Kota Langsa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RajarFtfrf (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
RajarFtfrf (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 127:
# '''Taman Hutan Kota Langsa'''. Dikenal juga dengan sebutan Hutan Lindung Kota Langsa, berlokasi di Jalan Perumnas, Desa Paya Bujok Seulemak, Langsa Baro. Taman hutan ini adalah kawasan wisata dengan konsep [[Ruang Terbuka Hijau]] yang juga berfungsi sebagai paru-paru Kota Langsa. Memiliki luas sekitar 10 hektare. Pengunjung bisa merasakan sejuknya suasana alam serta melihat keindahan dan keasrian flora fauna di taman hutan ini. Di taman hutan ini terdapat sekitar 300 jenis tanaman dan puluhan binatang. Pohon damar, pohon merbau merupakan salah satu tumbuhan yang bisa dilihat di sini. Bila beruntung, pengunjung juga bisa menyaksikan bunga bangkai yang sedang mekar. Tapi ini hanya terjadi setahun sekali, biasanya pada November atau Desember. Itupun hanya berlangsung sekitar 4 hari. Koleksi binatangnya juga lumayan banyak. Ada buaya, rusa, ular, musang, kera, landak, dan aneka jenis burung. Kegiatan yang paling digemari, terutama bagi anak-anak yaitu memberi makan rusa. Cukup membeli makanannya berupa wortel yang sudah dirajang, pengunjung pun bisa memberi makan rusa-rusa tersebut.
# '''Hutan Mangrove Kota Langsa'''. Disebut juga dengan nama '''Mangrove Forest Park'''. Kawasan Hutan Mangrove yang terletak di kilometer 10 Kuala Langsa, adalah tempat favorit untuk menikmati wisata alam mangrove bersama keluarga. Hutan Mangrove ini sangat indah, rimbunan pohon bakau atau mangrove terbentang luas di atas lahan rawa pesisir Kuala Langsa ini. Aneka ragam pohon mangrove di hutan mangrove ini adalah salah satu yang terlengkap di dunia. Ada jalan setapak di dalam hutan mangrove sehingga pengunjung bisa masuk ke dalam hutan mangrove dengan sangat nyaman. Pengunjung bisa merasakan sensasi dan sejuknya suasana hutan mangrove yang mungkin tidak bisa didapatkan di kota lain di Aceh.
# '''
# '''Gedung Balee Juang'''. Gedung Balee Juang diresmikan menjadi Museum Kota Langsa oleh Wali kota Langsa [[Usman Abdullah|Tgk. Usman Abdullah, SE]] pada tanggal 22 Januari 2019. Balee Juang adalah gedung peninggalan [[kolonialisme|kolonial]] [[Belanda]]. Arsitektur ala Belanda masih sangat jelas terdapat pada gedung ini. Gedung ini telah ada sejak tahun 1920, yang ketika itu bernama ''Het Kantoorgebouw Der Atjehsche Handel-Maatschappij Te Langsar'', gedung semacam ini hanya ada di Aceh saja ketika itu yaitu di [[Banda Aceh|Kuta Raja]] dan di Kota Langsa.
# '''Pelabuhan Kuala Langsa'''. Pelabuhan Kuala Langsa adalah pelabuhan internasional yang menghubungkan Kota Langsa dengan luar negeri dan juga aktif dengan kegiatan [[Ekspor]] [[Impor]]. Pada hari Sabtu 23 Februari 2013, pelayaran perdana Kota Langsa - [[Penang]] kembali diresmikan setelah sempat vakum pada masa konflik dahulu.<ref>http://www.langsakota.go.id</ref> Pelabuhan ini juga menarik untuk para wisatawan, di sini wisatawan bisa memancing, berenang, bersantai dengan keluarga dan melihat perahu-perahu nelayan yang lalu lalang. Di pelabuhan ini juga banyak dijumpai pedagang yang menjual aneka makanan dan minuman, seperti bakso, jagung rebus, es krim, [[Mi aceh|mie Aceh]], es kelapa muda dan lain sebagainya. Para penjualnya sebagian besar berasal dari desa setempat.
|