Monumen Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tdk ada
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menolak 5 perubahan teks terakhir (oleh KontenMedia, Agustono sarwoko, 115.178.248.216, Ahmad.baddawi dan 112.215.230.155) dan mengembalikan revisi 17051813 oleh Rahmatdenas
Tag: Pengembalian manual
Baris 1:
{{refimprove|date=Desember 2016}}
{{Infobox building
| building_name = Monumen Nasional
| image = Merdeka Square Monas 02.jpg
| caption = Monumen Nasional
| map_type =
| altitude =
| building_type =
| architectural_style =
| structural_system =
| cost =
| ren_cost = =
| location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| address = Lapangan Merdeka
| client =
| owner =
| current_tenants =
| landlord =
| coordinates =
| start_date = [[17 Agustus]] [[1961]]
| completion_date = [[12 Juli]] [[1975]]
| inauguration_date = [[12 Juli]] [[1975]]
| renovation_date =
| demolition_date =
| destruction_date =
| height = 132137 meter
| diameter =
| other_dimensions =
| floor_count =
| floor_area =
| main_contractor = P.N. Adhi Karya <br />(tiang fondasi)
| architect = [[Frederich Silaban]], <br /> [[R.M. Soedarsono]]
| architecture_firm = =
| structural_engineer =
| services_engineer =
| civil_engineer =
| other_designers =
| quantity_surveyor =
| awards =
| ren_architect =
| ren_firm = =
| ren_str_engineer =
| ren_serv_engineer =
| ren_civ_engineer =
| ren_oth_designers =
| ren_qty_surveyor =
| ren_awards =
| public_transit = '''[[KA Commuter Jabodetabek]]''': {{rint|jakarta|red}} {{rint|jakarta|blue}} [[stasiun Juanda]]<br>'''[[Transjakarta]]''': {{rint|tjk1}} {{rint|tjk6A}} {{rint|tjk6B}} [[Monumen Nasional (Transjakarta)|halte Monumen Nasional]]<br>{{rint|tjk2}} {{rint|tjk2A}} {{rint|tjk2D}} {{rint|tjk7}} (7F) [[Balai Kota (Transjakarta)|halte Balai Kota]], [[Gambir 1 (Transjakarta)|halte Gambir 1]] dan [[Gambir 2(Transjakarta)|2]]
}}
 
Hai aku artis
'''Monumen Nasional''' atau yang populer disingkat dengan '''Monas''' atau '''Tugu Monas''' adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat [[Indonesia]] untuk merebut [[kemerdekaan]] dari pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]]. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal [[17 Agustus]] [[1961]] di bawah perintah presiden [[Sukarno]] dan dibuka untuk umum pada tanggal [[12 Juli]] [[1975]]. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran [[emas]] yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan [[Medan Merdeka]], [[Jakarta Pusat]].
 
== Sejarah ==
Pencetus ide Monas adalah Sarwoko Martokusumo yang tidak lain adalah adik dari Mr. Sartono. Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950, menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai merencanakan pembangunan sebuah Monumen Nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.
 
Pada tanggal [[17 Agustus]] [[1954]], sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan Monumen Nasional digelar pada tahun [[1955]]. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun [[1960]] tetapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk [[lingga (arca)|lingga]] dan [[yoni]]. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan [[17 Agustus]] [[1945]] memulai [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], ke dalam rancangan monumen itu.<ref name="HEUKEN25"/><ref name="NATMONOFF39">National monument Office, Jakarta (1996) pp. 3-9</ref><ref name="DIMNOTE">Tinggi cawan dari halaman adalah 17 meter, lebar dasar monumen adalah 8 meter, serta lebar halaman cawan adalah 45 meter</ref>