Pandawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 50.7.142.181 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Gervant of Shiganshina
Tag: Pengembalian
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Draupadi and Pandavas.jpg|ka|275px|jmpl|Para Pandawa dan istri mereka dalam lukisan [[India]]. {{br}}Keterangan: [[Nakula]] dan [[Sadewa]] (kiri-kanan atas), [[Arjuna]] (kanan bawah), [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] (kiri bawah), [[Yudistira]] dan [[Dropadi]] (tengah).]]
'''Pandawa''' {{Sanskerta|पाण्डव|Pāṇḍava}} merupakan istilah dalam [[bahasa Sanskerta]], yang secara [[harfiah]] berarti anak [[Pandu]], yaitu seorang Raja [[Hastinapura]] dalam wiracarita ''[[Mahabharata]]''. Para Pandawa terdiri dari lima orang: [[Yudistira]], [[Bima (Mahabharata)|Bima]], [[Arjuna]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]]. Mereka adalah tokoh [[protagonis]] dalam ''Mahabharata'', sedangkan yang [[antagonis]] adalah para [[Korawa]], yaitu para putra [[Dretarastra]], saudara [[Pandu]]. Dalam ''Mahabharata'', kelima Pandawa menikah dengan [[Dropadi]] yang diperebutkan dalam sebuah [[sayembara]] di [[Kerajaan Panchala]], dan masing-masing anggota Pandawa memiliki seorang putra darinya.
 
Para Pandawa merupakan tokoh utama dalam bagian penting dari wiracarita ''[[Mahabharata]]'', yaitu [[perang Kurukshetra|pertempuran besar]] di daratan [[Kurukshetra]]; pertempuran para Pandawa melawan para [[Korawa]] beserta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa bermain dadu.
 
Menurut ''[[Mahabharata]]'', setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari [[Dewa (Hindu)|dewa]] tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain yang merujuk kepada karakteristik masing-masing. Contohnya Bima yang memiliki nama lain "WerkodaraWrekodara" (वृकोधार ''Vṛkodhāra''), arti [[harfiah]]nya adalah "perut [[serigala]]", karena ia diceritakan sebagai orang yang gemar makan.
 
== Silsilah ==
 
Para Pandawa terdiri dari lima orang pangeran, tiga di antaranya ([[Yudistira]], [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], dan [[Arjuna]]) merupakan putra kandung [[Kunti]], sedangkan yang lainnya ([[Nakula]] dan [[Sadewa]]) merupakan putra kandung [[Madri]], tetapi ayah mereka sama, yaitu [[Pandu]].
 
 
<center>
Baris 38 ⟶ 37:
== Anggota ==
[[Berkas:Pandavas_with_Draupadi_OR_ayudhapurushas_facing_Madhu_Kaitabha.jpg|jmpl|275px|Figur yang di tengah adalah Yudistira. Dua orang di sebelah kirinya adalah Bima dan Arjuna. Si kembar Nakula dan Sadewa berada di sebelah kirinya. Istri mereka, yang paling kiri, adalah Dropadi. Ukiran di Kuil Dasavatar, Deogarh, India.]]
[[Berkas:Meister des Razm-Nâma-Manuskripts 001.jpg|ka|jmpl|240px|Pandawa dan sepupu mereka, [[Kresna]]. Lukisan dalam ''Razm Nama'', ''[[Mahabharata]]'' ber[[bahasa Parsi]], abad ke-16.]]
 
=== [[Yudistira]] ===
[[Yudistira]] (युधिष्ठिर ''Yudhiṣṭhira'') merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa [[Yama (Hindu)|Yama]] dan lahir dari [[Kunti]]. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkanmemaafkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan ''DhramasutaDharmasuta'' (puteraputra [[Dharma]]), ''Ajathasatru'' (yang tidak memiliki musuh), dan ''Bhārata'' (keturunan [[Bharata (raja)|Maharaja Bharata]]). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah [[Perang di Kurukshetra|perang akbar]] di [[Kurukshetra]] berakhir dan mengadakan upacara [[Aswamedha]] demi menyatukan [[kerajaan India Kuno|kerajaan-kerajaan India Kuno]] agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung [[Himalaya]] bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga.
 
=== [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] ===
[[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] (भीम ''Bhīma'') merupakan putra kedua [[Kunti]] dengan [[Pandu]]. Nama ''bhimāBhimā'' dalam [[bahasa Sanskerta]] memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa [[Bayu]] sehingga memiliki nama julukan ''Bayusutha''. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata [[gada]]. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki ''WerkodaraWrekodara''. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam [[Perang di Kurukshetra|pertempuran akbar]] di [[Kurukshetra]]. Ia memiliki seorang puteraputra dari ras [[rakshasa|raksasa]] bernama [[Gatotkaca]], turut serta membantu ayahnya berperang, tetapi gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, [[Yudistira]]. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung [[Himalaya]]. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Dalam pewayangan Jawa, dua putranya yang lain selain Gatotkaca ialah [[Antareja]] dan [[Antasena]].
 
=== [[Arjuna]] ===
[[Arjuna]] (अर्जुन) merupakan putra bungsu [[Kunti]] dengan [[Pandu]]. Namanya (dalam [[bahasa Sanskerta]]) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa [[Indra]], Sangsang Dewadewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai [[ksatriakesatria]] terbaik oleh [[Drona]]. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat [[Perang di Kurukshetra|pertempuran akbar di Kurukshetra]]. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya ''Dhananjaya'' (perebut kekayaan, karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara [[Rajasuya]] yang diselenggarakan [[Yudistira]]); ''Kirti'' (yang bermahkota indah, karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa [[Indra]] saat berada di [[surga]]); ''Partha'' (puteraputra [[Kunti]], karena ia merupakan putra Perta alias [[Kunti]]). Dalam [[perang di Kurukshetra|pertempuran]] di [[Kurukshetra]], ia berhasil memperoleh kemenangan dan [[Yudistira]] diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung [[Himalaya]] bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.
 
=== [[Nakula]] ===
[[Nakula]] (नकुल) merupakan salah satu puteraputra kembar pasangan [[Madri]] dan [[Pandu]]. Ia merupakan penjelmaan Dewadewa kembar bernama [[Aswin]], Sang Dewadewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama [[Sadewa]], yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa [[Aswin]] juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh [[Kunti]], istri [[Pandu]] yang lain. Nakula pandai memainkan senjata [[pedang]]. [[Dropadi]] berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatriakesatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, tetapi ia hidup kembali atas permohonan [[Yudistira]]. Dalam penyamaran di [[Kerajaan Matsya]] yang dipimpin oleh Raja [[Wirata]], ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung [[Himalaya]] bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.
 
=== [[Sadewa]] ===
[[Sadewa]] (सहदेव ''Sahadeva'') merupakan salah satu puteraputra kembar pasangan [[Madri]] dan [[Pandu]]. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama [[Aswin]], Sang Dewadewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama [[Nakula]], yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa [[Aswin]] juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh [[Kunti]], istri [[Pandu]] yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu [[astronomi]]. [[Yudistira]] pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan [[BrihaspatiWrehaspati]], guru para [[Dewa (Hindu)|Dewadewa]]. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di [[Kerajaan Matsya]] yang dipimpin oleh Raja [[Wirata]], ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung [[Himalaya]] bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.
 
== Riwayat singkat ==
[[Berkas:Pandawa 5b.jpg|kiri|275px|jmpl|Para Pandawa Lima menurut tradisi pewayangan Jawa. Dari Kiri ke kanan: [[Werkodara]], [[Arjuna]], [[Yudistira]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]].]]
 
=== Masa kanak-kanak ===
[[Berkas:Pandu at Shatasrunga Hill.jpg|ka|jmpl|Ilustrasi kitab ''Mahabharata'' Gorakhpur Geeta Press, menggambarkan Pandu menjalani kehidupan ''wanaprastha'' bersama kedua istrinya di bukit Satasrengga (''Śataśṛṅga'').]]
Dalam kitab ''[[Adiparwa]]'' ber[[bahasa Sanskerta]] yang diterjemahkan [[Kisari Mohan Ganguli]], dikisahkan bahwa [[Pandu]] dari [[Hastinapura]] telah membunuh (tanpa sengaja) seorang [[resi]] bernama [[Kindama]] saat sang resi sedang [[kopulasi|bersenggama]].<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01119.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Sambhava Parva. Section CXVII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Menjelang kematiannya, sang resi mengutuk agar Pandu mati saat melakukan hubungan seksual. Pada waktu itu, Pandu merupakan seorang raja yang belum dikaruniai keturunan. Kutukan dari sang resi telah memupus semangatnya untuk melanjutkan jabatan sebagai raja. Akhirnya ia memutuskan untuk berkhalwat dan menyerahkan takhta [[kerajaan Kuru]] kepada kakaknya yang buta, [[Dretarastra]]. Dengan ditemani dua istrinya yang bernama [[Kunti]] dan [[Madri]], Pandu memutuskan untuk hidup sederhana di tengah hutan (''[[caturasrama|wanaprastha]]''). Di sana Kunti membeberkan rahasia bahwa ia telah diajarkan sebuah [[mantra]] oleh Resi [[Durwasa]], yang berguna untuk memanggil dewa serta memperoleh keturunan dari dewa tersebut. Atas anjuran Pandu, Kunti memanggil Dewa [[Yama (Hindu)|Yama]], [[Bayu]], dan [[Indra]]. Agar bersikap adil terhadap istri keduanya, Pandu menyuruh agar Kunti mengajarkan mantra tersebut kepada [[Madri]]; Madri pun memanggil [[Aswin]] kembar. Dari pemanggilan dewa tersebut, Pandu dikaruniai lima putra. Urutan kelahiran putra Pandu mulai dari yang sulung adalah: [[Yudistira]], [[Arjuna]], [[Bima (Mahabharata)|Bima]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]].
 
Pada suatu hari, Pandu tidak mampu lagi menahan hasratnya untuk bercinta dengan Madri, yang akhirnya menyebabkan kematiannya. Madri memutuskan untuk melakukan ''[[sati (praktik)|sati]]'' (melompat ke dalam api [[kremasi]]) dan menitipkan kedua putranya kepada Kunti, kemudian Kunti bersama lima putra Pandu kembali ke istana [[Hastinapura]] untuk tinggal bersama anggota [[Dinasti Kuru]], yaitu keluarga besar Pandu: [[Bisma]], [[Dretarastra]], [[Widura]], dan [[Krepa]].<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01126.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Sambhava Parva. Section CXXV–CXXVI | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Dretarastra dan [[Gandari]] memiliki seratus putra yang disebut [[Korawa]]—yang sulung bernama [[Duryodana]]—dan seorang putri bernama [[Dursala]]. Baik lima Pandawa dan sepupu-sepupunya tinggal bersama dalam suatu istana. Di antara lima Pandawa, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] selalu tidak akur dengan para Korawa, terutama Duryodana; Duryodana pun menganggap Bima sebagai musuh abadinya. Dalam akhir bab ''Shambawaparwa'' diceritakan bahwa Dretarastra merasa gelisah dan tidak senang, sebab para Pandawa—terutama Bima dan [[Arjuna]]—selalu tampil menunjukkan kehebatan melebihi para Korawa.<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01143.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Sambhava Parva. Section CXLII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref>
Pandawa lima yang terdiri atas [[Yudistira]], [[Arjuna]], [[Bima (Mahabharata)|Bima]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]], memiliki saudara yang bernama [[Duryodana]] dan 99 adiknya yang merupakan anak dari [[Dretarasta]], saudaranya Prabu Pandudewanata yang tak lain adalah ayah dari Pandawa. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai [[Korawa]]) tinggal bersama dalam suatu kerajaan yang beribu kota di [[Hastinapura]]. Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan tahta [[dinasti Kuru]] apabila sepupunya masih ada. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan para Pandawa beserta ibunya.
 
=== Kebakaran Laksagreha ===
=== Usaha pertama untuk menyingkirkan Pandawa ===
{{main|SabhaparwaLaksagreha}}
Dalam bagian ''Jatugrihaparwa'', kitab ''[[Adiparwa]]'' dikisahkan bahwa [[Duryodana]] bersekongkol dengan [[Sangkuni]], pamannya dari pihak ibu untuk menyingkirkan para Pandawa, dan mengajak [[Dretarastra]] untuk mewujudkan rencana tersebut.<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01144.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Jatugriha Parva. Section CXLIII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Rencana dilaksanakan bertepatan dengan masa perayaan untuk memuja [[Siwa]] yang diselenggarakan penduduk [[Waranawata]]. Atas anjuran dari Dretarastra, maka Pandawa dan [[Kunti]] berangkat menuju ke sana, lalu tinggal di sebuah istana yang dibangun oleh [[Purocana]], orang suruhan Duryodana. Istana tersebut direncakan bakal dibakar oleh Purocana saat Pandawa dan ibu mereka mulai kerasan tinggal di sana. Namun sesuatu yang sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh [[Widura]] yang merupakan paman dari Pandawa. Sebelum berangkat ke Waranawata, Widura mewanti-wanti Yudistira, lalu mengirimkan penggali terowongan yang bekerja secara rahasia ketika Pandawa telah tiba di Waranawata.<ref>{{citation| last=Rajagopalachari| first=C. | title=Mahabharata (Kitab Epos Mahabharata)| translator=Yudhi Murtanto| publisher=Penerbit Laksana | place=Yogyakarta| year=2017| isbn=978-602-407-178-3}}</ref> Para Pandawa tinggal di Waranawata dalam waktu yang cukup lama, dan Purocana menungguh saat yang tepat untuk membakar istana kediaman Pandawa. Sebelum Purocana melaksanakan rencananya, Kunti mengadakan pesta bagi Purocana dan penjaga, dengan tujuan untuk membuat mereka mabuk. Kemudian Pandawa membakar istana tersebut dari dalam, lalu pergi melalui terowongan yang sudah dibuat oleh orang suruhan Widura. Terowongan itu membawa mereka ke tepi sungai Gangga. Dengan diantarkan pesuruh Widura, para Pandawa dan ibu mereka menyeberangi sungai, lalu mengembara di hutan.
 
=== Menikahi Dropadi ===
[[Dretarastra]] yang menggantikan tahta kerajaan yang sebelumnya dipimpin oleh Prabu Pandudewanata menyerahkan kembali tahta kerajaan Astina kepada putra sulung Prabu Pandu Yudistira sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya yang terlalu terburu-buru sehingga ia tidak memikirkan perasaan anaknya. Hal ini menyebabkan [[Duryodana]] iri hati dengan Arjuna, ia mencoba untuk membunuh para Pandawa beserta ibu mereka yang bernama [[Kunti]]. Rencana tersebut dipelopori oleh Pamannya Harya Suman / Sengkuni dengan mengajak tukang kayu kerajaan untuk membuat tempat pesta dari bahan yang mudah terbakar. Pada saat pesta, Kunthi dan para Pandawa Lima disuruh minum air yang sudah dimasuki obat tidur, dan dibakarlah lokasi pesta tersebut. Segala sesuatunya yang sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh [[Widura]] yang merupakan paman dari Pandawa. Sebelum itu juga Bima juga telah diingatkan oleh seorang petapa yang datang ke dirinya bahwa akan ada bencana yang menimpannya oleh karena itu Bima pun sudah berwaspada terhadap segala kemungkinan. Untuk pertama kalinya Bima membawa ibunya Kunthi dan keempat saudaranya lolos dalam perangkap Duryodana dan melarikan diri ke hutan rimba.
[[Berkas:The Swayamvara of Panchala's princess, Draupadi.jpg|kirika|jmpl|280px|Ilustrasi [[sayembara]] memperebutkan Dropadi di [[Kerajaan Panchala]]. Ilustrasi ini dari ''[[Adiparwa]]'', bagian dari ''Mahabharata'', diterbitkan Gorakhpur Geeta Press, India.]]
 
Di tengah hutan, para Pandawa dan ibu mereka hidup bersama para [[resi]] dan memperoleh wawasan dari mereka. Dari informasi para resi, para Pandawa mengetahui akan diadakan [[sayembara]] di [[Kerajaan Panchala]] dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahi putri Raja [[Panchala]] ([[Drupada]]) yang bernama Pancali atau [[Dropadi]]. [[Arjuna]] pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya. Pandawa pulang ke pondok kediaman mereka dengan membawa serta Dropadi. Sesampainya di sana, mereka datang menghadap [[Kunti]] dan mengatakan bahwa mereka membawa ''biksa'' (sedekah; hasil meminta-minta).<ref name="subramaniam"/> Kunti menyuruh agar mereka membagi rata ''biksa'' yang telah diperoleh. Namun ia terkejut ketika tahu bahwa putra-putranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, tetapi juga seorang wanita. Kunti tidak mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri lima Pandawa.<ref name="gopalachari">{{citation|title=Mahabharata| author=C. Rajagopalachari| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://www.goodreads.com/book/show/118252.Mahabharata | year=1950}}</ref><ref name="subramaniam">{{citation|title=Mahabharata |author=Kamala Subramaniam| year=2007| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://books.google.co.id/books/about/Mahabharata.html?id=n_nVpReXJ9MC&redir_esc=y}}</ref> Lima Pandawa bersepakat bahwa mereka akan menjadi suami Dropadi secara bergiliran dengan jangka waktu satu tahun untuk satu Pandawa; hukuman bagi yang melanggar perjanjian tersebut adalah pengasingan selama setahun.<ref name="johnson-arjuna">{{cite encyclopedia|last=Johnson|first=W. J. |article=Arjuna |title=A Dictionary of Hinduism|publisher=Oxford University Press|year=2009|doi=10.1093/acref/9780198610250.001.0001|isbn=978-0-19861-025-0}}</ref>
=== Para Pandawa mendapatkan Dropadi ===
[[Berkas:The Swayamvara of Panchala's princess, Draupadi.jpg|kiri|jmpl|280px|Ilustrasi sayembara memperebutkan Dropadi di Kerajaan Panchala.]]
Pandawa lima yang melarikan diri ke rimba mengetahui akan diadakan [[sayembara]] di [[Kerajaan Panchala]] dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahkan putri Raja [[Panchala]] ([[Drupada]]) yang bernama Panchali atau [[Dropadi]]. [[Arjuna]] pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya, tetapi [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[Arjuna]] yang berkata kepada ibunya ketika ibunya tengah memasak, "Ibu, kami membawa sedekah yang terbaik!" [[Kunti]], menjawab tanpa melihat, "Bagilah sama rata kepada saudaramu, Nak." Karena perkataan ibunya. Pancali pun bersuamikan lima orang.
 
=== Permainan dadu dan pengasingan ===
[[Berkas:Draupadi Vastra Haran.jpg|ki|jmpl|Dursasana mencoba menarik pakaian Dropadi setelah Pandawa kalah main dadu.]]
{{main|Sabhaparwa}}
Setelah Pandawa mendapatkan [[Dropadi]], Pandawa kembali ke [[Hastinapura]]. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, [[Kerajaan Kuru]] dibagi dua untuk dibagi kepada [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibu kota [[Hastinapura]], sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota [[Indraprastha]]. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah [[Duryodana]] tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi [[Dropadi]]Pandawa. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa.
[[Berkas:Draupadi s presented to a pachisi game.jpg|jmpl|[[Dropadi]] dihina dimuka umum.]]
[[Berkas:Disrobing of Draupadi.jpg|ka|240px|jmpl|Adegan [[Dropadi]] ditelanjangi oleh [[Dursasana]].]]
Setelah Pandawa mendapatkan [[Dropadi]], Pandawa kembali ke [[Hastinapura]]. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, [[Kerajaan Kuru]] dibagi dua untuk dibagi kepada [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibu kota [[Hastinapura]], sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota [[Indraprastha]]. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah [[Duryodana]] tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi [[Dropadi]]. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa.
 
Untuk merebut kekayaan dan kerajaan [[Yudistira]], [[Duryodana]] mengundang Yudistira untuk main dadu. Yudistira yang gemar main dadu tidak menolak undangan tersebut dan bersedia datang ke [[Hastinapura]]. Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh [[Sangkuni]] sebagai bandar dadu, yang memiliki kesaktian untuk mengendalikan angka dadu yang ia kehendaki. Pada mulanya, mereka bertaruh akan harta dan senjata, tetapi lambat laun taruhan terus meningkat menjadi kerajaan, hingga akhirnya Yudistira mempertaruhkan adik-adiknya, termasuk dirinya sendiri. Saat Yudistira tidak memiliki apa-apa lagi, atas hasutan Duryodana dan Sangkuni, ia mempertaruhkan [[Dropadi]]. Seperti sebelumnya, Yudistira pun kalah. Pakaian Dropadi ditarik oleh [[Dursasana]] (adik Duryodana) karena ia sudah menjadi harta Duryodana sejak Yudistira kalah main dadu, tetapi usaha tersebut tidak berhasil berkat pertolongan gaib dari [[Kresna]].
Untuk merebut kekayaan dan kerajaan [[Yudistira]], [[Duryodana]] mengundang [[Yudistira]] untuk main dadu ini atas ide [[Sangkuni]], hal ini dilakukan sebenarnya untuk menipu Pandawa mengundang Yudistira untuk main dadu dengan taruhan. Yudistira yang gemar main dadu tidak menolak undangan tersebut dan bersedia datang ke [[Hastinapura]].
 
Melihat istrinya dihina, [[DuryodanaBima (Mahabharata)|Bima]] bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, pertanda alam yang merasaburuk kecewamuncul karenadi [[Hastinapura]]. [[Dretarastra]] telahmerasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, sehingga ia mengembalikan semuasegala harta Yudistira yang sebenarnyadijadikan akantaruhan. menjadi[[Duryodana]] miliknya,yang merasa kecewa akhirnya membujuk Dretarastra untuk mengizinkannya menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, [[Yudistira]] mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. KarenaMaka kekalahan tersebut, [[Pandawa]] terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun.
Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh [[Sangkuni]] sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang, taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang terakhir istrinya Dropadi dijadikan taruhan.
 
[[File:Exile of Pandavasa.jpg|ka|jmpl|Ilustrasi para Pandawa dan Dropadi memulai pengembaraannya di hutan selama 12 tahun. Ilustrasi ini dari ''[[Wanaparwa]]'', bagian dari ''Mahabharata'', diterbitkan Gorakhpur Geeta Press, India.]]
Dalam peristiwa tersebut, karena Dropadi sudah menjadi milik Duryodana, pakaian [[Dropadi]] ditarik oleh [[Dursasana]] karena sudah menjadi harta Duryodana sejak Yudistira kalah main dadu, tetapi usaha tersebut tidak berhasil membuka pakaian [[Dropadi]], karena setiap pakaian dibuka dibawah pakaian ada pakaian lagi begitu terus tak habisnya berkat pertolongan gaib dari Sri [[Kresna]].
Setelah meninggalkan kerajaan selama 12 tahun, Pandawa pun pergi ke [[Kerajaan WirataMatsya]]—yang selamadipimpin Raja [[Wirata]]—selama setahun untuk penyamaranmenyamar. DisanaDi sana [[Yudistira]] menyamar sebagai penasihat''[[caturasrama|sanyasin]]'' bernama rajaKangka, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] sebagai juru masak istana bernama Balawa, [[Arjuna]] sebagai penari bernama Wrehanala, [[Nakula]] sebagai pengembala kuda bernama Grantika, [[Sadewa]] sebagai pengembala sapi bernama Tantipala, dan [[Dropadi]] sebagai pelayan (''sairandri'') bernama Malini. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin [[Duryodana]]. Namun [[Duryodana]] bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh [[Sri Kresna]], tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
 
{{main|=== Perang di Kurukshetra}} ===
Karena istrinya dihina, [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, [[Dretarastra]] merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan.
{{main|Perang Kurukshetra}}
 
Pertempuran besar di Kurukshetra (atau lebih dikenal dengan istilah ''[[Bharatayuddha]]'' di [[Indonesia]]) merupakan pertempuran sengit yang berlangsung selama delapan belas hari. Pihak Pandawa maupun pihak [[Korawa]] sama-sama memiliki ksatriakesatria-ksatriakesatria besar dan angkatan perang yang kuat. Pasukan kedua belah pihak hampir gugur semuanya, dan kemenangan berada di pihak Pandawa karena mereka berhasil bertahan hidup dari pertempuran sengit tersebut. Semua Korawa gugur di tangan mereka, kecuali [[Yuyutsu]], satu-satunya Korawa yang memihak Pandawa sesaat sebelum pertempuran berlangsung.
[[Duryodana]] yang merasa kecewa karena [[Dretarastra]] telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, [[Yudistira]] mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Karena kekalahan tersebut, [[Pandawa]] terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun.
 
=== Akhir riwayat ===
Setelah meninggalkan kerajaan selama 12 tahun, Pandawa pun pergi ke [[Kerajaan Wirata]] selama setahun untuk penyamaran. Disana [[Yudistira]] menyamar sebagai penasihat raja, [[Bima]] sebagai juru masak istana, [[Arjuna]] sebagai penari, [[Nakula]] sebagai pengembala kuda, [[Sadewa]] sebagai pengembala sapi, dan [[Dropadi]] sebagai pelayan. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin [[Duryodana]]. Namun [[Duryodana]] bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh [[Sri Kresna]], tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
 
SetelahDalam ''[[Prasthanikaparwa]]'' dikisahkan bahwa setelah [[Kresna]] wafat, [[Byasa]] menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup sebagai pertapa ([[caturasrama|sanyasin]]). Sebelum meninggalkan kerajaan, [[Yudistira]] menyerahkan tahtatakhta [[kerajaan Kuru]] kepada [[Parikesit]], cucu [[Arjuna]], sementara [[Indraprastha]] dipimpin oleh [[Bajra (Mahabharata)|Bajra]] dari bangsa [[Yadawa]]. ParaSetelah menyelesaikan urusan di kerajaannya, para Pandawa beserta [[Dropadi]] melakukan perjalanan terakhirmengelilingi merekatempat-tempat suci di [[Bharatawarsha]] ([[sejarah India|India Kuno]]), dengan tujuan akhir di Gunung [[Himalaya]]. Sebelum sampai di puncak, satu persatuper satu dari mereka meninggal dalam perjalanan. Hanya Yudistira yang masih bertahan hidup dan didampingi oleh seekor anjing yang setia. Sesampainya di puncak, Yudistira dijemput oleh Dewa [[Indra]] yang menaiki kereta kencana. Sang dewa mengajak Yudistira ke sorga, tetapi anjing yang menemani perjalanannya dilarang untuk ikut. Yudistira pun menolak untuk mencapai surga jika harus meninggalkan anjingnya. Karena sikap tulus yang ditunjukkan oleh Yudistira, anjing tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu Dewa [[Yama|Dharma]]. Dewa Dharma berkata bahwa Yudistira telah melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang dan ia berhak berada di surga.
=== Pertempuran besar di Kurukshetra ===
{{main|Perang di Kurukshetra}}
[[Berkas:Bhima drinks blood.jpg|ka|240px|jmpl|[[Bima]] merobek dada [[Dursasana]] dan meminum darahnya di medan [[perang Kurukshetra]].]]
 
Sesampainya di surga, [[Yudistira]] terkejut karena ia tidak melihat saudara-saudaranya,; sebaliknya ia melihat [[Duryodana]] beserta sekutunya di surga. Dewa [[Indra]] berkata bahwa saudara-saudara Yudistira berada di neraka. Mendengar hal itu, Yudistira lebih memilih tinggal di neraka bersama saudara-saudaranya daripada tinggal di surga. Pada saat itu, pemandangan tiba-tiba berubah. Dewa Indra pun berkata bahwa hal tersebut merupakan salah satu ujian yang diberikan kepadanya, dan sebenarnya saudara Yudistira telah berada di surga. Akhirnya Yudistira pun mendapatkanberkumpul bersama para saudaranya di surga.
Pertempuran besar di Kurukshetra (atau lebih dikenal dengan istilah [[Bharatayuddha]] di [[Indonesia]]) merupakan pertempuran sengit yang berlangsung selama delapan belas hari. Pihak Pandawa maupun pihak [[Korawa]] sama-sama memiliki ksatria-ksatria besar dan angkatan perang yang kuat. Pasukan kedua belah pihak hampir gugur semuanya, dan kemenangan berada di pihak Pandawa karena mereka berhasil bertahan hidup dari pertempuran sengit tersebut. Semua Korawa gugur di tangan mereka, kecuali [[Yuyutsu]], satu-satunya Korawa yang memihak Pandawa sesaat sebelum pertempuran berlangsung.
 
=== Akhir riwayat ===
[[Berkas:Yudhisthira with a dog as a chariot from heaven arrive.jpg|kiri|jmpl|Lukisan penjemputan [[Yudistira]] dan anjingnya oleh Dewa [[Indra]].]]
Setelah [[Kresna]] wafat, [[Byasa]] menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup sebagai pertapa. Sebelum meninggalkan kerajaan, [[Yudistira]] menyerahkan tahta kepada [[Parikesit]], cucu [[Arjuna]]. Para Pandawa beserta [[Dropadi]] melakukan perjalanan terakhir mereka di Gunung [[Himalaya]]. Sebelum sampai di puncak, satu persatu dari mereka meninggal dalam perjalanan. Hanya Yudistira yang masih bertahan hidup dan didampingi oleh seekor anjing yang setia. Sesampainya di puncak, Yudistira dijemput oleh Dewa [[Indra]] yang menaiki kereta kencana. Yudistira menolak untuk mencapai surga jika harus meninggalkan anjingnya. Karena sikap tulus yang ditunjukkan oleh Yudistira, anjing tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu Dewa [[Dharma]]. Dewa Dharma berkata bahwa Yudistira telah melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang dan ia berhak berada di surga.
 
Sesampainya di surga, [[Yudistira]] terkejut karena ia tidak melihat saudara-saudaranya, sebaliknya ia melihat [[Duryodana]] beserta sekutunya di surga. Dewa [[Indra]] berkata bahwa saudara-saudara Yudistira berada di neraka. Mendengar hal itu, Yudistira lebih memilih tinggal di neraka bersama saudara-saudaranya daripada tinggal di surga. Pada saat itu, pemandangan tiba-tiba berubah. Dewa Indra pun berkata bahwa hal tersebut merupakan salah satu ujian yang diberikan kepadanya, dan sebenarnya saudara Yudistira telah berada di surga. Yudistira pun mendapatkan surga.
 
== Lihat pula ==
* [[Bharatayuddha|Perang keluarga Bharata]]
[[Berkas:YosriHikayatPandawaLima.jpg|ka|jmpl|240px|Buku Hikayat Pandawa Lima dalam kesusasteraan Melayu.]]
* [[Perang Kurukshetra]]
;Tokoh:
* [[Pandawa]]:
** [[Yudistira]]
** [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]]
** [[Arjuna]]
** [[Nakula]]
** [[Sadewa]]
* '''[[Korawa]]'''
** [[Duryodana]]
** [[Dursasana]]
** [[Wikarna]]
** [[Yuyutsu]]
;Kisah:
* [[Mahabharata|Kisah keluarga besar Bharata]] (Mahabharata)
* [[Sabhaparwa|Kisah Pandawa main dadu]]
* [[Bharatayuddha|Perang keluarga Bharata]]
* [[Perang di Kurukshetra|Pertempuran akbar di Kurukshetra]]
;Lain-lain:
* [[Silsilah Dinasti Kuru dan Yadu|Silsilah Pandawa dan Korawa]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{commonscat|Pandavas|Pandawa}}
* {{en}} [http://www.sacred-texts.com/hin/maha/index.htm '''The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa'''] (1883–1896), diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke bahasa Inggris oleh [[Kisari Mohan Ganguli]].