Teori BCS: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
menambah referensi dan memperbaiki isi teks
Baris 1:
'''Teori BCS''' adalah teori yang menjelaskan tentang pemasangan dua [[partikel]] dalam [[inti atom]] yang saling terhubung pada waktu yang bersamaan. Teori ini dikemukakan pada tahun 1957 oleh [[John Bardeen|Bardeen]], Cooper, dan [[John Robert Schrieffer|Schrieffer]]. Melalui teori BCS, diketahui bahwa perubahan [[energi]] total dalam sistem yang lebih kecil dipengaruhi oleh fungsi [[gelombang]] dan tingkat energi tertentu dalam pemodelan kulit inti. Gambaran tentang hubungan antarpartikel dalam teori BCS dapat dijelaskan melalui [[Matriks (matematika)|matriks]] interaksi dan persamaan Hamiltonian.<ref>{{Cite journal|last=Nugraha|first=Alpi Mahisha|date=2017|title=Efek pairing pada Isotop Sn (N>82) dalam Teori BCS Menggunakan Sembilan Tingkat|url=https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor_Exacta/article/download/1290/1410|journal=Faktor Exacta|volume=10|issue=2|pages=102|doi=|issn=2502-339X}}</ref>
'''Teori BCS''' (dinamai menurut penciptanya, [[John Berdeen|Berdeen]], [[Leon Neil Cooper|Cooper]], dan [[John Robert Schrieffer|Schrieffer]]) adalah teori yang menjelaskan [[superkonduktor konvensional]], kemampuan beberapa [[logam]] pada [[suhu]] rendah untuk mengkonduksi [[listrik]] tanpa [[hambatan listrik|hambatan]]. Teori BCS memandang [[superkonduktivitas]] sebagai sebuah efek [[mekanika kuantum]] makroskopik. Dia mengusulkan bahwa [[elektron]] dengan [[spin (fisika)|spin]] berlawanan dapat menjadi berpasangan, membentuk pasangan Cooper. Jika terdapat 2 elektron dengan elektron satu yang berperan menyerap phonon dan elektron dua memancarkan phonon virtual, maka elektron kedua akan mendekati elektron pertama sehingga keduanya bergerak secara berpasangan karena gaya tarik dari inti atom kisi yang lebih besar dari gaya tolak antar kedua eletron tersebut. Inilah yang dimaksud pasangan Cooper.
 
== Pemanfaatan ==
Superkonduktor memiliki dua tipe yaitu superkonduktor tipe 1 dan superkonduktor tipe 2. Pembagian tipe ini berdasarkan titik kritis yang dimiliki oleh superkonduktor itu sendiri.
Teori BCS dapat digunakan untuk menjelaskan variasi nilai [[arus listrik]] pada saat nilai [[hambatan listrik]] sama dengan nol. Teori BCS menjelaskan bahwa besarnya arus masukan dan [[dimensi]] [[penghantar listrik]] menjadi penentu lamanya waktu yang diperlukan untuk pemutusan pasangan [[elektron]]. Pemutusan rantai pasangan elektron akan semakin cepat jika arus yang melewati penghantar listrik semakin besar dan sebaliknya.<ref>{{Cite journal|last=Adi et al.|first=|date=2000|title=Faktor Koreksi Dimensi Sampel pada Sifat Listrik Superkonduktor YBa2Cu3O7-x dengan menggunakan metode Four Point Probe|url=http://repo-nkm.batan.go.id/5785/1/PAPER1.pdf|journal=Majalah Batan|volume=33|issue=1|pages=22}}</ref>
Pada superkonduktor tipe 1 hanya memiliki satu titik kritis sehingga medan magnet eksternal dapat menembus superkonduktor.
 
== Referensi ==
Teori BCS hanya berlaku pada superkonduktor tipe 1. Karena berlaku toeri BCS, maka berlaku pula Efek Meissner yaitu fenomena medan magnet tertolak pada suhu kritis karena keadaannya yang diamagnetis sempurna. Superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang arahnya berlawanan dengan medan magnet eksternal, dengan berlakunya Efek Meissner, medan magnet tertolak dan menyebabkan magnet dapat melayang. Pada tipe 1 ini juga berlaku pasangan Cooper.
<references />
Pada tipe 2, superkonduktor memiliki dua titik kritis. Tidak berlaku teori BCS sehingga tidak berlaku pula efek Meissner.
 
Dalam banyak superkonduktor, interaksi menarik antara elektron (dibutuhkan untuk berpasangan) dibawa tidak langsung oleh interaksi antara elektron dan "lattice" kristal bergetar ([[phonon]]).
{{fisika-stub}}