Subkultur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Menurut ilmu [[sosiologi]], '''subbudaya''' atau '''subkultur''' adalah sekelompok orang yang memiliki perilaku dan kepercayaan yang berbeda dengan [[kebudayaan|kebudayaan induk]] mereka. Subbudaya dapat terjadi karena perbedaan [[usia]], [[Ras manusia|ras]], [[Kelompok etnik|etnisitas]], [[kelas sosial]], [[jenis kelamin]], dan/atau [[gender]] anggotanya, dan dapat pula terjadi karena perbedaan [[estetika]], [[agama]], [[politik]], dan [[seksual]]; atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
 
Anggota dari suatu subbudaya biasanya menunjukan keanggotaan mereka dengan gaya hidup atau [[simbol|simbol-simbol]] tertentu. Karenanya, studi subbudaya sering kali memasukkan studi tentang simbolisme ([[pakaian]], [[musik]] dan perilaku anggota sub kebudayaan) — dan bagaimana simbol tersebut diinterpretasikan oleh kebudayaan induknya — dalam pembelajarannya.
 
Jika suatu subbudaya memiliki sifat yang bertentangan dengan kebudayaan induk, subbudaya tersebut dapat dikelompokan sebagai [[kebudayaan tandingan]].
== Definisi ==
Pada tahun 1950-an, David Riesman membedakan kelompok mayoritas yang menerima gaya dan nilai yang ada secara komersial, sementara kelompok subbudaya menganut gaya minoritas yang berlawanan.<ref>{{Cite book|last=Middleton|first=Richard|date=1990-04-01|url=https://books.google.co.id/books?id=-ZJEBgAAQBAJ&lpg=PP1&pg=PA155#v=onepage&q&f=false|title=Studying Popular Music|location=|publisher=McGraw-Hill Education (UK)|isbn=978-0-335-23228-4|pages=155|language=en|url-status=live}}</ref> Dalam bukunya berjudul ''Subculture: The Meaning of Style'' terbitan 1979, Dick Hebdige beranggapan subbudaya adalah bentuk perlawanan terhadap kebiasaan. Subbudaya dapat dipandang negatif oleh masyarakat karena sifatnya yang mengkritik standar sosial yang dominan.{{Sfn|Dick|1991|p=18|ps=, "Style in subculture is, then, pregnant with significance. Its transformations go ‘against nature’, interrupting the process of ‘normalization’. As such, they are gestures, movements towards a speech which offends the ‘silent majority”, which challenges the principle of unity and cohesion, which contradicts the myth of consensus. Our task becomes, like Barthes’, to discern the hidden messages inscribed in code on the glossy surfaces of style, to trace them out as ‘maps of meaning’ which obscurely re-present the very contradictions they are designed to resolve or conceal."}}
Pada 1995, Sarah Thornton mendefinisikan "''subcultural capital''" sebagai pengetahuan dan komoditas kultural yang diperoleh oleh anggota subbudaya. Hal ini meningkatkan status mereka dan membantu membedakan diri mereka dari anggota kelompok lain. Hal ini dia bandingkan dengan istilah "''cultural capital''" yang dicetuskan oleh [[Pierre Bourdieu]].<ref>{{Cite book|last=Thornton|first=Sarah|date=2013|url=https://www.worldcat.org/oclc/866858661|title=Club Cultures : Music, Media and Subcultural Capital.|location=Hoboken|publisher=Wiley|isbn=978-0-7456-6880-2|pages=29-30|language=en|oclc=866858661|quote=A critical difference between subcultural capital (as I explore it) and cultural capital (as Bourdieu develops it) is that the media are a primary factor governing the circulation of the former. (...) For, within the economy of subcultural capital, the media are not simply another symbolic good or marker of distinction (which is the way Bourdieu describes films and newspapers vis-à-vis cultural capital), but a network crucial to the definition and distribution of cultural knowledge.|url-status=live}}</ref> Pada 2007, Ken Gelder mengidentifikasi ciri-ciri subbudaya yang dipahami secara umum berupa buruk dalam kerja, asosiasi pada tempat tertentu (jalanan, klub), kegiatan luar rumah, penolakan terhadap gaya hidup yang umum, dan sebagainya.<ref>{{Cite book|last=Gelder|first=Ken|date=|url=https://www.academia.edu/29530845/Subcultures_Cultural_Histories_and_Social_Practice_Routledge_2007_|title=&#39;Subcultures: Cultural Histories and Social Practice&#39; (Routledge 2007)|location=|publisher=|isbn=|pages=i|language=en|url-status=live}}</ref> Ahli sosiologi Gary Alan Fine dan Sherryl Kleinman dalam penelitian mereka pada 1979 menunjukkan bahwa sebuah subbudaya berfungsi memotivasi calon anggotaya menerima nilai-nilai dalam kelompok subbudaya.<ref>{{Cite journal|last=Fine|first=Gary Alan|last2=Kleinman|first2=Sherryl|date=1979|title=Rethinking Subculture: An Interactionist Analysis|url=https://www.jstor.org/stable/2778065|journal=American Journal of Sociology|volume=85|issue=1|pages=1|doi=|issn=0002-9602}}</ref>
== Proses identifikasi ==
[[Berkas:Star Trek uniforms.jpg|jmpl|[[Trekkie|Trekkies]] sebagai subbudaya penggemar ''[[Star Trek]]''.]]
Identifikasi anggota subbudaya sering kali terlihat dalam simbolisme yang melekat pada pakaian, musik dan pengaruh lainnya, dan juga bagaimana simbol-simbol yang sama diinterpretasikan oleh anggota dari budaya dominan. Dick Hebdige menulis bahwa anggota subbudaya sering kali menandai keanggotaan mereka melalui penggunaan gaya yang khas dan simbolis mencakup mode, tingkah laku, dan [[argot]].{{Sfn|Dick|1991|p=129-130|ps=, "Indeed, the succession of post-war youth styles can be represented on the formal level as a series of transformations of an initial set of items (clothes, dance, music, argot) unfolding through an internal set of polarities (mod v. rocker, skinhead v. greaser, skinhead v. hippie, punk v. hippie, ted v. punk, skinhead v. punk) and defined against a parallel series of ‘straight’ transformations (‘high’/mainstream fashion).}}
 
Subbudaya dapat ada di semua tingkat organisasi. Dalam satu organisasi terdapat banyak budaya atau kombinasi nilai yang biasanya dapat saling melengkapi tetapi juga bersaing dengan budaya organisasi secara keseluruhan.<ref>{{Cite book|last=Anheier|first=Helmut K.|last2=Toepler|first2=Stefan|date=2009-11-24|url=https://books.google.co.id/books?id=oBxyaj3b50EC&lpg=PR1&pg=PA1084#v=snippet&q=subculture%20compete&f=false|title=International Encyclopedia of Civil Society|location=|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-0-387-93996-4|pages=1084|language=en|url-status=live}}</ref> Dalam beberapa kasus, subbudaya telah diundangkan, dan aktivitasnya diatur atau dibatasi. Subbudaya pemuda [[Britania Raya|Inggris]] digambarkan sebagai masalah moral yang harus ditangani oleh penjaga budaya dominan pasca perang.{{Sfn|Hall&Jefferson|1993|p=72}}
== Rujukan ==
<references />
== Daftar Pustaka ==
* {{Cite book|last=Hebdige|first=Dick|date=1991|url=https://www.worldcat.org/oclc/820719964|title=Subculture : the meaning of style|location=London|publisher=Routledge|isbn=978-1-134-95554-1|pages=|oclc=820719964|ref={{Sfnref|Dick|1991}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Hall|first=Stuart|last2=Jefferson|first2=Tony|date=1993|url=https://books.google.co.id/books?id=II19ilADqGEC&lpg=PP1&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|title=Resistance Through Rituals: Youth Subcultures in Post-war Britain|location=|publisher=Psychology Press|isbn=978-0-415-09916-5|pages=|language=en|ref={{Sfnref|Hall&Jefferson|1993}}|url-status=live}}
== Bacaan lanjutan ==
* Appadurai, Arjun (2003) [http://www.intcul.tohoku.ac.jp/~holden/MediatedSociety/Readings/2003_04/Appadurai.html ''Disjuncture and Difference in the Global Economy'']
Baris 17 ⟶ 36:
* Roe, K. (1990). "Adolescents' Music Use", ''Popular Music Research''. Sweden: Nordicom. Cited in Negus (1996).
* Thornton, Sarah (1995). ''Club Cultures: Music, Media, and Subcultural Capital''. Cambridge: Polity Press. Cited in Negus (1996).
 
== Lihat pula ==
 
* [[Antropologi]]
* [[Agama]]
* [[Interseksi]]
* [[Akomodasi]]
{{budaya-stub}}
 
[[Kategori:Sosiologi]]
[[Kategori:Budaya]]