Folklor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Disambiguasi
Dare2Leap (bicara | kontrib)
k Menambah pranala dan memperbaiki kesalahan
Baris 13:
# Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.<ref name=":0" />
# Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.<ref name=":0" />
# Menjadi milik bersama (colectivecollective) dari masyarakat tertentu.<ref name=":0" />
# Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga sering kali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur.<ref name=":0" />
 
Baris 27:
* sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair;
* cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale), seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, dan Jaya Prana serta Layonsari dari Bali;
* nyanyian rakyat, seperti “Jali“[[Jali-Jali”Jali]]” dari Betawi.<ref name=":0" />
 
=== Folklor sebagian lisan ===
Baris 43:
Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai berikut:
 
* arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti [[Joglo]] di Jawa, [[Rumah Gadang]] di Minangkabau, [[Rumah Betang]] di [[Kalimantan]], dan [[Honai|Honay]] di [[Papua (wilayah Indonesia)|Papua]];
* seni kerajinan tangan tradisional,
* pakaian tradisional;