Kereta rel listrik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
penambahan informasi dan perapihan artikel |
||
Baris 3:
[[Berkas:JR 205-148F Marchen Face.jpg|jmpl|300px|D1/1473B JR 205-148F Marchen Face masuk [[Stasiun Cibitung]].]]
[[Berkas:Railcars.jpg|jmpl|300px|Tiga macam kereta rel listrik di stasiun [[Bogor]]. Dari kiri ke kanan, KRL Rheostat [[Jepang]] buatan [[1983]]/[[1984]], KRL Holec [[Belanda]]-[[Belgia]] buatan [[1996]], dan KRL Rheostat Jepang buatan [[1986]]/[[1987]].]]
[[Berkas:Jakarta MRT train departing from ASEAN MRT Station.jpg|jmpl|296x296px|[[Kereta rel listrik MRT Jakarta|Kereta MRT Jakarta]], salah satu armada KRL di Indonesia.]]
[[Berkas:KRLinside.jpg|jmpl|394x394px|Suasana di dalam salah satu KRL seri 8000/8500 saat malam hari.]]
'''Kereta Rel Listrik''' (disingkat '''KRL''') merupakan [[kereta rel]] yang bergerak dengan [[sistem propulsi motor listrik]].
Di [[Indonesia]], kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan [[Jabotabek|Jabodetabek]], dan merupakan kereta yang melayani para [[komuter]] (''lihat'' [[KRL Jabotabek|Kereta Komuter Jabodetabek]]), layanan [[Kereta rel listrik Railink seri EA203|kereta bandara]], maupun kereta [[Angkutan cepat|metro]] (''lihat'' [[MRT Jakarta]]).
Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan [[Batavia]] dengan [[Jatinegara]] atau [[Meester Cornelis]] pada tahun [[1925]]. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh [[Werkspoor]] dan [[Heemaf Hengelo]].
Pada tahun [[1960-an]] kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin [[lokomotif]] dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun [[1976]], [[PJKA]] mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari [[Jepang]]. Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun [[1976]], [[1978]], [[1983]], [[1984]], [[1986]], [[1987]], [[1994]], [[1996]], [[1997]], [[1998]], [[1999]], [[2000]]
[[PT Inka]] yang terletak di [[Madiun]] telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut [[Kereta api Prajayana|KRL-I Prajayana]] pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi [[PT Kereta Api]], tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.
== Pengoperasian di Indonesia ==
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] ke [[Stasiun Bekasi|Bekasi]] dan [[Stasiun Cikarang|Cikarang]], [[Stasiun Depok|Depok]] dan [[Stasiun Bogor|Bogor]], [[Stasiun Tangerang|Tangerang]], [[Stasiun Serpong|Serpong]], [[Stasiun Maja|Maja]] dan [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]] serta trayek melingkar dari [[Stasiun Manggarai|Manggarai]], [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]], [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]], [[Stasiun Kampung Bandan|Kampung Bandan]], [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]], ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Pada masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun [[Stasiun Karawang|Karawang]] dan [[Stasiun Cikampek|Cikampek]]. Selain itu, [[jalur rel ganda]] dari Tanah Abang menuju Serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Quadruple-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara. Tak hanya di Jabodetabek saja kereta rel listrik juga beroperasi di wilayah [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan [[Jawa Tengah]] ([[Kota Surakarta|Kota Solo]])▼
Di Indonesia, jenis kereta ini digunakan pada armada [[KRL Commuter Line|Commuter Line Indonesia]], [[MRT Jakarta]], [[Lintas Rel Terpadu Palembang|LRT Palembang]], [[LRT Jakarta]], dan [[LRT Jabodebek]].
▲
[[MRT Jakarta]] sebagai operator layanan kereta [[angkutan cepat]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] saat ini memiliki satu jalur dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Bundaran HI. Dibanding Commuter Line, kedatangan KRL di Stasiun MRT Jakarta memiliki interval yang lebih rapat yaitu 5 menit pada jam sibuk dan 10 menit pada jam biasa.<ref>{{Cite web|last=developer|first=medcom id|date=2020-06-07|title=MRT Datang Setiap 5 Menit Saat Jam Sibuk|url=https://www.medcom.id/nasional/metro/VNx4zPqN-mrt-datang-setiap-5-menit-saat-jam-sibuk|website=medcom.id|language=id|access-date=2020-11-09}}</ref> MRT Jakarta menggunakan armada [[Kereta rel listrik MRT Jakarta|KRL]] yang diproduksi oleh [[Nippon Sharyo]], Jepang.
Selain kereta dengan layanan berhenti di setiap stasiun, juga terdapat KRL yang dioperasikan untuk layanan kereta ekspres bandara yang dioperasikan oleh [[KAI Bandara|Railink]]. [[Kereta Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta|Kereta bandara]] ini melayani dari dan menuju [[Stasiun Bandara Soekarno-Hatta|Stasiun]] [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]] sebagai ''Airport Railink Station'', dan [[Stasiun Sudirman Baru]] serta [[Stasiun Bekasi]] sebagai ''City Railink Station''. Setiap satu perjalanan kereta ekspres ini menggunakan rangkaian KRL [[Kereta rel listrik Airport Railink Services|seri EA 203]] buatan [[PT INKA]] dan [[Bombardier Transportation]].
== KRL pada saat Peristiwa Kemarian Listrik ==
Pada peristiwa [[Mati Listrik Jawa-Bali 2005]], sebanyak 42 perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute [[Jakarta]]-[[Bogor]]-[[Tangerang]]-[[Bekasi]] dibatalkan dan 26 KRL yang sedang beroperasi tertahan di beberapa perlintasan. Diperkirakan hal ini menyebabkan kerugian yang mencapai Rp 200 juta.
14 Tahun silam Pada peristiwa [[Mati listrik Jawa Bali 2005]] dan Tahun 2019 Peristiwa pun terjadi Pada Tanggal 4-5 Agustus 2019 [[Mati listrik Jawa 2019]],
▲14 Tahun silam Pada peristiwa [[Mati listrik Jawa Bali 2005]] dan Tahun 2019 Peristiwa pun terjadi Pada Tanggal 4-5 Agustus 2019 [[Mati listrik Jawa 2019]], seluruh perjalanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line & [[Kereta Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta|KRL Bandara]] terhenti. Ada sekitar 4 perjalanan MRT juga kena imbasnya. Serta LRT Jakarta harus tidak beroperasi terkait pemadaman listrik. Akibat dari peristiwa ini, kerugian mencapai lebih dari Rp 90 miliar.
== Lihat pula ==
|