Mangkunegara I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambahkan pranala, dan orang penting yang harusnya ada halamannya. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Reverted to revision 15551017 by 125.166.129.103 (talk): Mohon jangan menambahkan pranala yang artikelnya tidak/belum ada Tag: Pembatalan |
||
Baris 16:
|death_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
|nationality = {{flagicon|Kesultanan Mataram}} Mataram - Kartasura
|spouse = '''Permaisuri''' ("Padmi"): K.Rt. Bandara (putri [[Hamengkubuwana I|HB I]] dari
|relations =
|children = 25 orang
|parents = K.Pgr. Arya Mangkunagara dari Kartasura </br>(putra tertua Sunan Amangkurat IV Kartasura)
Baris 23:
}}
'''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I''' (nama lahir '''Raden Mas Said''', {{lahirmati|[[Kartasura, Sukoharjo|Kartasura]]|7|4|1725|[[Surakarta]]|23|12|1795}}) adalah pendiri [[Praja Mangkunegaran]], sebuah [[kadipaten]] agung di Jawa bagian tengah selatan, dan [[Pahlawan Nasional Indonesia]]. Ayahnya bernama
Julukan '''Pangeran Sambernyawa''' diberikan oleh [[Nicolaas Hartingh]], perwakilan [[VOC]]{{fact}}, karena di dalam peperangan R.M. Said selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya.<!--Ia menikah dengan seorang wanita petani bernama Rubiyah, yang terkenal dengan julukannya "Matah Ati". -->
== Riwayat ==
R.M. Said lahir di Kartasura dengan ayah K.P.A. Mangkunegara, putra tertua Sunan Amangkurat IV (Pakubuwana I), penguasa Kesunanan Mataram-Kartasura. Dengan demikian, ia memiliki hak kedua setelah ayahnya sebagai pewaris takhta. Namun demikian, KPA. Mangkunegara secara politik terang-terangan anti-VOC, sikap yang sama dengan adiknya, KPA Mangkubumi, dan BRM. Said sendiri. Sikap politik ini membuat KPA Mangkunegara dibuang ke Sailan (Srilanka) oleh VOC, setelah intrik di antara keluarga sendiri.
Perjuangan R.M. Said dimulai bersamaan dengan pemberontakan laskar Tionghoa di Kartosuro pada [[30 Juni]] [[1742]] yang dipimpin oleh [[Raden Mas Garendi]] (juga disebut "Sunan Kuning"), mengakibatkan tembok benteng kraton Kartasura setinggi 4 meter roboh. Pakubuwono II, Raja Mataram ketika itu melarikan diri ke Ponorogo. ketika itu RM Said berumur 19 tahun. Dia bergabung bersama-sama untuk menuntut keadilan dan kebenaran atas harkat dan martabat orang orang Tionghoa dan rakyat Mataram, yang ketika itu tertindas oleh Kumpeni Belanda ([[VOC]]) dan Rajanya sendiri [[Pakubuwono II]].Geger pecinan ini berawal dari pemberontakan orang-orang Cina terhadap VOC di [[Batavia]]. Kemudian mereka menggempur Kartasura,yang dianggap sebagai kerajaan boneka dari Belanda. Sejak Pasukan Cina mengepung kartasura pada awal 1741, para bangsawan mulai meninggalkan Kraton Kartasura. RM Said membangun pertahanan di Randulawang, sebelah utara Surakarta, Ia bergabung dengan laskar Sunan Kuning melawan VOC. Said diangkat sebagai panglima perang bergelar Pangeran Perang Wedana Pamot Besur. Ia menikah dengan Raden Ayu Kusuma Patahati. Adapun Pangeran Mangkubumi justru lari ke Semarang, menemui penguasa Belanda dan meminta dirinya dirajakan. VOC menolak permintaan itu. Ia kemudian bergabung dengan Puger di Sukowati. Berkat bantuan Belanda, pasukan Cina diusir dari Istana Kartasura, enam bulan kemudian, Paku Buwono II kembali ke Kartasura mendapatkan istananya rusak. Ia memindahkan Istana Mataram ke Solo (Surakarta). Kebijakan raja meminta bantuan asing itu, ternyata harus dibayar mahal. Wilayah pantai utara mulai Rembang, Jawa Tengah, hingga Pasuruan, Surabaya dan Madura di Jawa Timur harus diserahkan kepada VOC. Setiap pengangkatan pejabat tinggi Keraton wajib mendapat persetujuan dari VOC. Posisi raja tak lebih dari Leenman, atau “Peminjam kekuasaan Belanda”. Pangeran Mangkubumi, akhirnya kembali ke Keraton.
Pangeran Mangkubumi lalu bergabung dengan Mangkunegoro, yang bergerilya melawan Belanda di pedalaman Yogyakarta, Mangkunegara dalam usia 22 tahun, dinikahkan untuk kedua kalinya dengan Raden Ayu Inten, Puteri Mangkubumi. Sejak saat itulah RM Said memakai gelar Pangeran Adipati Mangkunegara Senopati Panoto Baris Lelono Adikareng Noto. Nama Mangkunegara diambil dari nama ayahnya, Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura, yang dibuang Belanda ke Sri Langka. Ketika RM Said masih berusia dua tahun, Arya Mangkunegara ditangkap karena melawan kekuasaan Amangkurat IV (Paku Buwono I) yang dilindungi VOC dan akibat fitnah keji dari Patih danureja. Mungkin karena itulah, Said berjuang mati-matian melawan Belanda. Melawan Mataram dan Belanda secara bergerilya, Mangkunegara harus berpindah-pindah tempat. Ketika berada di pedalaman Yogyakarta ia mendengar kabar bahwa Paku Buwono II wafat. Ia menemui Mangkubumi, dan meminta mertuanya itu bersedia diangkat menjadi raja Mataram. Mangkubumi naik tahta di Mataram Yogyakarta dengan gelar Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Senopati Ngaloka Abdurrahman Sayidin Panotogomo. Penobatan ini terjadi pada “tahun Alip” 1675 (Jawa) atau 1749 Masehi. Mangkunegoro diangkat sebagai Patih –perdana menteri– sekaligus panglima perang dan istrinya, Raden Ayu Inten, diganti namanya menjadi Kanjeng Ratu Bandoro. Dalam upacara penobatan itu, Mangkunegara berdiri di samping Mangkubumi. Dengan suara lantang ia berseru, “Wahai kalian para Bupati dan Prajurit, sekarang aku hendak mengangkat Ayah Pangeran Mangkubumi menjadi raja Yogya Mataram. Siapa dia antara kalian menentang, akulah yang akan menghadapi di medan perang” meski demikian, pemerintahan Mataram Yogyakarta berpusat di Kotagede itu tidak diakui Belanda. Setelah selama sembilan tahun berjuang bersama melawan kekuasaan Mataram dan VOC, Mangkubumi dan Mangkunegara berselisih paham, pangkal konflik bermula dari
RM Said berperang sepanjang 16 tahun melawan kekuasaan [[Mataram]] dan Belanda. Selama tahun 1741-1742, ia memimpin laskar Tionghoa melawan Belanda. Kemudian bergabung dengan [[Pangeran Mangkubumi]] selama sembilan tahun melawan Mataram dan Belanda, 1743-1752. [[Perjanjian Giyanti]] pada [[13 Februari]] [[1755]], sebagai hasil rekayasa [[Belanda]] berhasil membelah bumi Mataram menjadi dua, [[Surakarta]] dan [[Yogyakarta]], merupakan perjanjian yang sangat ditentang oleh RM Said karena bersifat memecah belah rakyat Mataram.
Baris 69:
== Putra Mahkota ==
Tradisi
Ketika putra mahkota sudah menjadi raja Mataram, nama dan gelar seperti RM.
Ketika penggeseran kedudukan putra mahkota dilakukan oleh kelompok RM.
Penggeseran kedudukan putra mahkota tidak menghilangkan jabatan di kerajaan karena di
Keberhasilan lawan lawan Mangkunegara dalam menyingkirkan putra mahkota sah ini selanjutnya akan dibayar mahal oleh
Pada satu sisi pernyataan kepala garnisun
Dari peristiwa penggeseran putra mahkota Mataram ini, sekilas sudah dapat dicatat adanya satu kelompok yang akan bertahan sampai pada batas limit perjuangan.
Baris 87:
Mataram yang yang tua akhirnya menerima nasib dibagi menjadi dua yang sama saja menamatkan keberadaannya sedang mataram yang muda bertahan dan menjelma menjadi Mangkunegaran.
Dalam percaturan politik Jawa mau tidak mau dua keraton lain dan belanda harus menerima Mangkunegaran sebagai neraca keseimbangan poltik. Meski posisi diatas kertas kedudukan Mangkunegaran di posisikan sebagai yang di bawah kerajaan karena status
== Lihat pula ==
|