Airlangga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 9:
 
== Masa pelarian ==
Airlangga menikah dengan putri pamannya yaitu [[Dharmawangsa Teguh]] (saudara [[Mahendradatta]]) di Watan, ibu kota [[Kerajaan Medang]] (sekarang sekitar [[Maospati, Maospati, Magetan|Maospati, Magetan]], Jawa Timur). Ketika pesta pernikahan sedang berlangsung, tiba-tiba kota Wwatan diserbu Raja Wurawari yang berasal dari Lwaram (sekarang desa [[Ngloram, Cepu, [[Blora]])<ref>''Tim Temukan Situs Wura-Wari di Cepu'', Ekspedisi Bengawan Solo "Kompas" 2007, edisi Sabtu, 16 Juni 2007. ([http://books.google.co.id/books?id=AwPDivJyd40C&pg=PA32#v=onepage&q&f=false versi buku])</ref>, yang merupakan sekutu [[Kerajaan Sriwijaya]]. Kejadian tersebut tercatat dalam prasasti Pucangan (atau Calcutta Stone). Pembacaan Kern atas prasasti tersebut, yang juga dikuatkan oleh de Casparis, menyebutkan bahwa penyerangan tersebut terjadi tahun 928 Saka, atau sekitar 1006/7.<ref>de Casparis, J.G., ''[https://iias.asia/iiasn/18/regions/se8.html Airlangga, The Threshold of the Second Millennium]'', IIAS Newsletter Online, No. 18. Diakses 8 Juli 2008 (alamat baru diakses 3 Des 2013).</ref>
 
Dalam serangan itu, [[Dharmawangsa Teguh]] tewas, sedangkan Airlangga lolos ke hutan pegunungan (''wanagiri'') ditemani pembantunya yang bernama [[Mpu Narotama]]. Saat itu ia berusia 16 tahun, dan mulai menjalani hidup sebagai pertapa. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, [[Kudu, Jombang]], [[Jawa Timur]].
Baris 18:
 
== Masa peperangan ==
Sejak tahun [[1025]], Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruhnya seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Mula-mula yang dilakukan Airlangga adalah menyusun kekuatan untuk menegakkan kembali kekuasaan [[Wangsa Isyana]] atas [[pulau Jawa]]. Namun awalnya tidak berjalan dengan baik, karena menurut [[prasasti Terep]] (1032), Watan Mas kemudian direbut musuh, sehingga Airlangga melarikan diri ke desa Patakan. Berdasarkan prasasti Kamalagyan (1037), ibu kota kerajaan sudah pindah ke [[Kahuripan]] (daerah [[Sidoarjo]] sekarang).
 
Airlangga pertama-tama mengalahkan Raja Hasin dari selatan Wengker (sekarang daerah sungai Ngasinan, Kelurahan Kelutan, Trenggalek). Pada tahun 1030 Airlangga mengalahkan Wisnuprabhawa raja Wuratan, Wijayawarma raja Wengker, kemudian Panuda raja Lewa. Pada tahun 1031 putra Panuda mencoba membalas dendam namun dapat dikalahkan oleh Airlangga. Ibu kota Lewa dihancurkan pula. Pada tahun 1032 seorang raja wanita dari daerah [[Tulungagung]] sekarang berhasil mengalahkan Airlangga. Istana Watan Mas dihancurkannya. Airlangga terpaksa melarikan diri ke desa Patakan ditemani Mapanji Tumanggala, dan membangun ibu kota baru di [[Kahuripan]]. Raja wanita pada akhirnya dapat dikalahkannya. Dalam tahun 1032 itu pula Airlangga dan [[Mpu Narotama]] mengalahkan Raja Wurawari, membalaskan dendam [[Wangsa Isyana]]. Terakhir tahun 1035, Airlangga menumpas pemberontakan Wijayawarma raja Wengker yang pernah ditaklukannya dulu. Wijayawarma melarikan diri dari kota Tapa namun kemudian mati dibunuh rakyatnya sendiri.