Djong (kapal): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Referensi dan catatan
Baris 54:
Pada 1322 rahib Odoric dari Pordenone melaporkan bahwa dalam perjalanannya dari India ke Cina ia menumpangi kapal dari tipe ''zunc''[um] membawa sekitar 700 orang, baik pelaut maupun pedagang.<ref>{{Cite book|last=Yule|first=Sir Henry|year=1866|url=https://archive.org/details/CathayAndTheWayThitherVol1|title=Cathay and the way thither: Being a Collection of Medieval Notices of China vol. 1|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=}}</ref>
 
[[Kerajaan Majapahit]] menggunakan jong secara besar-besaran sebagai kekuatan lautnya. Tidak diketahui berapa tepatnya jumlah total jong yang digunakan oleh Majapahit, tetapi mereka dikelompokkan menjadi 5 armada. Jumlah terbesar jong yang dikerahkan dalam sebuah ekspedisi adalah sekitar 400 jong yang disertai dengan [[malangbang]] dan [[kelulus]] yang tak terhitung banyaknya, yakni ketika Majapahit menyerang Pasai.<ref name=":82">Nugroho (2011). h. 286, mengutip ''[[Hikayat Raja-raja Pasai|Hikayat Raja-Raja Pasai]]''", 3: 98: "Sa-telah itu, makmaka disuroh baginda musta'idkan segala kelengkapan dan segala alat senjata peperangan akan mendatangi negeri Pasai itu, sa-kira-kira empat ratus jong yang besar-besar dan lain daripada itu banyak lagi daripada malangbang dan kelulus.". Juga lihat Hill, A. H. (Juni 1960). "[[iarchive:hikayat-raja-raja-pasai/page/2/mode/2up|Hikayat Raja-Raja Pasai]]". ''Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society''. '''33''': h. 98 dan 157: ''Then he directed them to make ready all the equipment and munitions of war needed for an attack on the land of Pasai - about four hundred of the largest junks, and also many barges (malangbang) and galleys.''</ref> Ekspedisi militer terbesar kedua, invasi Singapura pada tahun 1398, Majapahit mengerahkan 300 jong dengan tidak kurang dari 200.000 orang (lebih dari 600 orang di setiap jong).<ref>[[Sejarah Melayu]], 10.4: 77: ... maka baginda pun segera menyuruh berlengkap tiga ratus buah jung, lain dari pada itu kelulus, pelang, jongkong, tiada terbilang lagi.</ref> Di antara jong terkecil yang tercatat, yang digunakan oleh Chen Yanxiang untuk mengunjungi Korea, panjangnya 33 meter dengan perkiraan kapasitas 220 ton bobot mati, dengan awak 121 orang.<ref>{{Cite book|last=Cho|first=Hung-guk|title=Han'guk-gwa Dongnam Asia-ui Gyoryusa 한국과 동남아시아의 교류사 [History of Exchanges between Korea and Southeast Asia]|publisher=Sonamu|year=2009|isbn=|location=Seoul|pages=}}</ref>{{Rp|150, 153-154}} Yang besar dapat membawa 800 orang dan panjangnya mencapai 50 ''depa'' (sekitar 91,44–100 m).<ref>{{Cite journal|last=Tirmizi|first=|date=November 2016|title=Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah|url=|journal=Prosiding Konferensi Sejarah Nasional|volume=4|pages=93-120|via=}}</ref> Sebuah jong Bali yang digunakan oleh Bujangga Manik untuk melakukan perjalanan dari Bali ke Blambangan memiliki lebar 8 depa (14,6-16 m) dan panjang 25 depa (45,7-50 m).<ref>{{Cite book|last=Setiawan|first=Hawe|year=|url=http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/HAWE_SETIAWAN/makalah/Bujangga_Manik.pdf|title=Bujangga Manik dan Studi Sunda|location=|publisher=|isbn=|pages=}}</ref>{{rp|28}}<ref>''Kitab Bujangga Manik'', bait 995-999: ''Parahu patina ageung, jong kapal buka dalapan, pa(n)jangna salawe deupa''. [Perahu ini cukup besar, kapal jong selebar delapan depa, panjangnya 25 depa.]</ref> Kapal ini dipersenjatai meriam sepanjang 3 meter, dan banyak [[cetbang]] berukuran kecil.<ref>{{Cite web|url=http://bapakita.id/berita/391/kapal-terbesar-dunia-yang-dimiliki-kerajaan-majapahit-|title=Kapal Terbesar Dunia Yang Dimiliki Kerajaan Majapahit|last=Solution|first=Kataku co id by Magma IT|website=bapakita.id - Selalu Ada Kata|language=en|access-date=2020-08-07}}</ref> Sebelum [[tragedi Bubat]] tahun 1357, raja [[Kerajaan Sunda|Sunda]] dan keluarganya datang di Majapahit setelah berlayar di laut Jawa dalam armada dengan 200 kapal besar dan 2000 kapal yang lebih kecil.<ref>Berg, C. C., 1927, ''Kidung Sunda''. Inleiding, tekst, vertaling en aanteekeningen, ''BKI'' LXXXIII : 1-161.</ref>{{rp|16-17, 76-77}} Kapal yang dinaiki keluarga kerajaan adalah sebuah jong hibrida Cina-Asia tenggara bertingkat sembilan (Bahasa Jawa kuno: ''Jong sasanga wagunan'' ''ring Tatarnagari tiniru''). Kapal hibrida ini mencampurkan teknik Cina dalam pembuatannya, yaitu menggunakan paku besi selain menggunakan pasak kayu dan juga pembuatan sekat kedap air (''watertight bulkhead''), dan penambahan kemudi sentral.<ref name=":6" />{{rp|272-276}}<ref name=":3">Lombard, Denys (2005)''. [https://archive.org/details/NJ2JA/mode/2up?q= Nusa Jawa: Silang Budaya, Bagian 2: Jaringan Asia]''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Alih bahasa Indonesia dari Lombard, Denys (1990). ''Le carrefour javanais. Essai d'histoire globale (The Javanese Crossroads: Towards a Global History) vol. 2''. Paris: Éditions de l'École des Hautes Études en Sciences Sociales.</ref>{{rp|270}}
[[Berkas:Jan Huyghen van Linschoten Ship of China and Java.jpg|jmpl|Sebuah jong hibrida Cina-Asia tenggara. Bendera yang menampilkan bulan sabit menunjukkan bahwa jong ini berasal dari salah satu kesultanan Islam di [[Indonesia]].]]