Mazhab Maliki: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
# [[Syariat Islam|Syariat]]
Imam Malik memiliki metodologi yang berbeda dibandingkan dengan imam mazhab yang lain. Perbedaan itu diantaranya; (1) Imam Malik menjadikan amal ahli Madinah ([[hujjah]]) lebih dahulu dari qiyas. (2) Imam Malik menjadikan mashlahat mursalah sebagai salah satu penetapan hukum. (3) Imam Malik terkadang memposisikan atsar di atas qiyas. (4) Imam Malik tidak mensyaratkan kamahsyuran hadis dalam urusan perkara umum.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=83}}
 
Imam Malik juga menggunakan [[hadis mursal]].{{Sfn|Al-Qaththan|2013|p=134. : "Mursal menurut bahasa isim maf'ul yang berarti yang dilepaskan. Sedangkan hadis Mursal menurut pengertian istilah adalah hadits yang gugur perawi dari sanadnya setelah tabi'in,"}} Beliau juga mensyaratkan penerimaan [[Hadits ahad|hadis ahad]],{{Sfn|Al-Qaththan|2013|p=113. : "Ahad menurut bahasa mempunyai arti satu. Dan khabarul wahid adalah yang diriwayatkan oleh satu orang. Sedangkan hadits ahad menurut istilah adalah hadits yang belum memenuhi syarat-syarat mutawatir."}} selama hadis itu tidak menyalahi amal ahli Madinah. Imam Malik juga menetapkan hukum dengan istihsan, tetapi tidak sebanyak penggunaannya pada para [[fuqaha]]<nowiki/>mazhab Hanafi. Perbedaan yang paling mencolok dari mazhab Maliki ialah beliau berpegang pada riwayat ahli Hijaz dalam hal perawi Hadis.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=83}}
 
== Perkembangan ==
Baris 52 ⟶ 54:
== Daftar Pustaka ==
 
* Ash' Shiddieqy., M. Hasbi. ''Hukum Islam.'' Jakarta: Pustaka Islam. 1962.
* Al-Qaththan, Syaikh Manna'. ''Pengantar Studi Ilmu Hadits.'' Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2013.
 
== Lihat pula ==