Balthasar Coyett: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
Hanya pada masa kepemimpinan Balthasar, buruh perkebunan di Banda didata secara mendetail. Di era Gubernur sebelum dan setelahnya, hanya dilakukan perhitungan jumlah buruh, tetapi dengan data yang terbatas. Dalam laporannya, Balthasar mencatat mulai dari nama, jenis kelamin, usia, hingga etnis mereka.<ref name="Leiden" />
 
Balthasar kemudian ditunjuk sebagai Gubernur Ambon pada tahun 1701.<ref name="Leiden" /> Di sana, ia harus menyelesaikan konflik perebutan lahan perkebunan antara penduduk Hunut dan desa-desa sekitarnya, seperti Halong, Soya, dan Mardika. Sempat mendapat angin segar saat kepemimpinan Gubernur Dirk De Haas, penduduk Hunut yang diwakili oleh Timolohalat mendapat keputusan pengadilan yang tidak menguntungkan saat kepemimpinan Balthasar. Penduduk Halong bahkan menerima dokumen kepemilikan lahan yang tercatat di sekretariat VOC. Pada bulan Desember 1705, keturunan kedua pihak kembali bertemu di pengadilan, dan Balthasar menyarankan agar permintaa penduduk Hunut ditolak karena Timolohalat dan keturunannya dianggap orang yang gemar bertengkar.<ref>{{cite web|url=https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/hartakarun/item/08/|publisher=Arsip Nasional Republik Indonesia|title=Keluhan yang disampaikan oleh Penduduk Hunut di Pulau Ambon, 14 Juli 1695}}</ref>
Balthasar kemudian ditunjuk sebagai Gubernur Ambon pada tahun 1701.<ref name="Leiden" />
 
== Kehidupan pribadi ==
 
Balthasar adalah anak dari [[Frederick Coyett]], Gubernur terakhir di [[Formosa (Taiwan)|Formosa]] (saat ini merupakan wilayah [[Taiwan]]), dan Susanna Boudaens. Ia menikah dengan Constantia Pierraerd, dan dikaruniai lima orang anak. Salah satu anak laki-lakinya, [[Frederik Julius Coyett]] (1680–1736), juga merupakanmenjadi pegawai VOC.<ref name="VOC" />
 
== Referensi ==