Integrasi sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Maulana.AN (bicara | kontrib)
k Penambahan referensi dan perbaikan penulisan
Baris 2:
{{Update|date=Juli 2020}}
{{noref}}
'''Integrasi''' adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Integrasi berasal dari bahasa inggris ''"integration"'' yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam [[sosiologi]], integrasi sosial berarti proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalamke hidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.<ref> {{cite journal|title= Integrasi Sosial dalam Masyarakat Multi Etnik|author= Eka Hendry Ar|journal= Walisongo|volume= 21|number= 1|year= 2013|page= 194|url= https://core.ac.uk/download/pdf/295718795.pdf}} </ref> Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
 
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
'''Integrasi''' memiliki 2 pengertian, yaitu :
* Pengendalian terhadap [[konflik]] dan [[perilaku menyimpang|penyimpangan sosial]] dalam suatu sistem sosial tertentu
* Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
 
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
 
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun [[konflik]] yang terjadi secara sosial [[budaya]].
 
Menurut pandangan para penganut [[fungsionalisme]] struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
* Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya [[konsensus]] (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
* Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (''cross-cutting affiliation''). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (''cross-cutting loyalities'') dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
 
Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (''cross-cutting loyalities'') dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial. Penganut [[konflik]] berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan [[pranata sosial]].
 
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-[[pranata sosial]]
 
== Bentuk Integrasi Sosial ==
Baris 26 ⟶ 15:
** contoh : Sekaten, akulturasi antara budaya Jawa, Islam dan Hindu
 
== Faktor-Faktor Pendorongpendorong ==
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinnya integrasi sosial dalam [[masyarakat majemuk]] yang berbeda latar belakang kebudayaannya, menurut [[Soerjono Soekanto]], yaitu: <ref> {{cite book|title= Pengantar Antropologi, Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi|authors= Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Becca Ayu Hapsari|publisher= Aura Publisher|isbn= 978-623-211-107-3|year= 2019|pages= 128-129|url= http://ubl.ac.id/monograph-ubl/index.php/Monograf/catalog/download/35/60/295-1?inline=1}} </ref> </br>
A. Faktor Internal :
1. Sikap toleransi diantara kelompok-kelompok yang berada dalam suatu [[masyarakat]];</br>
* Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi;</br>
* Tuntutan kebutuhan
3. Sikap saling menghargai terhadap [[kebudayaan]] yang didukung oleh masyarakat lain dengan mengakui kelebihan dan kekurangan masing-masing;</br>
* Jiwa dan semangat gotong royong
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, yang antara lain diwujudkan dalam pemberian kesempatan yang sama bagi golongan minoritas dalam berbagai bidang kehidupan sosial;</br>
5. Pengetahuan akan persamaan unsur-unsur dalam kebudayaan masing-masing kelompok melalui berbagai penelitian kebudayaan khusus (subcultures);</br>
6. Melalui perkawinan campuran antar berbagai kelompok yang berbeda kebudayaan, dan;</br>
7. Adanya ancaman musuh bersama dari luar kelompok-kelompok masyarakat tersebut yang menyebabkan kelompok-kelompok yang ada mencari suatu [[kompromi]] agar dapat bersama-sama menghadapi musuh dari luar yang membahayakan masyarakat.</br>
 
== Syarat keberhasilan integrasi sosial ==
B. Faktor Eksternal :
* Tuntutan perkembangan zaman
* Persamaan kebudayaan
* Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
* Persaman visi, misi, dan tujuan
* Sikap toleransi
* Adanya konsensus nilai
* Adanya tantangan dari luar
 
C. Homogenitas Kelompok
: Dalam masyarakat yang kemajemukannya rendah, integrasi sosial akan mudah dicapai
D. Besar Kecilnya Kelompok
: Dalam kelompok kecil integrasinya lebih mudah.
E. Mobilitas Geografis
: Adaptasi sangat diperlukan mempercepat integrasi.
F. Efektivitas Komunikasi
: Komunikasi yang efektif akan mempercepat integrasi.
G. Integrasi antara dua hati
 
== Syarat Keberhasilan Integrasi Sosial ==
1. Untuk meningkatkan integrasi sosial setiap individu harus dapat mengendalikan perbedaan atau konflik yang terdapat pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
 
Baris 63 ⟶ 37:
* [[Masyarakat]]
* [[Komunikasi]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{sosiologi-stub}}