Suku Ambon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sapnor (bicara | kontrib)
k Perbaikan isi.
Sapnor (bicara | kontrib)
Penambahan isi.
Baris 8:
|population={{circa}} 1.550.000|region1={{flag|Indonesia}}|region2={{flag|Belanda}}|pop1={{circa}} 1.500.000|pop2={{circa}} 50.000}}
 
'''Suku Ambon''' ([[Bahasa Ambon|Ambon]]: ''orang Ambong'') adalah sebuah suku campuran [[Suku bangsa Austronesia|Austronesia]]-[[Daftar suku bangsa di Papua|Papua]] yang berasal dari [[Kepulauan Ambon]] dan sisi barat [[KabupatenPulau Seram Bagian Barat|Seram Barat]]. Suku Ambon merupakan suku terbesar di antara [[orang Maluku|orang-orang Maluku]] lainnya, meski banyak darinya yang tersebar sebagai akibat dari perpindahan keluar dari daerah aslinya. Suku Ambon [[Bahasa Ambon|berbahasa Ambon]], bahasa [[Rumpun bahasa Austronesia|rumpun Austronesia]] yang juga menjadi [[Basantara|bahasa pengantar]] di Maluku di samping [[bahasa Indonesia]].{{Sfn|Melalatoa|1995a|p=27}}
 
Suku Ambon merupakan suku yang paling dikenal dan berpengaruh di antara [[Daftar suku di Maluku|suku-suku Maluku lainnya]]. Mereka mulai melebarkan pengaruhnya ketika masa [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|penjajahan Portugis]]. Hal inilah yang menyebabkan sering kali istilah ''orang Ambon'' dipadankan dengan ''orang Maluku.{{Sfn|Melalatoa|1995a|p=27}}'' Setelah kedatangan bangsa-bangsa Eropa yang menyusul penyebaran Islam, suku Ambon dicirikan oleh persaingan Kristen-Islamnya.{{Sfn|Bartels|2017|p=xxxi}}
Baris 24:
== Bahasa ==
{{Main|Bahasa Ambon}}[[Berkas:Kamus_Bahasa_Melayu_Ambon-Indonesia.png|pra=https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kamus_Bahasa_Melayu_Ambon-Indonesia.png|al=|jmpl|227x227px|Kamus Bahasa Ambon–Indonesia.]]
Bahasa utama yang dituturkan oleh suku Ambon adalah [[bahasa Ambon]] atau Melayu Ambon, salah satu bahasa [[rumpun Austronesia]] yang sejatinya merupakan salah satu dialek dari [[bahasaBahasa Melayu|Melayu]] hasil perkembangan bahasa tanah (asli) yang dipengaruhi kuat oleh bahasa Melayu.{{Sfn|Hidayah|2015|p=20}} Menurut pengelompokan bahasa Maluku, bahasa Ambon termasuk dalam [[kelompok bahasa Siwalima]].{{Sfn|Melalatoa|1995a|p=27}} Penggunaan bahasa Ambon yang merupakan dialek bahasa Melayu oleh suku Ambon dilatarbelakangi oleh perdagangan dan penjajahan. Kini, bahasa Ambon tak hanya digunakan oleh suku Ambon, tetapi juga digunakan sebagai [[basantara]] seluruh [[Maluku]] di samping [[bahasa Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=Wahidah|first=|date=21 Maret 2016|title=Keterancaman Bahasa-Bahasa Daerah di Maluku Akibat Dominasi Bahasa Melayu Ambon|url=https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2016/08/keterancaman-bahasa-bahasa-daerah-di-maluku-akibat-dominasi-bahasa-melayu-ambon/|website=Kantor Bahasa Maluku|publisher=Kantor Bahasa Maluku|location=Ambon|access-date=3 Oktober 2020}}</ref>
 
Sementara itu, bahasa tanah yang dituturkan oleh suku Ambon adalah [[bahasa Asilulu]]. Dalam lingkup wilayah budaya Ambon, bahasa Asilulu terbagi menjadi lima belas dialek: lima di [[Pulau Ambon|Ambon]], satu di [[Pulau Haruku, Maluku Tengah|Haruku]], satu di [[Pulau Saparua|Saparua]], satu di [[Nusalaut, Maluku Tengah|Nusalaut]], dan tujuh di [[Pulau Seram|Seram]]. Menurut penelitian terbaru, masing-masing dialek memiliki perbedaan dengan kisaran 52 hingga 77 persen.<ref>{{Cite web|last=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|first=|date=|title=Bahasa Asilulu|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/infobahasa.php?idb=340|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|publisher=Badan Bahasa, Kemdikbud|location=Jakarta Timur|access-date=3 Oktober 2020}}</ref>
Setelah [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur]] menaklukkan seluruh [[Kepulauan Ambon]], gereja-gereja dan sekolah-sekolah yang dibangun di kawasan tersebut menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantarnya dan aksara Latin sebagai aksara menulisnya.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=88–89}} Keputusan menggunakan bahasa Melayu ini telah melalui langkah panjang pemilihan bahasa pengantar yang akan digunakan sebelumnya yang memberikan tiga pilihan: [[bahasa Belanda]], bahasa Melayu, atau bahasa tanah (bahasa Ambon asli). Setelah Belanda gagal menerapkan bahasa Belanda, bahasa Melayu dipilih karena bahasa tanah terlalu sulit dipelajari, bahasa Melayu dapat digunakan di mana-mana, dan keadaan pada masa itu ketika suku Ambon menganggap rendah bahasa aslinya bila dibandingkan dengan bahasa Melayu.{{Sfn|End|2007|p=71}} Alkitab terjemahan ke dalam bahasa Melayu tinggi oleh [[Melchior Leijdecker]] pun mulai diterbitkan pada 1773, disusul oleh terjemahan [[François Valentijn]] ke dalam bahasa Ambon sehari-hari yang tidak pernah diterbitkan.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=89}} Alkitab terjemahan Leijdecker dan keterpencilan [[Maluku Tengah]] inilah yang mendorong pembakuan bahasa Melayu setempat, yakni bahasa Ambon untuk pertama kalinya.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=90}} Pada masa selanjutnya hingga kemerdekaan, bahasa Ambon ditulis oleh [[Alfabet Latin|aksara Latin]] dan [[abjad Arab]]. Aksara Latin digunakan oleh negeri-negeri Kristen, sedangkan abjad Arab digunakan oleh negeri-negeri Islam.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=85}} Bahasa tanah pun hilang karena perlahan-lahan digantikan oleh bahasa (Melayu) Ambon.{{Sfn|End|2007|p=71}}
 
Setelah [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur]] menaklukkan seluruh [[Kepulauan Ambon]], gereja-gereja dan sekolah-sekolah yang dibangun di kawasan tersebut menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantarnya dan aksara Latin sebagai aksara menulisnya.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=88–89}} Keputusan menggunakan bahasa Melayu ini telah melalui langkah panjang pemilihan bahasa pengantar yang akan digunakan sebelumnya yang memberikan tiga pilihan: [[bahasa Belanda]], bahasa Melayu, atau bahasa tanah (bahasa Ambon asli). Setelah Belanda gagal menerapkan bahasa Belanda, bahasa Melayu dipilih karena bahasa tanah terlalu sulit dipelajari, bahasa Melayu dapat digunakan di mana-mana, dan keadaan pada masa itu ketika suku Ambon menganggap rendah bahasa aslinya bila dibandingkan dengan bahasa Melayu.{{Sfn|End|2007|p=71}} Alkitab terjemahan ke dalam bahasa Melayu tinggi oleh [[Melchior Leijdecker]] pun mulai diterbitkan pada 1773, disusul oleh terjemahan [[François Valentijn]] ke dalam bahasa Ambon sehari-hari yang tidak pernah diterbitkan.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=89}} Alkitab terjemahan Leijdecker dan keterpencilan [[Maluku Tengah]] inilah yang mendorong pembakuan bahasa Melayu setempat, yakni bahasa Ambon untuk pertama kalinya.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=90}} Pada masa selanjutnya hingga kemerdekaan, bahasa Ambon ditulis oleh [[Alfabet Latin|aksara Latin]] dan [[abjad Arab]]. Aksara Latin digunakan oleh negeri-negeri Kristen, sedangkan abjad Arab digunakan oleh negeri-negeri Islam.{{Sfn|Leirissa|Ohorella|Latuconsina|1999|p=85}} Bahasa tanah punsebagai hilangbahasa karenaibu pun perlahan-lahan digantikan kedudukannya oleh bahasa (Melayu) Ambon.{{Sfn|End|2007|p=71}}
 
== Catatan kaki ==