Naskah Wangsakerta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Kontroversi: perbaikan kalimat
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10:
* terlalu historis, isinya tidak umum sebagaimana naskah-naskah sezaman (babad, kidung, tambo, hikayat);
* cocoknya isi naskah dengan karya-karya sarjana [[dunia Barat|Barat]] ([[Johannes Gijsbertus de Casparis|J. G. de Casparis]], [[N. J. Krom]], [[Eugene Dubois]] dsb.), sehingga ada dugaan bahwa naskah ini disusun dengan merujuk pada karya para ahli tersebut (tidak dibuat [[abad ke-17]]). Bahkan penyusun Wangsakerta itu juga melakukan kekeliruan yang sama dengan apa yang pernah dibuat oleh De Casparis, yang terungkap setelah ditemukan bukti baru;<ref>https://majalah.tempo.co/amp/ilmu-dan-teknologi/25644/naskah-itu-ternyata-palsu</ref>
* Kurangnya keterangan-keterangan tentang kerajaan [[Tarumanagara]], persis seperti yang didapati di sejarah modern<ref>https://majalah.tempo.co/amp/ilmu-dan-teknologi/25644/naskah-itu-ternyata-palsu</ref>. Jika naskah Wangsakerta bisa menjabarkanmenyebutkan tentangadanya kerajaan [[Salakanagara]] (yang jauhmenurut naskah Wangsakerta lebih tua daripada Tarumanagara) beserta urutan raja-rajanya dengan runtut, seharusnya naskah ini juga terdapat keterangan tentang Tarumanagara dengan lebih terperinci daripada sejarah modern;
* Bahasa Jawa kuno yang dipakai terkesan dikuno-kunokan dan tidak mewakili bahasa akhir abad ke-17. Karena para wali yang hidup di abad ke-15 pun sudah menggunakan bahasa Jawa baru;<ref>https://majalah.tempo.co/amp/ilmu-dan-teknologi/25644/naskah-itu-ternyata-palsu</ref>
* keadaan fisik naskah (kertas/daluang, tinta, bangunan aksara) menunjukkan naskah yang dijadikan rujukan merupakan salinan dan tulisannya kasar, tidak seperti naskah lama pada umumnya.<ref>Kondisi fisik naskah sudah diteliti. Lihat [http://jurnal-humaniora.ugm.ac.id/download/080920060848-nina.pdf Lubis (2002). ''Humaniora'' XIV:20-26]</ref>