Mahabharata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
→‎Suntingan teks: Konteks sejarah
Baris 103:
|Kitab Swargarohanaparwa menceritakan kisah [[Yudistira]] yang mencapai puncak gunung [[Himalaya]] dan dijemput untuk mencapai [[surga]] oleh Dewa [[Indra]]. Dalam perjalanannya, ia ditemani oleh seekor anjing yang sangat setia. Ia menolak masuk surga jika disuruh meninggalkan anjingnya sendirian. Si anjing menampakkan wujudnya yang sebenanrnya, yaitu Dewa [[Dharma]].
|}
 
== Dalam konteks sejarah ==
{{Further|Bharata Khanda}}Tidak jelas mengenai kapan terjadinya [[Perang Kurukshetra]]. Banyak sejarawan memperkirakan perang ini terjadi pada [[India Zaman Besi|Zaman Besi di India]] pada abad ke-10 SM.<ref>In discussing the dating question, historian A. L. Basham says: "According to the most popular later tradition the Mahabharata War took place in 3102&nbsp;BCE, which in the light of all evidence, is quite impossible. More reasonable is another tradition, placing it in the 15th century BCE, but this is also several centuries too early in the light of our archaeological knowledge. Probably the war took place around the beginning of the 9th century BCE; such a date seems to fit well with the scanty archaeological remains of the period, and there is some evidence in the Brahmana literature itself to show that it cannot have been much earlier." Basham, p. 40, citing HC Raychaudhuri, ''Political History of Ancient India'', pp.27ff.</ref> Latar wiracarita tersebut memiliki perkiraan historis pada Zaman Besi ([[Periode Weda|Weda]]) di India, yakni saat [[Kerajaan Kuru]] menjadi pusat kekuasaan politik selama kurang lebih 1200 hingga 800 SM.<ref>M Witzel, ''Early Sanskritization: Origin and Development of the Kuru state'', EJVS vol.1 no.4 (1995); also in B. Kölver (ed.), ''Recht, Staat und Verwaltung im klassischen Indien. The state, the Law, and Administration in Classical India'', München, R. Oldenbourg, 1997, p.27-52</ref> Konflik internal dinasti Kuru pada masa itu kemudian menjadi sumber inspirasi ''Jaya'', yang menjadi peletak dasar naskah ''Mahabharata'', dengan klimaksnya berupa perang yang akhirnya dipandang sebagai peristiwa penting.
 
Naskah [[Purana]] menyebutkan genealogi tokoh-tokoh ''Mahabharata''. Bukti keberadaannya pada Purana memiliki dua versi. Versi pertama, ada pernyataan bahwa pengangkatan [[Mahapadma Nanda]] (400-329 SM) terjadi 1.015 (atau 1.050) tahun setelah kelahiran [[Parikesit]] (cucu Arjuna), sehingga Baratayuda diperkirakan terjadi pada 1400 SM.<ref>A.D. Pusalker, ''History and Culture of the Indian People'', Vol I, Chapter XIV, p.273</ref> Namun, tersirat bahwa periode raja-raja memerintah berdasarkan genealogi tersebut sangat singkat.<ref>FE Pargiter, ''Ancient Indian Historical Tradition'', p.180. He shows estimates of the average as 47, 50, 31 and 35 for various versions of the lists.</ref> Versi kedua, adalah analisis genealogis paralel dalam Purana antara masa pemerintahan Adisimakresna (cicit Parikesit) dan [[Mahapadma Nanda]]. Pargiter memperkirakan 26 generasi dengan merata-rata daftar sepuluh dinasti yang berbeda dan, berasumsi 18 tahun masa pemerintahan raja-raja itu. Hasilnya Adisimakresna diperkirakan memerintah pada 850 SM dan Baratayuda kira-kira terjadi pada 950 SM.<ref>Pargiter, ''op.cit.'' p.180-182</ref>
[[Berkas:Painted_Grey_Ware_Culture_(1200-600_BCE).png|jmpl|Peta situs [[Painted Grey Ware|''Painted Grey Ware'']] (PGW)]]
[[B. B. Lal]] menggunakan pendekatan yang sama, dengan asumsi lebih konservatif terkait masa pemerintahan rata-rata dengan perkiraan hingga 836 SM, dan mengaitkannya dengan bukti arkeologis situs [[Painted Grey Ware|''Painted Grey Ware'']], yang menjadi keterkaitan kuat antara artefak PGW dan tempat yang disebut dalam wiracarita.<ref>B. B. Lal, ''Mahabharata and Archaeology'' in Gupta and Ramachandran (1976), p.57-58</ref> [[John Keay]] mengonfirmasinya dan memberikan tanggal 950 SM untuk Baratayuda.<ref>{{Cite book|last=Keay|first=John|year=2000|url=https://books.google.com/books?id=3aeQqmcXBhoC|title=India: A History|location=New York City|publisher=Grove Press|isbn=978-0-8021-3797-5|pages=42|authorlink=John Keay}}</ref>
 
Upaya penentuan tanggal menggunakan metode [[arkeoastronomi]] menghasilkan perkiraan antara akhir milenium ke-4 hingga ke-2 SM, bergantung bagian mana yang dipilih dan bagaimana interpretasinya.<ref>Gupta and Ramachandran (1976), p.246, who summarize as follows: "Astronomical calculations favor 15th century BCE as the date of the war while the Puranic data place it in the 10th/9th century BCE. Archaeological evidence points towards the latter." (p.254)</ref> Akhir milenium ke-4 SM ditentukan berdasarkan perhitungan zaman Kaliyuga, berdasarkan konjungsi planet, oleh [[Aryabhata]] (abad ke-6). Tanggal perang Mahabharata menurut Aryabhata, 18 Februari 3102&nbsp;SM, dikenal luas dalam tradisi India. Sejumlah sumber menandakan ini sebagai menghilangnya [[Kresna]] dari Bumi.<ref>{{Cite web|title=Lord Krishna lived for 125 years &#124; India News - Times of India|url=https://timesofindia.indiatimes.com/india/Lord-Krishna-lived-for-125-years/articleshow/844211.cms|website=The Times of India}}</ref> [[Prasasti Aihole]] dari zaman [[Pulikeshi II]], tertanggal 556 Saka (634 M), mengklaim bahwa Perang Baratayuda dimulai pada 3.735 tahun lalu, sehingga perang tersebut diperkirakan terjadi pada 3137&nbsp;SM.<ref>{{cite web|date=19 January 2014|title=5151 years of Gita|url=http://www.mid-day.com/articles/5151-years-of-gita/15033045}}</ref><ref>Gupta and Ramachandran (1976), p.55; AD Pusalker, HCIP, Vol I, p.272</ref> Sejumlah mazhab astronom dan sejarawan tradisional, diwakili oleh Vriddha-Garga, [[Varāhamihira|Varahamihira]] (pengarang [[Brihat-Samhita|''Brhatsamhita'']]), dan [[Kalhana]] (pengarang ''[[Rajatarangini]]''), menyatakan bahwa Baratayuda terjadi 653 tahun setelah zaman Kaliyuga, atau sekitar 2449&nbsp;SM.<ref>AD Pusalker, ''op.cit.'' p.272</ref>
 
== Suntingan teks ==