Hinduisme di Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambah gambar dan pindahan
Baris 1:
{{untuk|agama Hindu di [[Indonesia]]|Agama Hindu di Nusantara}}
[[Berkas:Simbol aum.png|jmpl|120px|Simbol "'''[[Om]]'''" Hindu Jawa]]
{{Hindu}}
{{Aliran kepercayaan di Indonesia}}
Baris 18 ⟶ 19:
 
== Pelestarian dan pengakuan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ceremonie TMnr 20018455.jpg|jmpl|Sajian [[suku Tengger|Tengger]], 1971.]]
[[File:Pejuang Hindu Budaya Jawa.jpg|thumb|right|Salah satu ritual yang dilakukan pemeluk Hindu Suku Jawa]]
Agama Hindu atau penggabungan Hindu-animisme telah dipertahankan oleh sejumlah masyarakat tradisional Jawa yang menganggap keluarganya sebagai keturunan dari prajurit dan pangeran [[Majapahit]]. [[Suku Osing]] di [[Jawa Timur]] adalah sebuah komunitas yang agamanya menunjukkan banyak kesamaan dengan [[agama Hindu Dharma]] [[suku Bali]]. Sebagian masyarakat [[suku Tengger]] secara resmi adalah penganut Hindu, namun agama mereka mencakup banyak unsur [[Buddhisme]], termasuk penyembahan Buddha bersama dengan [[Trimurti]] agama Hindu, [[Siwa]], [[Wisnu]], dan [[Brahma]]. [[Suku Badui]] juga memiliki agama mereka sendiri yang menggabungkan corak-corak agama Hindu.
 
== Perkembangan ==
[[Berkas:SimbolPejuang aumHindu Budaya Jawa.pngjpg|jmpl|kiri|120px|SimbolSalah "'''[[Om]]'''"satu ritual yang dilakukan pemeluk Hindu Suku Jawa.]]
Meskipun sejarah mencatat sejarah tentang perlawanan terhadap Islamisasi yang lebih besar di Jawa Timur, jumlah penganut Hindu juga berkembang di Jawa Tengah dekat monumen Hindu kuno Prambanan. Perkembangan agama Hindu Jawa di era Indonesia modern berbeda-beda di tiap daerah. Dalam dua wilayah yang dekat dan budaya yang sama seperti wilayah [[Yogyakarta]], perkembangan agama Hindu hanya terjadi secara sporadis, sedangkan wilayah [[Klaten]] mengalami persentase tertinggi perkembangan Hindu Jawa. Beberapa kalangan berpendapat bahwa perbedaan ini berkaitan dengan perbedaan dalam persepsi Islam di antara penduduk suku Jawa di masing-masing daerah. Peristiwa tragis [[Pembantaian di Indonesia 1965-1966|pembunuhan massal terduga komunis 1965-1966]] di Klaten adalah jauh lebih mengerikan daripada yang terjadi di Yogyakarta, di Klaten lanskap politik telah jauh lebih kuat daripada yang dialami warga Yogyakarta. Karena para pembunuh terduga komunis di Klaten kala itu sebagian besar diidentifikasi sebagai [[Muslim]] dan mengatasnamakan [[Islam]], warga di wilayah Klaten tidak memilih Islam, tetapi lebih memilih agama [[Hindu]] (dan juga [[Kekristenan di Indonesia|Kekristenan]]).