Pembunuhan–bunuh diri Ngagel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Pembunuhan–bunuh diri Ngagel''' terjadi pada tanggal 25 September 2008 di Ngagel, Wonokromo, Kota Suraba...'
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 9 September 2020 16.11

Pembunuhan–bunuh diri Ngagel terjadi pada tanggal 25 September 2008 di Ngagel, Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, ketika seorang pengusaha roti bernama Yanuar Stevanus membunuh istri dan kedua putranya, sebelum membunuh dirinya. Kasus ini merupakan salah satu kasus pembunuhan disertai bunuh diri paling mengejutkan di kota Surabaya dan salah satu dari beberapa kasus pembunuhan keluarga (familicide) di Indonesia.

Latar belakang

Yanuar Stevanus (37 tahun) adalah seorang distributor Sari Roti cabang Surabaya.[1][2] Ia menikah dengan Seniwati (36 tahun) serta dikaruniai dua orang anak, Jonathan Johnson (5 tahun) dan Kevin (3 tahun). Menurut pengakuan para karyawan yang juga tinggal di tempat yang sama, Yanuar dikenal sebagai orang yang baik, suka menolong dan setia terhadap para karyawannya, meskipun juga dikenal pendiam.[2][3]

Pembunuhan

Menurut keterangan beberapa saksi, pada tengah malam sebelum kejadian, Yanuar terlihat cemas dan "berjalan mondar-mandir",[4] sebelum pada akhirnya masuk ke kamar. Sekitar dini hari, Yanuar diduga membunuh sang istri terlebih dahulu, yaitu dengan menyayat leher korban (yang juga dibekap pada saat yang bersamaan) dengan menggunakan pisau dapur.[5]

Setelah membunuh istrinya, Yanuar segera menghabisi kedua putranya dengan cara yang sama menggunakan pisau daging yang lebih besar.[5] Setelah itu, Yanuar berusaha untuk membunuh dirinya. Pada awalnya, Yanuar berusaha memotong pergelangan tangan kirinya, lalu mencoba untuk menusuk dada dan perutnya. Pada saat itu, Yanuar juga sempat menuliskan pesan di dinding yang tertulis "Ma, aku diakali orang saja" dengan menggunakan darah.[4][6] Yanuar diyakini tewas beberapa waktu setelah menyayat lehernya.[5]

Penemuan dan investigasi

Seluruh mayat ditemukan pada pukul tujuh pagi hari di dalam kamar tidur oleh para karyawan yang curiga karena sang majikan yang masih belum terbangun dari waktu biasanya.[5] Pelaku diduga melakukan pembunuhan disertai bunuh diri akibat depresi karena masalah bisnis.[7] Empat hari setelah peristiwa, para korban dikebumikan di pemakaman Katolik di Kaliwates, Jember.[8]

Referensi

  1. ^ "Satu Keluarga di Surabaya Tewas Menggenaskan". Viva.co.id. Jakarta. 25 September 2008. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  2. ^ a b "Yanuar Dikenal Dermawan Baik Hati". Kompas.com. Jakarta. 25 September 2020. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  3. ^ "Sebelum Bunuh Diri Yanuar Habisi Keluarganya Sendiri". Tempo.co. Jakarta. 25 September 2020. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  4. ^ a b Rekohadi, Surya Dyan (25 September 2020). "Diduga Bunuh Diri, Sekeluarga Tewas Mengenaskan". Kompas.com. Jakarta. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  5. ^ a b c d "Bunuh Istri dan Dua Anak, Lalu Bunuh Diri". Jpnn.com. Jakarta. 26 September 2020. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  6. ^ "Satu Keluarga Ditemukan Tewas di Surabaya". Bali Post. Denpasar. 26 September 2008. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  7. ^ Tejo, Amir (25 September 2020). "Pembantaian Surabaya Dilakukan Kepala Keluarga?". Okezone.com. Jakarta. Diakses tanggal 9 September 2020. 
  8. ^ "Satu Keluarga Bunuh Diri di Surabaya Dikubur 2 Liang". detikCom. Jakarta. 29 September 2020. Diakses tanggal 9 September 2020.