'''Ahlul Hadits''' adalah [[orang]]-orang atau golongan yang dalam menetapkan [[hukum]] berpegang teguh kepada [[Al-Qur'an]] dan [[hadits]] [[Nabi Muhammad]] Shallahu'alaihi wassalam saja.<ref name=a>Shadily, Hassan.''Ensiklopedia Indonesia''.Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve. Hal 115</ref> Mereka juga umum disebut golongan '''Atsari''', '''tradisionalis''' dan '''Hanbali''' (berkaitan tapi tidak selalu sama dengan [[mazhab Hanbali]] di ranah fiqih). Mereka tidak mau menetapkan hukum atas dasar ijtihad.<ref name=a/> Istilah ini timbul pada masa ke dua dari sejarah pembinaan hukum [[Islam]], dimulai sejak wafatnya [[Rasulullah]] dan diakhiri pada pertengahan abad ke-2 [[Hijriyah]].<ref name=a/> Masa ini dinamai pula dengan periode sahabat.<ref name=a/> Dalam menetapkan hukum, sebagaian para [[sahabat]] Nabi dan pengikutnya membatasi diri pada sumber hukum yang terdiri dari AlQur’an dan Hadits.<refMereka name=a/>berpegang Merekateguh tidakpada maudalil mempergunakannaqli [[qiyas]](AlQur’an (analogidan Hadits) yanguntuk bersumbermemurnikan padaajaran akalIslam pikirandari sumber sumber yang tidak jelas.<refname=a/>Adapun Merekajika berpegangsuatu teguhpermasalahan padatidak memiliki dalil naqlimaka (AlQur’anmereka danakan Hadits)menggunakan ijtihad dan tidakjuga mauqiyas memakaiyang [[dalil]]tentunya [[aqli]]memiliki (rasio),syarat lainsyarat halnyayang denganketat sebagai kehati-hatian ahlurdalam ra’yimembuat cabang hukum baru.<refname=Allahu a/>'lam.