Ahmad Sanusi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
|honorific_prefix =
|notability =
<!-- ----------- -->
|image = Ajengan ahmad sanusi.jpg
|image_size = 280px
|alt =
|caption =
<!-- ----------- -->
|jalur_ayah =
|jalur_ibu =
|nasab =
<!-- ----------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m = 18
Baris 34:
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- ---------------- -->
|kunya =
|name = Ahmad Sanusi
Baris 40:
|nisbah =
|nama_lainnya = Ajengan Genteng, Kiai Haji Ahmad Sanusi atau Ajengan Cantayan atau Ajengan Genteng atau Ajengan Gunungpuyuh
<!-- ---------------- -->
|etnis = [[Sunda]]
|nationality = {{INA}}
Baris 63:
|alma_mater =
<!-- ---dakwah ketokohan- -->
|judul1 = Pendiri
|sub1 = Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi
|mulai1 =
Baris 69:
|pendahulu1 =
|pengganti =
 
|judul2 = Anggota
|sub2 = Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
|mulai2 =
Baris 76:
|pendahulu2 =
|penggant2 =
 
|judul3 = Pendiri
|sub3 = Al-Ittahadul Islamiyah (AII)
|mulai3 =
Baris 83:
|pendahulu3 =
|penggant3 =
 
|judul4 =
|sub4 = Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII)
Baris 142:
* ''Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam''
<!-- ---award------ -->
|award1 = [[Imam|Imam besar]] besar
|pemberi_award1 = [[Masjidil Haram]]
|tahun_award1 =
 
|award2 = Pahlawan Nasional<ref name="pahlawan" />
|pemberi_award2 =
|tahun_award2 =
<!-- ---award------ -->
|home_town = Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi
|spouse = Siti Juwariyah binti Haji Afandi
<!-- ---kewafatan------ -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
Baris 168:
 
}}
'''Ahmad Sanusi''' atau dikenal dengan sebutan '''Kiai Haji Ahmad Sanusi''' atau '''Ajengan Cantayan''' atau '''Ajengan Genteng''' atau '''Ajengan Gunungpuyuh''' (lahir [[18 September]] [[1889{{lahirmati|1888]] di Desa Cantayan, [[Cikembar, Sukabumi|Under Distrik Cikembar]], [[Kabupaten Sukabumi|Distrik Cibadak, Under Afdeling Sukabumi]] - meninggal tahun [[1950]] di |18|9|1889|[[Kota Sukabumi|Sukabumi]] pada tanggal |31 Juli |7|1950 (dalam usia 62 tahun}}) adalah tokoh [[Sarekat Islam]] dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang [[pendidikan|pendidikan]], sosial kemasyarakatan]] dan [[ekonomi]].<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-980661114-5}} Halaman 212-215.</ref><ref name="pelitatangerang">[http://pelitatangerang.xtgem.com/index/__xtblog_entry/59385-kh-ahmad-sanusi-sukabumi?__xtblog_block_id=1 www.pelitatangerang.com: KH Ahmad Sanusi, Sukabumi]. Diakses 27 April 2014</ref> Pada awal Pemerintahan [[Jepang]], AII dibubarkan dan secara diam-diam ia mendirikan [[Persatuan Umat Islam|Persatuan Umat Islam Indonesia]] Indonesia (PUII).<ref name="Ensiklopedi" /><ref name="sukabumi">[http://www.sukabumikota.go.id/detailberita.asp?id=PUI%20TELAH%20TOREHKAN%20KARYA%20POSITIF%20BAGI%20BANGSA%20DAN%20NEGARA www.sukabumikota.go.id: PUI Telah torehkan Karya Positif bagi Bangsa dan Negara]. Diakses 27 April 2014</ref> Ia juga pendiri [[Pondok Pesantren]] Syamsul Ulum, Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi" /> Selain itu, Kiai Sanusi juga pernah menjadi anggota [[Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI) pada tahun [[1945]].<ref name="Ensiklopedi" /><ref name="ensikperadaban">[http://www.ensikperadaban.com/?TOKOH_%26amp%3B_INTELEKTUAL_MUSLIM_INDONESIA:Ulama:Ahmad_Sanusi www.ensikperadaban.com: Ahmad Sanusi]. Diakses 27 April 2014</ref>
 
== Sejarah ==
Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi" /><ref name="hti">[http://hizbut-tahrir.or.id/2011/01/13/ajengan-ahmad-sanusi-pejuang-syariah-islam/ www.hizbut-tahrir.or.id: Ajengan Ahmad Sanusi: Pejuang Syariah Islam]. Diakses 27 April 2014</ref> Sebagai putera seorang ajengan (kiai), ia telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kanak-kanak, selain ia juga banyak belajar dari para [[santri]] Senior|senior di pesantren ayahnya.<ref name="Ensiklopedi" />
 
Menginjak usia dewasa, Kiai Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di [[Jawa Barat]].<ref name="Ensiklopedi" /> Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, [[Baros, Sukabumi|Baros]], Sukabumi.<ref name="Ensiklopedi" /> Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke [[Mekah]] untuk menunaikan [[Haji|ibadah haji]] sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman.<ref name="Ensiklopedi" /> Ia belajar di Mekah selama tujuh tahun.<ref name="ensikperadaban" /> Disana Kiai Sanusi mendapat gelar [[Imam|imam besar]] besar [[Masjidil Haram]].<ref name="ensikperadaban" /> ia berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi ([[Semenanjung Melayu|Melayu]]).
 
== Mendirikan Pesantren ==
Pada tahun 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke [[Indonesia]] untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.<ref name="ensikperadaban" /> Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.<ref name="Ensiklopedi" /> Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng.[[Berkas:Rasyid ridla.jpg|jmpl|kiri|200px|Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, salah satu ulama pembaharu asal Mesir yang banyak mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Sanusi]]
Ketika belajar di Mekah, Kiai Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari [[Muhammad Abduh|Syeikh Muhammad 'Abduh]], [[Rasyid Ridha|Syeikh Muhammad Rasyid Ridla]], dan [[Jamal-al-Din Afghani|Jamaluddin al-Afghani]], melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di [[Mesir]], sehingga pengaruh tersebut menjadikannya ulama pembaharu ketika pulang ke Indonesia.<ref name="Ensiklopedi" /> Namun demikian, ia tetap tidak meninggalkan mahzabnya, ia tetap mengikuti [[mazhab Syafi'i]] sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid.<ref name="Ensiklopedi" /> Bahkan dalam bidang ilmu [[fikih]] yang juga merupakan keahliannya, Kiai Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum [[Islam]].<ref name="Ensiklopedi" />
 
Dalam bidang ilmu [[al-Qur'an]], Kiai Sanusi berpendapat bahwa terdapat empat kategori hukum dalam al-Qur'an, yaitu:<ref name="hti" />
# Berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama
# Berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan
Baris 186:
 
== Karya-karya ==
Kiai Sanusi dikenal sebagai ulama ahli [[tafsir]] dan fikih yang telah mengasilkan banyak karya.<ref name="pahlawan">{{cite news|title = Dua Ulama Jabar Dapat Gelar Pahlawan Nasional |newspaper = www.news.okezone.com|date =2008-11-08|author=Toni Kamajaya|url =http://news.okezone.com/read/2008/11/07/1/161854/dua-ulama-jabar-dapat-gelar-pahlawan-nasional|accessdate = 2014-04-27|archiveurl=https://archive.is/NCULl|archivedate=2014-04-27}}</ref><ref name="Ensiklopedi" />
 
== Referensi ==