra Pangeran Surowiyoto (Raden Kikin) Sekar Seda ing Lepen yang mendapat dukungan dari gurunya, yaitu [[Sunan Kudus]] untuk merebut takhta [[Demak]]. Pada tahun 1547 ia mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya. Menurut [[Babad Tanah Jawi]],{{cn}} pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Dia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Rangkud setuju, lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan yang sedang berlindung di balik punggungnya ikut tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya.
 
Pada tahun 15551554, pasukan pemberontak kiriman adipati Pajang menyerang Jipang, [[Arya Penangsang]] yang saat itu sebagai Sultan Demak V berhasil dibunuh oleh [[Sutawijaya|Danang Sutawijaya]] atas siasat dari [[Ki Juru Martani]].
 
Sunan Prawoto meninggalkan seorang putra yang masih kecil bernama [[Arya Pangiri]], yang kemudian diasuh bibinya, yaitu [[Ratu Kalinyamat]] dari [[Jepara]]. Setelah dewasa, [[Arya Pangiri]] menjadi menantu [[Hadiwijaya]], raja [[Pajang]], dan diangkat sebagai bupati [[Demak]].