Neraca transaksi berjalan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Fuji Astuty (bicara | kontrib)
Memperbaiki artikel
Baris 1:
{{rapikan}}
{{tanpa kategori}}
'''Neraca transaksi berjalan''' atau ''current account'' merupakan neraca yang meliputi perdagangan barang dan jasa, penghasilan (''income''), serta transfer berjalan (''current transfer''). Umumnya neraca transaksi berjalan menggambarkan nilai bersih antara sisi debit dan kredit dari seluruh transaksi yang tercatat dalam setiap komponen transaksi berjalan. Transaksi kredit terjadi apabila transaksi tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya hak penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional untuk menerima pembayaran dari negara lain. Sedangkan debit terjadi apabila transaksi tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain<ref>{{Cite book|last=Kuncoro|first=Mudrajad|date=2015|url=|title=Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi|location=Yogyakarta|publisher=UPP STIM YKPN|isbn=|pages=158|url-status=live}}</ref> .
 
Neraca transaksi berjalan menggambarkan dari nilai bersih antara sisi debit dan kredit pada seluruh transaksi yang tercatat dalam setiap komponen transaksi berjalan. Transaksi kredit terjadi jika transaksi tersebut menunjukkan bertambahnya hak penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional untuk menerima pembayaran dari negara lain. Sedangkan debit terjadi jika transaksi tersebut mengakibatkan pertambahan kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain<sup>.</sup>
Sedangkan menurut Todaro mengistilahkan transaksi berjalan (''current account'') sebagai porsi saldo neraca pembayaran yang mencerminkan nilai pasar (''market value'') yang terlihat dari suatu negara, misalnya komoditas perdagangan dan yang tidak terlihat, misalnya jasa pengiriman, atas ekspor dan impor. Neraca transaksi berjalan mencatat aliran masuk (''inflows'') dan aliran keluar (''outflow'') yang bersumber dari transaksi perdagangan barang dan jasa, pendapatan, dan transfer berjalan oleh suatu negara dengan negara mitra dagangnya dalam kurun waktu tertentu. Neraca transaksi berjalan merupakan bagian dari neraca pembayaran. Transaksi dalam neraca transaksi berjalan sifatnya adalah final, sehingga transaksi yang dimaksud tidak terkait dengan transaksi sebelum atau transaksi yang akan datang (Todaro, 2011 dalam Bagaskoro (2019)<ref>{{Cite journal|last=Bagaskoro|first=Mayong Noor|date=2019|title=EFFECT OF EXPORT TRANSACTIONS DURING AND AFTER THE CURRENT INDONESIAN SUBPRIME MORTGAGE|url=http://ecoplan.ulm.ac.id/index.php/iesp/article/download/15/20|journal=Jurnal Ecoplan|volume=2|issue=1|pages=21 - 32|doi=}}</ref>
 
Menurut Bank Indonesia (2008), transaksi berjalan (''current account'') mengukur penerimaan dan pengeluaran Indonesia yang berasal dari transaksi barang dan jasa (''goods and services''), pendapatan (''income''), dan transfer berjalan (''current transfer'') dengan bukan penduduk. Komponen transaksi<ref>{{Cite berjalanjournal|last=Handoko|first=Rudi|date=2010|title=Faktor-faktor adalahyang neracaMempengaruhi perdagangan,Kinerja jasa-jasa,Transaksi pendapatan,Berjalan danIndonesia|url=https://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal/index.php/kek/article/view/54|journal=Kajian transferEkonomi berjalan,dan yaituKeuangan|volume=14|issue=4|pages=3|doi=10.31685/kek.v14i4.54}}</ref> :
# Neraca perdagangan adalah transaksi ekspor dan impor barang (komoditas). Sedangkan ekspor dan impor jasa masuk ke dalam neraca jasa-jasa. Neraca jasa-jasa meliputi transaksi penyediaan jasa oleh penduduk kepada bukan penduduk (arus masuk) dan oleh bukan penduduk kepada penduduk (arus keluar).
# Jasa adalah transaksi penyediaan jasa antara penduduk dan bukan penduduk. Ada 11 jenis jasa yang tercantum dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yaitu jasa transportasi, travel, jasa komunikasi, jasa kontruksi, jasa asuransi, jasa keuangan, jasa computer dan informasi, royalty, dan imbalan lisensi, jasa personal, kultural, dan rekreasi, jasa pemerintah, dan jasa bisnis lainnya.
# Pendapatan adalah hasil yang timbul dari penyediaan factor produksi tenaga kerja dan modal finansial. Pendapatan terdiri dari kompensasi tenaga kerja (''compensation of employees'') dan pendapatan investasi (''investment income''). Kompensasi tenaga kera bersumber dari pekerja musiman yang bekerja kurang dari satu tahun. Pendapatan investasi terbagi tiga yaitu pendapatan investasi langsung (''direct investment income''), pendapatan investasi portofolio (''portfolio investment income''), dan pendapatan investasi lainnya (''other investment income'').
# Transfer berjalan mencatat transaksi sepihak yang melibatkan penyerahan sumber daya tanpa timbal balik (contoh hadiah atau hibah). Unsur terbesar pada neraca transfer berjalan adalah remitansi tenaga kerja (''workers’ remittances''). Transfer ini adalah transfer Tenaga Kerja Indonesia. <ref>{{Cite journal|last=Handoko|first=Rudi|date=2010|title=Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Transaksi Berjalan Indonesia|url=https://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal/index.php/kek/article/view/54|journal=Kajian Ekonomi dan Keuangan|volume=14|issue=4|pages=3|doi=10.31685/kek.v14i4.54}}</ref>
 
Neraca transaksi berjalan yang positif ''(surplus'') mencerminkan bahwa negara tersebut meminjamkan kelebihan tabungannya ke luar negeri, sehingga stok  net  aset bertambah, sedangkan neraca transaksi berjalan yang negatif ''(defisit'') mengimplikasikan negara  tersebut kekurangan dana tabungan untuk investasi domestik, sehingga harus meminjam/berutang ke negara lain. Ada dua faktor utama  yang  selalu mempengaruhi  saldo  transaksiberjalan,  yakni kurs rill mata uang domestik terhadap mata uang asing dan pendapatan bersih domestik.  Perubahan  kurs rill senantiasa mempengaruhi transaksi berjalan, karena perubahan tersebut mencerminkan harga barang dan jasa domestik relatif terhadap barang dan jasa luar negeri. Pendapatan bersih domestik mempengaruhi transaksi berjalan melalui pengaruh  yang  ditimbulkannya  terhadap total pembelanjaan konsumen domestik.<ref>{{Cite journal|last=Rinaldi|first=Mikhral|date=2017|title=ANALISIS PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA|url=http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/download/8511/6884|journal=Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia|volume=4|issue=1|pages=51|doi=}}</ref>.
 
Komponen-komponen transaksi berjalan, yaitu :
Secara teori, neraca transaksi berjalan (𝐶𝐴) juga dapat diukur secara langsung dari hasil penjumlahan ekspor neto (𝑋 ― 𝑀) dan penghasilan neto dari luar negeri atau ''net factor income from abroad'' (R), secara matematis dapat dituliskan dengan rumus (Goyal dan Sharma, 2019 dan Olivei, 2000):
# Neraca perdagangan adalah suatu transaksi ekspor dan impor barang (komoditas). Sedangkan ekspor dan impor jasa masuk ke dalam neraca jasa-jasa., Neraca jasa-jasayang meliputi transaksi penyediaan jasa oleh penduduk kepada bukan penduduk (arus masuk) dan oleh bukan penduduk kepada penduduk (arus keluar).
# Jasa adalah suatu transaksi penyediaan jasa antara penduduk dan bukan penduduk. Ada 11 (sebelas) jenis jasa yang tercantumtermasuk di dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), seperti : yaitu jasa transportasi, travel, jasa komunikasi, jasa kontruksi, jasa asuransi, jasa keuangan, jasa computer dan informasi, royalty, dan imbalan lisensi, jasa personal, kultural, dan rekreasi, jasa pemerintah, dan jasa bisnis lainnya.
# Pendapatan adalah hasil yang timbul dari penyediaan factorfaktor produksi tenaga kerja dan modal finansial. Pendapatan terdiri dari kompensasi tenaga kerja (''compensation of employees'') dan pendapatan investasi (''investment income''). Kompensasi tenaga kera bersumber dari pekerja musiman yang bekerja kurang dari satu tahun. Pendapatan investasi terbagi tiga yaitu pendapatan investasi langsung (''direct investment income''), pendapatan investasi portofolio (''portfolio investment income''), dan pendapatan investasi lainnya (''other investment income'').
# Transfer berjalan mencatat transaksi sepihak yang melibatkan penyerahan sumber daya tanpa timbal balik (contoh hadiah atau hibah). Unsur terbesar padadari neraca transfer berjalan adalah remitansi tenaga kerja (''workers’ remittances'')., Transfer ini adalahyaitu transfer Tenaga Kerja Indonesia. <ref>{{Cite journal|last=Handoko|first=Rudi|date=2010|title=Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Transaksi Berjalan Indonesia|url=https://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal/index.php/kek/article/view/54|journal=Kajian Ekonomi dan Keuangan|volume=14|issue=4|pages=3|doi=10.31685/kek.v14i4.54}}</ref>
 
<center>𝐶𝐴 = (𝑋 ― 𝑀) + 𝑅 (1)</center>
 
sedangkan identitas pendapatan nasional dirumuskan dengan
<center>𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺 + 𝑋 ― 𝑀 (2) </center>
 
dimana 𝑌, 𝐶, 𝐼, 𝐺, 𝑋, dan 𝑀 berturut-turut mewakili PDB, konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor. Ukuran pendapatan lainnya yaitu Produk Nasional Bruto diperoleh dengan menjumlahkan PDB dan penghasilan neto dari luar negeri atau dapat ditulis:
 
<center>𝑃𝑁𝐵 = 𝑌 + 𝑅 (3)</center>
 
sehingga diperoleh:
<center>𝐶𝐴 = 𝑆 ― 𝐼 (4)</center>
 
Dengan demikian, neraca transaksi berjalan juga dapat didefinisikan sebagai kelebihan tabungan (S) atas investasi (I). Dari sudut pandang tersebut, alasan utama defisit transaksi berjalan adalah tabungan domestik yang lebih rendah dibandingkan investasi domestik. Namun, jika defisit transaksi berjalan disebabkan oleh kelebihan impor atas ekspor, menunjukkan bahwa kemungkinan penyebabnya adalah posisi perdagangan internasional ekonomi domestik yang tidak kompetitif. Olivei (2000) mendapati bahwa variabel investasi bertanggung jawab untuk menyeimbangkan neraca transaksi berjalan pada jangka panjang.
 
Menurut Krugman (2012), neraca transaksi berjalan dipengaruhi dua faktor utama, yaitu nilai tukar riil mata uang domestik terhadap mata uang asing dan pendapatan bersih domestik. Nilai tukar riil mempengaruhi transaksi berjalan karena nilai tukar mata uang mencerminkan harga barang dan jasa domestik relatif terhadap barang dan jasa yang diproduksi asing. Sementara pendapatan bersih domestik mempengaruhi transaksi berjalan melalui pengaruh yang ditimbulkan terhadap total belanja konsumen domestik. Dalam berbagai artikel, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara nilai tukar riil dan neraca transaksi berjalan. Seperti penelitian yang dilakukan Gosse dan Serranito (2014), Romelli (2018), Yurdakul dan Cevher (2015), Purwono (2018), Ramadhani dan Daulay (2014), dan Fitri (2014). Namun temuan Affandi dan Mochtar (2013), Noviantoro (2017), dan Purnomo dan Wahyudi (2003) menunjukkan sebaliknya yaitu perubahan perilaku nilai tukar tidak serta merta mempengaruhi dinamika neraca transaksi berjalan. Penelitian yang dilakukan Akbas (2013), Calderon (2002), Handoko (2010), Karahan dan Colak (2017), Gosse dan Serranito (2014), Cavdar dan Aydin (2015), serta Ramadhani dan Daulay (2014) juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendapatan dan neraca transaksi berjalan.<ref>{{Cite journal|last=Fahmi|first=Anisa|date=2020|title=Analisis kausalitas antara neraca transaksi berjalan, pertumbuhan pdb, nilai tukar, dan investasi modal asing langsung|url=http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/download/6236/875|journal=Forum Ekonomi|volume=22|issue=1|pages=3|doi=}}</ref>
 
Dalam teori ekonomi makro terdapat suatu fenomena yang dikenal dengan hipotesis deficit kembar (''twin deficits hypothesis''), yang mengeksplorasi hubungan antara defisit anggaran pemerintah (''budget deficit'') dan defisit transaksi berjalan (''current accounts deficit''). Secara umum ada dua pandangan
 
tentang efek anggaran terhadap keseimbangan eksternal, yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan Ricardian.
 
=== Pendekatan konvensional ===
Berdasarkan pendekatan konvensional, hubungan antara defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan bisa diperoleh dengan menggunakan identitas ''national account'', yang dapat diekspresikan sebagai berikut :'
 
<center>Y= C + I + G + (X-M) (1) </center>
 
Dimana Y = Produk Domestik Bruto (PDB), C = konsumsi, I = investasi, G = pengeluaran pemerintah, X = ekspor dan M = impor
 
Dengan mendefinisikan transaksi berjalan (current account, CA) sebagai perbedaan antara ekspor (X) dan impor (M), dan dengan menata ulang variabel-variabel pada persamaan (1) diperoleh identitas beriktut :
 
<center> CA = Y – ( C + I + G ) (2) </center>
 
Dimana (C + I + G) adalah belanja domestic (absorpsi domestik)
 
Dalam perekonomian tertutup, tabungan (savings, S) sama dengan investasi (I) dan dengan asumsi bahwa Y – C = S, maka diperoleh :
 
<center> S = I + CA  (3) </center>
 
Lebih lanjut, tabungan nasional bisa didekomposisikan menjadi tabungan swasta (S<sub>p</sub>) dan tabungan pemerintah (S<sub>g</sub>), sehingga :
 
<center> Sp = Y – T – C (4) </center>
<center> dan </center>
<center> Sp = T – G (5) </center>
 
dimana T adalah penerimaan pemerintah. Dengan menggunakan persamaan (4) dan (5) dan mensubstitusikannya ke dalam persamaan (3) diperoleh :
 
<center> Sp = I + CA + ( G – Y ) (6) </center>
<center> atau </center>
<center> CA = Sp – I – (G – T) (7) </center>
 
Persamaan (7) menunjukkan bahwa peningkatan deficit (anggaran) pemerintah akan menambah deficit transaksi berjalan apabila peningkatan defisit pemerintah mengurangi tabungan nasional. Misalkan bahwa penerimaan pajak sekarang dianggap konstan dan (Sp – I) tetap sama, peningkatan belanja pemerintah akan menyebabkan defisit pemerintah menaikkan (G – T) dan akan berpengaruh positif terhadap transaksi berjalan. Dalam kasus ini defisit pemerintah yang terjadi karena peningkatan belanja mengurangi surplus transaksi berjalan negara itu, yang dengan kata lain menunjukkan memburuknya keseimbangan eksternal.
 
Pendekatan konvensional juga mengelaborasi hubungan keseimbangan anggaran dan transaksi berjalan (TDH) dengan menggunakan kerangka IS-LM (''Mundell-Fleming framework''). Menurut model ini, defisit anggaran bisa mempengaruhi defisit transaksi berjalan melalui saluran efek suku bunga dan output. Defisit anggaran menaikkan suku bunga yang pada gilirannya merangsang terjadinya aliran modal masuk (''capital inflows'') dan penguatan (apresiasi) nilai tukar mata uang domestik. Penguatan  nilai tukar mata uang domestik akan memperburuk neraca transaksi berjalan melalui peningkatan impor dan penurunan ekspor (Leachman and Francis, 2002; Salvatore, 2006). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ekspansi fiskal melalui peningkatan defisit anggaran mendorong peningkatan output dan impor yang kemudian menyebabkan defisit perdagangan dan pada akhirnya ketidakseimbangan transaksi berjalan (''current account imbalance'') dengan nilai tukar yang menguat .
 
=== Pendekatan Ricardian ===
Pendekatan ''Ricardian'' atau yang lebih popular dengan ''Ricardian Equivalence Hypothesis'' (REH) menegaskan bahwa defisit transaksi berjalan tidak memiliki hubungan dengan defisit anggaran (Barro, 1974 dan 1989). Pendekatan ini menunjukkan bahwa pergeseran antara pajak dan defisit anggaran tidak berpengaruh terhadap suku bunga riil, kuantitas investasi atau keseimbangan transaksi berjalan. Pengaruh pengurangan atau pemotongan pajak saat ini atau peningkatan belanja pemerintah tidak akan mengubah bauran konsumsi sekarang dengan investasi karena beban pajak di masa yang akan datang. Oleh karena itu, tabungan akan bertambah untuk membayar pajak masa mendatang yang meningkat. Ricardian menegaskan bahwa apabila pajak dikurangi, tidak akan terlihat adanya peningkatan pendapatan disposibel, karena pemotongan pajak hanya bersifat temporer. Konsekuensinya, perubahan sekarang dalam pajak tidak mempengaruhi konsumsi sekarang, sehingga tidak berdampak terhadap permintaan agregat. Selain itu, penurunan tabungan pemerintah karena pengurangan pajak akan dikompensasi dengan peningkatan tabungan swasta dalam jumlah yang sama sehingga tabungan nasional tidak terpengaruh. Akibatnya, suku bunga tetap tidak berubah dan tidak terjadi aliran modal. Konsekuensinya, tidak akan terdapat juga efek terhadap neraca transaksi berjalan Dengan kata lain, menurut pendekatan REH defisit anggaran tidak memiliki hubungan kausal dengan defisit transaksi berjalan.<ref>{{Cite journal|last=Nizar|first=Muhammad Afdi|date=2013|title=The Effect of Budget Deficit on Current Accounts Deficit in Indonesia|url=https://mpra.ub.uni-muenchen.de/65609/1/MPRA_paper_65609.pdf|journal=MPRA Paper No. 65609|volume=17|issue=1|pages=92 - 94|doi=}}</ref>
 
<center>Y= C + I + G + (X-M) (1) </center>
== Referensi ==
<references />