Airlangga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 13:
Dalam serangan itu, [[Dharmawangsa Teguh]] tewas, sedangkan Airlangga lolos ke hutan pegunungan (''wanagiri'') ditemani pembantunya yang bernama [[Mpu Narotama]]. Saat itu ia berusia 16 tahun, dan mulai menjalani hidup sebagai pertapa. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, [[Kudu, Jombang]], [[Jawa Timur]].
 
Setelah tiga tahun hidup di hutan, Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali [[Kerajaan Medang]]. Mengingat kota Wwatan sudah hancur, Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama '''Watan Mas''' di dekat [[Gunung Penanggungan]].<ref>Nama kota ini tercatat dalam prasasti Cane (1021).</ref> Nama ini masih dipakai sebagai nama suatu desa (Desa [[Wotanmas Jedong, Ngoro, Mojokerto|Wotan Mas Jedong]]) di Kecamatan [[Ngoro, Mojokerto|Ngoro]], [[Kabupaten Mojokerto]]. Ketika Airlangga naik takhta tahun 1009 itu, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah [[Sidoarjo]] dan [[Pasuruan]] saja, karena sepeninggal [[Dharmawangsa Teguh]], banyak daerah bawahan yang melepaskan diri.
 
Pada tahun 1023, [[Kerajaan Sriwijaya]] yang merupakan musuh besar [[Wangsa Isyana]] dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari [[India]]. Hal ini membuat Airlangga lebih leluasa mempersiapkan diri untuk menaklukkan [[Pulau Jawa]].
 
== Masa peperanganperluasan wilayah kekuasaan ==
Sejak tahun [[1025]], Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruhnya seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Mula-mula yang dilakukan Airlangga adalah menyusun kekuatan untuk menegakkan kembali kekuasaan [[Wangsa Isyana]] atas [[pulau Jawa]]. NamunUsaha awalnyaini tidak berjalanpenuh dengan baik,perjuangan karenaberat menurutdan [[prasastitidak Terep]]selalu (1032),berjalan Watandengan Mas kemudian direbut musuh, sehingga Airlangga melarikan diri ke desa Patakanmulus. Berdasarkan prasasti Kamalagyan (1037), ibu kota kerajaan sudah pindah ke [[Kahuripan]] (daerah [[Sidoarjo]] sekarang).
 
Airlangga pertama-tama mengalahkan Raja Hasin dari selatan Wengker (sekarang daerah sungai Ngasinan, Kelurahan Kelutan, Trenggalek). Pada tahun 1030 Airlangga mengalahkan Wisnuprabhawa raja Wuratan, Wijayawarma raja Wengker, kemudian Panuda raja Lewa. Pada tahun 1031 putra Panuda mencoba membalas dendam namun dapat dikalahkan oleh Airlangga. Ibu kota Lewa dihancurkan pula.

Pada tahun 1032 seorang raja wanita dari daerah [[Tulungagung]] sekarang("Ratu Lodoyong") berhasil mengalahkan kekuatan pasukan Airlangga., bahkan menghancurkan Istanaistana Watan Mas dihancurkannya. Airlangga terpaksa melarikan diri ke desa Patakan ditemani Mapanji Tumanggala. Peristiwa ini diceritakan dalam [[prasasti Terep]] (1032), danDari membangunsini, ibuia kotamenyusun kekuatan kembali sambil mendirikan istana baru di [[Kahuripan]]. Berdasarkan prasasti Kamalagyan (1037), ibu kota kerajaan sudah pindah ke [[Kahuripan]] (daerah [[Sidoarjo]] sekarang).

Raja wanita yang merusak istana Watan Mas pada akhirnya dapat dikalahkannya. Dalam tahun 1032 itu pula, Airlangga dan [[Mpu Narotama]] mengalahkan Raja Wurawari, membalaskan dendam [[Wangsawangsa Isyana]]. Terakhir, tahun 1035, Airlangga menumpas pemberontakan Wijayawarma, raja Wengker, yang pernah ditaklukannya dulu. Wijayawarma melarikan diri dari kota Tapa namun kemudian mati dibunuh rakyatnya sendiri.
 
== Masa pembangunan ==